𝐃𝐀𝐘 𝟔

1.4K 285 9
                                    

Arisu menatap dirinya sendiri di pantulan kaca, dia mengingat wanita yang kepalanya meledak karena permainan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arisu menatap dirinya sendiri di pantulan kaca, dia mengingat wanita yang kepalanya meledak karena permainan ini. Dia tidak mau mati. Arisu menjatuhkan obeng yang dipegangnya dan mulai menangis sementara Chota masih bersusah payah untuk menahan Shibuki.

"Aku tak tahu harus bagaimana lagi." Katanya dengan putus asa,

"Lepaskan aku!" Arisu bisa mendengar teriakan Shibuki dari alat yang dipakainya. "Maaf.. maaf." Dia menangis, "Apa gunanya meminta maaf sekarang? Arisu!" Balas Karube. Suaranya terdengar sangat serak dan lemah.

"Pada akhirnya.. hanya itu ucapanmu?" Karube terpincang karena sakit di perutnya, Arisu bersembunyi saat melihat Karube yang mendekat. "Sejak kau berhenti kuliah.. Oi.. Yang kau lakukan hanya meminta maaf! Oi!!"

"Maaf.. Maaf!" Dia memeluk dirinya sendiri, dan merasa sangat tidak berguna. Sambil terus-menerus meminta maaf "Maaf.."




"Selamat atas penerimaanmu, Hajime. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Ibumu juga akan senang." Kata ayah Arisu, pada saudaranya. "Tapi ini baru permulaan. Jika aku kuliah, mungkin akan berakhir seperti kakak." Katanya. "Kakakmu tak bisa serius pada apapun. Tapi kamu bisa. Kau punya sesuatu untuk dikejar." Balas ayahnya, "kau berbeda dari Ryohei."

"Ryohei, kenapa kau tak kemari dan ikut makan?" Pria itu menatap anak sulungnya yang tengah memainkan game di ponselnya. Dia tetap diam dan memainkan ponselnya.



"Jika kau akan menjadi pecundang selamanya biarkan aku menjadi serigala!" Seru Karube, entah darimana. Arisu masih menangis ketakutan, seluruh tubuhnya bergetar. Dia tidak tahu dengan apa yang harus dilakukannya "Arisu!!"

"Sisa waktu, lima menit."

"Sudah cukup." Sentak Chota, "Aku tak peduli siapa yang bertahan. Tapi aku tak mau berakhir seperti ini!" Serunya, dia masih mencegah Shibuki untuk kabur. Karube tersadar, dia meraih cincin yang seharusnya dia berikan kepada cinta sejatinya. Arisu masih diam menangis dan memeluk dirinya sendiri.




"Yah, ayah tak berharap banyak padamu." Kata ayahnya. Namun pria muda itu tak peduli dengan kata-katanya dan melanjutkan permainan di ponselnya. Arisu menoleh dan melihat tiga orang bodoh di luar. Dia diam-diam tertawa saat melihat wajah mereka.

Mereka muncul lagi, lalu tersenyum pada Arisu. Mengisyaratkan dirinya untuk keluar dan Nongkrong bersama mereka.

"Hahaha!"

"Heyy!!"

"Sialan kamu, Y/n!!"

Keempatnya melakukan balapan lari dan saling menyenggol satu sama lain. Mereka kemudian berakhir di bawah jembatan tol, menikmati semangkuk ramen hangat dan berbagi tawa.

𝐀𝐓𝐀𝐑𝐀𝐗𝐈𝐒! alice in borderland x reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang