𝐃𝐀𝐘 𝟏𝟖

1.5K 274 32
                                    

"Bagaimana perasaanmu?" Usagi bertanya, Arisu mengambil nafas panjang sebelum menjawab "Dia memaafkanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana perasaanmu?" Usagi bertanya, Arisu mengambil nafas panjang sebelum menjawab "Dia memaafkanku. Kurasa." Jawabnya. "Kau rasa, itu tidak meyakinkan sekali.." balas Usagi. "Apa kau bertanya Informasi padanya?" Arisu menggeleng, "Dia hanya bilang untuk berhati-hati pada Kucing."

"Kucing?"




Y/n menghabiskan waktu di bar untuk minum siang itu. Ini adalah gelas- tidak, botolnya yang ke 5. "Ah!! Mabuk memang obat dari segala emosi ya?" Dia mengoceh sendiri, hingga seseorang datang dan duduk di dekatnya. "Oh! Kau!" Y/n menunjuk pria itu, "Konnichiwa, Y/n-san!"

"Sudah ku duga kau memang orang Beach, Seb!"

"Namaku Sen."

"Terserah." Y/n meneguk botolnya, "Apa Nishimura memintamu untuk mengawasiku atau apa?" Dia bertanya. Sen terkejut niatnya sudah terbongkar, tapi dia berusaha tetap tenang "Namanya yang benar itu Chishiya. Kurasa kamu mabuk berat, Y/n-san."

"Terus~?"

Y/n cemberut, "Apa aku boleh bertanya tentang sesuatu?" Sen bertanya. "Kalau kau mau mengorek informasi dariku saat mabuk, jawabannya tidak." Y/n membalas. Sekali lagi, pria itu terkejut. "Ketahuan lagi.." dia bergumam pelan sehingga Y/n tidak mendengarnya.

"Tapi satu pertanyaan kurasa tidak apa-apa.. minta satu botol lagi!"

"Eh, benarkah??"

"Boong deh~ hihihi." Y/n terkikik, Sen menghela nafas panjang. "Kok bisa sih anda masuk ke militan." Dia berkata dengan bingung, Y/n masih mendengarnya dengan jelas "Kan jawabannya mudah. Kekuatan." dia menjawab sambil kembali meneguk alkohol itu. Sen memesan minuman lalu bertanya padanya, "Bagaimana jika tumbang?" dia bertanya.

"Kalau begitu bangkit lagi. Untuk apa diam saja? Tidak ada gunanya."

"Jika jatuh lagi?"

"Kau ini ternyata tipe yang gampang menyerah, ya? Kalau begitu mati saja. Hidup pun tak berarti, kan?" Y/n membalas dengan nada sebal. Sen terdiam tuk sesaat, "Apa hanya kekuatan yang terpenting?" Dia bertanya lagi. "Tidak. Walau kau memang terkadang butuh kekuatan untuk segalanya. Kau juga harus pintar dan tidak boleh gegabah!" Y/n menyentil dahi Sen, "aduh!!"

"Kau harus bisa mengendalikan sekitarmu."

Sen memiringkan kepalanya, "Apa maksudnya itu mengendalikan emosi atau suasana?" dia bertanya dengan tatapan bingung. Y/n menatap Sen dengan tatapan sama bingungnya, "Kau ini bicara apa? Aku bilang, Kendalikan sekitarmu." Wanita muda itu memutar kursinya dan menatap kerumunan yang sedang berpesta.

Sen sekarang paham dengan apa yang dibicarakan oleh Y/n, "Terima kasih, Y/n-san."

"Sama-sama, kurasa?" Wanita itu tidak khawatir, karena itu pasti bukan pertanyaan sebenarnya yang ingin Sen tanyakan. Y/n melirik Sen yang perlahan berjalan menjauh, "Hmm.." dia kemudian menatap kearah botol yang ia pegang dan berpikir apakah dia harus bermain hari ini. "Visaku masih ada lebih dari seminggu.." Katanya pada diri sendiri, "oke deh." Y/n bangkit dari kursinya lalu berjalan dengan sempoyongan ke kamarnya.

𝐀𝐓𝐀𝐑𝐀𝐗𝐈𝐒! alice in borderland x reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang