"Dikata gue jualan kagak ngemodal apa ya? Gak bisa, gue ini jualan, bukan mau sedekah."
"Yaelah, Bang. Saya cuma ada 15.000 duitnya."
"Kalo tau duitnya cuma ada segitu, ngapain jajan sebanyak ini?"
"Jajanannya bukan buat saya, Bang—"
"Balik aja sono, gak usah lu beli-beli di gue."
"Kurangin aja barangnya, apa yang bisa dibeli sama duit 15.000 aja dah."
Perdebatan antara pemilik warung dan juga seorang siswa SMA itu tak luput dari pandangan dan pendengaran Dimas.
Melihat bagaimana suara berisik dari si pemuda itu, hingga berubah menjadi lesu dan menundukkan kepalanya. Entah mengapa membuat Dimas tersentuh hatinya.
"Gak usah, kasih aja semua yang udah dia pilih. Biar saya yang bayar aja, Bang. Sekalian sama rokok sebungkus."
Perkataan tiba-tiba dari Dimas itu sontak saja langsung menarik perhatian si yang lebih muda.
"Hah?" Pemuda itu jelas saja kebingungan.
"Bawa aja jajanannya, duit 15.000-nya juga simpen aja." Ujar Dimas seraya menyerahkan kantung kresek yang berisikan makanan milik si pemuda.
"Seriusan ini dibayarin?" Tanyanya masih tak percaya.
"Iya." Jawab Dimas singkat.
"Makasih banyak ya. Oh iya, boleh tuker nomor telfon gak? Sebagai gantinya nanti tinggal hubungi saya aja. Saya siap buat ngelakuin apa aja kok." Cerocos pemuda itu sembari menyodorkan ponsel miliknya pada Dimas.
"Gue gak akan minta ganti kok." Namun, tetap tangan Dimas menerima ponsel pemuda itu dan mengetikkan nomor miliknya.
"Hehehe, oke sip, nanti saya hubungi. Sekali lagi, makasih banyak ya, Om." Ucap pemuda itu kemudian berlari dengan gembira.
"Iya sama-sama. Eh—"
"—Om?"
"WOY BOCAH, GUE BUKAN OM-OM!" Teriak Dimas yang baru menyadari panggilan dari yang lebih muda.
【ＯｎｌｙＹｏｕ】
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
