Pukul 3 dini hari, Azzura sudah terbangun dari tidurnya yang tak lelap itu. Memang sudah menjadi rutinitasnya untuk bangun dan bersiap membantu sang ibu di dapur pada dini hari.
"Aa." Azzura yang tengah menata apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan sang ibu, menoleh.
"Kenapa, Bu? Ibu butuh apa?" Tanyanya lembut.
"Maaf kalau Ibu lancang, tapi apa Aa punya simpanan uang? Sedikit saja, untuk bayar SPP adik-adik kamu, sudah nunggak tiga bulan. Mereka mengeluh sama Ibu, takut katanya gak bisa ikut ujian di sekolah, terutama Willa." Jelas Ibu.
"Ibu kenapa baru bilang sama Aa?"
"Ibu malu, Ibu takut merepotkan Aa. Andai saja adik-adik kamu itu dapat bantuan seperti kamu dulu, pasti Ibu gak perlu khawatir tentang biaya sekolah mereka."
"Ibu ini ngomong apa? Siapa yang ngerepotin Aa? Lagipula adik-adik Aa itu juga udah berusaha, Bu. Mereka udah belajar dengan giat supaya dapat bantuan, tapi memang belum rezeki.
Udah, pokoknya Ibu tenang aja. Nanti Aa yang carikan uang untuk bayar SPP mereka." Senyuman semanis madu itu Azzura berikan untuk malaikat tak bersayap di hadapannya.
"Maafin Ibu dan bapak ya, Nak. Maafkan kami yang susah, sampai harus membuat kalian sengsara."
"Sshh~ Aa, Willa, dan Jehan gak pernah merasa sengsara, karena di sini, kami hidup didampingi dua manusia hebat dan kuat, kayak Ibu dan bapak."
Azzura mendekat pada sang ibu, memeluk tubuh ringkih itu dengan penuh kehangatan dan kasih sayang.
"Aa."
"Iya, Bu?"
"Terima kasih ya sudah tumbuh dengan baik dan menjadi anak Ibu yang kuat." Ucap Ibu seraya mengecup kening dan kedua pipi putra sulungnya.
Malaikat tak bersayapnya itu adalah segalanya bagi Azzura.
Maka, jika ibu tak ada, Azzura hilang arah.
【Only You】
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You - Nomin AU (DISCONTINUED)
Fanfiction"Om-" "Stop panggil gua om." "Bodo amat, wle!" Nomin BxB Age gap