𝐃𝐀𝐘 𝟏𝟎

1.5K 292 13
                                    

Arisu terbaring di jalanan, sendirian dengan tatapan mata kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arisu terbaring di jalanan, sendirian dengan tatapan mata kosong. "Kau pria dari permainan kemarin.." seorang wanita muda dengan rambut pendek menghampirinya, dia melihat betapa putus asanya pria itu. "Kau ingin hidup?" Dia bertanya, namun Arisu tetap diam hingga wanita itu mendekat untuk mendengarnya "Aku.. juga akan mati."

"Begitu. Aku mengerti." Gadis itu pergi meninggalkannya.

Arisu tetap berbaring di jalanan sepi itu, dia masih di sana tanpa makan dan minum. Menyesali perbuatannya. Dia bahkan tak berani menatap wajah Y/n walaupun sebentar. Maka dari itu, dia tidak pernah kembali padanya. Tak pernah meminta maaf padanya. Dan tak tahu apa yang telah terjadi pada Y/n.









Wanita muda itu jatuh ke tanah, nafasnya terengah-engah dan keringat bercucuran di tubuhnya. Dia sudah mengikuti permainan selama tiga hari berturut-turut. Katakan saja, dia malah kecanduan. Bukan pada narkoba ataupun rokok, namun pada permainan. Ambisinya untuk hidup semakin membuatnya gila dan gila. "Nona, kamu tidak apa-apa?!" Seorang pria bertanya, namun tak mendapatkan jawaban.

Dia masih punya satu minggu lebih untuk hidup dengan visanya. "Yabai." Y/n mengusap darah yang turun dari hidungnya. Lalu mengangkat sebuah kapak, "Yang mana dari kalian yang memukulku?" Dia menatap tiga pria bertopeng yang masing-masing memegang senapan, pemukul dan katana. Dengan sekali melihatnya saja mereka sudah tahu, wanita muda itu sudah gila.

"A-anda membunuh mereka?"

Y/n mengangkat bahunya, "Kata siapa? Kau punya bukti tidak?" Dia membalas, namun pria itu masih tertegun melihat tiga pria dewasa jatuh di tangan wanita muda itu. Y/n mencolek pria yang tumbang itu dengan kapaknya, lalu sebuah gerakan terjadi "Mereka belum mati tuh."

Y/n melompati tubuh-tubuh itu dan menarik tuasnya. "Bantu aku, ini berat!" Tak lama, ponsel mereka berbunyi.

"Permainan telah selesai, tim buruan menang."

Alat yang ada di leher pemburu berbunyi, lalu meledak. "Istirahatlah dengan tenang." Y/n membuang kapak itu dan segera keluar dari gedung, meninggalkan beberapa peserta lain di sana. "Dia keren sekali.." seorang gadis bergumam saat melihat sosok itu perlahan menjauh. "Kami bahkan tak bisa mengatasi satu orang dewasa.." kata seorang pria sambil menatap temannya, "Hari ini pemburunya terlalu banyak."

Y/n duduk di sebuah apotek yang kosong, dia mengambil perban, alkohol dan betadine untuk mengobati luka-luka yang ada karena perkelahian tersebut. Dia tidak benar-benar punya rumah sekarang, dan tidak mungkin dia kembali ke mall kosong itu. Berada di sana hanya membangkitkan memori lama.

Y/n mengeluarkan liontinnya dan menatap foto kakaknya sekali lagi, wanita itu terlalu takut dengan apa yang akan dihadapinya. Dia takut pada kematian. Namun dia menganggap dirinya sendiri adalah kematian bagi orang lain. Dia menangis dalam diam, tiap malam. Berharap semua omong kosong ini segera berakhir.










Arisu menatap wanita muda yang telah menyelamatkannya dari jalanan, dia memberinya semangkuk bubur. "Itadakimasu." Dia bergumam dan memakan makanannya sendiri, membiarkan Arisu terbaring. "Kenapa kau menyelamatkanku?" Dia bertanya dengan suara serak, "tubuhmu mengatakan ia ingin hidup." Balasnya.

"Tubuhku?"

"Tubuhku ingin hidup.." Arisu mendengus mendengar kata-katanya, "Tapi gak ada gunanya aku hidup." Dia melanjutkan. "Semuanya mati.. karena hanya aku yang selamat." Katanya, putus asa. "Semua orang mati karena aku selamat." Dia mengulang. "aku membunuh mereka semua." Arisu menangis, "aku membunuh mereka!"

"Aku bahkan tak sempat mengucapkan permintaan maafku padanya, dia sudah pergi.. Orang sepertiku.. tak bisa dimaafkan jika orang sepertiku hidup! Aku akan mati.. aku akan mati.. aku akan mati!"

"Aku akan mati dan menemui mereka." Dia menghantam kepalanya ke tanah, "aku harus berlutut dan memohon maaf kepada mereka! Aku harus memohon maaf kepada mereka sekarang!" Wanita itu tetap diam saat mendengar tangisan Arisu, "Meski begitu.. kenapa? Tubuhku.. tubuhku lapar.."










Y/n telah selesai membalut dirinya dengan perban, kali ini musuhnya cukup tangguh karena ini ketiga kalinya dia memainkan permainan club. Permainan lainnya yang sudah ia mainkan adalah Berlian dan hati. Sekarang dia punya empat kartu di tangannya. Delapan berlian, tujuh club, lima hati, dan yang terakhir sembilan club. Dia tidak tahu artinya, namun merasa harus mengumpulkan kartu-kartu ini.

"Yosh." Y/n berdiri untuk keluar dari apotek, saat dia menutup pintu. Dua orang asing telah menunggunya, "Apa yang—"

Suara hantaman terdengar keras, itu membuatnya jatuh pingsan ke trotoar. "Oi bodoh! Sudah kubilang bius saja! Jika dia kenapa-kenapa bagaimana?! Bos bisa marah, dasar tolol!"

Pria-pria itu masuk kedalam mobil, "Sudah setir saja!!" Katanya saat meletakkan tubuh Y/n yang pingsan di kursi belakang. Selama perjalanan, Y/n perlahan sadar, namun matanya terlalu berat untuk dibuka. Kepalanya terlalu pusing untuk melawan. Sesuatu yang Y/n tahu, dia mencium bau laut.

A/n: besok sekolahhhh akshsksk sheet, gabisa up subuh subuh lg wkwkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/n: besok sekolahhhh akshsksk sheet, gabisa up subuh subuh lg wkwkw

𝐀𝐓𝐀𝐑𝐀𝐗𝐈𝐒! alice in borderland x reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang