Hari belum berakhir. Masih ada malam panjang yang akan mereka lewati kali ini.
Namun, jika sebelumnya Azzura sangat menantikan kegiatan yang akan mereka lakukan ketika di sini.
Tapi kini, justru ia ingin semuanya segera terlewati. Tanpa terkecuali.
Rasanya ia masih terlalu mengambang dengan kejadian beberapa jam yang lalu.
“Lu ngapa sih? Daritadi mojok aja kek nahan berak, mules lu?” Suara nyaring Harrel menarik perhatian para jiwa muda yang tengah berkumpul di halaman belakang villa milik Dimas tersebut.
“Kagak ya anjir, gila lu.” Sanggah Azzura yang kini menjadi pusat perhatian akibat sahabatnya.
“Terus lu kenapa diem begitu? Mana mojok mulu.”
“Gue gapapa, sumpah. Udah lu manggang aja yang bener, gosong tuh.”
Dimas yang sedari tadi memperhatikan, rasanya tahu apa yang jadi penyebab diamnya si kecil yang duduk jauh di seberangnya.
Tentu saja, dirinya yang menjadi sebab atas hilangnya ceria Azzura malam ini.
“Eh, Bang. Mau kemana?” Tanya Jehan saat Dimas bangkit dari duduknya.
“Ke kamar, pusing pala gue. Kalian lanjut aja ya, gue mau istirahat.”
“Abang sakit? Ada obatnya gak? Willa ada bawa obat. Bentar ya Willa ambil dulu.”
“Gak usah, Abang juga bawa kok.” Tolak Dimas seraya menghentikan pergerakan si gadis satu-satunya itu.
“Tapi you belum makan, jangan langsung minum obatnya. Minimal you isi dulu sedikit perutnya.” Seru Richard yang diangguki Harrel di sampingnya.
“Di kamar ada roti kok, gue isi pake itu aja. Udah ya kalian lanjut tanpa gue, gapapa, kan?”
“Aman, Bang. Nanti dagingnya gue pisahin, biar sekalian Zura nanti yang bawain ke kamar.”
Mendengar perkataan Harrel, tentu saja langsung membuat Dimas dan Azzura secara tak sadar saling menatap satu sama lain. Walaupun dengan secepat kilat juga keduanya membuang arah pandang.
“Kok gue sih?” Protes Azzura yang langsung mendapat timpukan satu buah tomat dari Harrel.
“Ya, kan elu sekamar sama doi. Tolol.” Greget Harrel.
“Udah, gak perlu repot-repot mikirin gue. Kalian nikmatin aja ya.”
Selanjutnya, Dimas benar-benar meninggalkan halaman. Karena ia tahu, semakin lama ia diam di sana, mungkin itu akan semakin membuat si kecilnya tak nyaman.
Namun, ada satu hal yang tak Dimas sadari saat kakinya melangkah pergi. Ada satu pasang mata yang memperhatikannya sampai punggungnya tak lagi terlihat oleh netranya.
【Only You】
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You - Nomin AU (DISCONTINUED)
Fanfiction"Om-" "Stop panggil gua om." "Bodo amat, wle!" Nomin BxB Age gap