Mereka pun sampai di tempat pangkas rambut dekat dengan sekolah mereka
"Bang mau potong rambut."
"Beres neng, mau model apa?"
"Pokoknya bikin dia jadi lebih ganteng."
"Ok kalo gitu neng silahkan duduk, tunggu pacarnya selesai potong rambut dulu."
Illy pun tak menggubris perkataan Abang tukang pangkas rambutnya, ia lalu duduk sembari memainkan ponselnya. Dia sesekali melihat bintang dari kaca depan bintang tempat bintang memangkas rambut
"Nah udah selesai."
"Cepet banget bang."
"Orang cakep mah gampang neng dibikin model kaya apa juga udah cakep, jadi gampang deh."
"100 buat abangnya deh."
"Gimana neng cakep nggak."
"Emang ganteng dari oroknya bang, jadi rambutnya nggak ngaruh mau model kaya apa juga tetep ganteng."
"Yaelah neng kalo itu mah Abang juga tau, dasar orang kalo udah bucin mah susah ya."
"Alah si Abang kaya pernah ngerasain bucin aja."
"Idih si neng nggak tau kalo Abang ini jadi incaran para kaum remaja."
"Iya lah, kan Abang tukang pangkas jadi incaran para remaja laki-laki buat potong rambut kan haha."
"Yailah si neng tau aja haha."
Obrolan random dari tukang pangkas rambut dan kailly pun akhirnya membuat bintang tersenyum, senyum hangat dari laki-laki yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, senyuman hangat dari laki-laki yang tak pernah mengecap kebahagiaan dalam hidupnya
Ia laki-laki yang tulus dalam berbuat kebaikan, tak pernah ia menyalakan tuhan atas hidupnya yang penuh penderitaan, ia terlihat kuat namun banyak luka pada raga dan Jiwanya, bagaimana mungkin dia yang begitu baik diperlukan layaknya bukan manusia. Dia juga butuh keadilan, Tuhan memberikan jalan terlalu terjal untuk orang yang bahkan lemah dalam berjalan
"Kita ke situ dulu ya?" kata Illy sembari menunjuk taman pinggir jalan yang sedang mereka lalui
Bintang pun hanya mengangguk setuju, merekapun duduk sembari melihat kearah jalan raya yang sedang dipadati oleh kendaraan yang entah kemana tujuan mereka
"Kenapa Lo harus pura-pura kuat sih bintang, kalo Lo sakit bilang sakit jangan bilang nggak papa!!"
"Kadang ada rasa sakit yang nggak perlu kita ungkapkan."
"Lo salah!!!semua rasa sakit harus kita ungkapkan meskipun itu cuma goresan luka kecil."
"Tapi nggak semua orang ngertiin keadaan kita, kadang kita ngomong aja mereka nggak perduli dan untuk apa kita sia-sia ceritain rasa sakit kita kalo ujung-ujungnya cuma biar dapat rasa kasihan."
"Bintang__"
"Kamu bantuin saya karna kamu kasihan dengan keadaan saya?" tanya bintang tiba-tiba
"Nggak, gue nggak kasihan sama Lo tapi nggak tau kenapa perasaan gue nyuruh gue buat selalu ada di samping Lo dan gue juga bakal jadi pelangi yang bisa membuat warna dalam hidup Lo."
"Maksud kamu?"
"Mulai sekarang kita hadepin dunia yang kejam ini sama-sama, sakitnya Lo, hari-hari menderita Lo, keluh kesah Lo, semuanya Lo harus ceritain ke gue. Karna entah perasaan apa gue juga nggak tau tapi sekarang gue mulai terbiasa dengan kehadiran Lo disamping gue, dan gue nggak mau kalo sampe Lo pergi dari hidup gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang [Park Jisung]✓ END
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] ⚠️ terdapat kata-kata kasar dan kekerasan harap bijak dalam membaca ⚠️dilarang keras plagiat karna mikir alur nggak semudah bikin kue Inilah cerita bintang Aditama yang hidup dengan sejuta luka namun ia balas dengan senyu...