𝐃𝐀𝐘 𝟐𝟒

1.4K 232 5
                                    

Y/n memakan sesuatu dari sebuah wadah saat dirinya dan Sen menunggu Arisu dan Usagi menonton rekaman Asahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Y/n memakan sesuatu dari sebuah wadah saat dirinya dan Sen menunggu Arisu dan Usagi menonton rekaman Asahi. Mereka berdua sudah menonton video itu. "Ini enak, apa ini?" Dia bertanya, "um, belut bakar." Sen membalas dengan wajah polos. Y/n berkedip beberapa kali untuk memproses, dia masih tetap mengunyahnya.

"Sudah selesai atau belum?" Y/n berseru, "Kami baru selesai!" Arisu membalas. Keduanya berdiri, "Jadi kita ke stasiun bawah tanah Tokyo?" Y/n bertanya. Arisu mengangguk sebagai jawaban, "Ayo pergi."

Mereka berempat berjalan menuju Stasiun bawah tanah, Y/n berjalan di samping Sen mendahului Arisu dan Usagi. "Tidak di makan lagi? Katanya enak." Dia bertanya, "Gak mau." Y/n menolak. Dia mendapatkan kekehan dari Sen, "Ya sudah, kamu yang rugi."

"Bukannya mereka jadi lebih dekat?" Arisu tanpa sadar bertanya pada Usagi, "Eh, jangan-jangan kamu cemburu?" Balasnya. "Bukan begitu- Maksudku, Y/n sudah lama tidak berteman dengan orang lain selain.. aku dan teman-teman kami." Katanya, "Mungkin dia ingin perubahan? Toh, semuanya berubah setelah mereka datang ke sini."

Arisu menghela nafasnya, "Kamu benar, mungkin saja."

Mereka akhirnya sampai di stasiun bawah tanah Tokyo. "Ini tempatnya." Kata Arisu, mengarahkan senternya ke rel kereta. Mereka turun ke bawah dan menelusuri rel tersebut dalam diam. Akhirnya, sebuah pintu terlihat "Itu dia."

Arisu mengintip sebelum masuk ke dalam, pintu mengeluarkan suara keras saat terbuka. Itu membuat Y/n melompat ke belakang karena terkejut. Mereka masuk ke dalam, dan semakin dalam. Mereka memasuki sebuah ruangan, yang terdapat banyak monitor komputer. Dan mayat. Tampaknya mereka semua di tembak oleh laser.

"Yang benar saja." Kata Arisu, "Kau menemukan tempat ini." Kata seseorang. Mereka menoleh ke suara itu, "Ah, Chishiya jangan mengejutkan begitu dong." Y/n membalas. Sosok Chishiya akhirnya terlihat berkat penerangan, pria itu terkekeh.

"Kita bertemu lagi." Kuina muncul dari belakang Chishiya, "Kalian.." Usagi bergumam. "Berkat kalian, aku punya semua kartu angka. Terima kasih." Dia mengangkat kartu-kartu di tangannya, "Sama-sama." Y/n membalas dengan dengusan. "Bagaimana kau menemukan tempat ini?" Arisu bertanya, Chishiya memperlihatkan sebuah kertas dengan coretan.

"Aku butuh waktu untuk menyadari ini adalah peta rute stasiun bawah tanah."

"Apa yang terjadi setelah kita mengumpulkan semua kartu? Kukira aku akan tahu jawabannya setelah datang kemari." Dia berkata, "Tapi hanya ada satu hal yang ku temukan." Lanjutnya. "Mereka bukan master permainan." Arisu berkata saat melihat mayat-mayat tersebut, "Benar. Faktanya, mereka semua dibunuh setelah kemenangan kita."

"Mereka manusia seperti kita, dan selain itu ada seseorang di atas mereka."

"Kira-kira siapa?" Usagi bertanya, "Entahlah. Mereka mungkin Alien. Atau Tuhan." Balas Chishiya. "Aku tidak percaya Tuhan." Y/n mengangkat bahu saat duduk di sebuah meja dengan tombol-tombol, lalu layar monitor itu mulai menyala satu persatu "Itu bukan salahku."

「 SIARAN DARURAT KHUSUS 」

M

usik kerajaan terdengar di telinga mereka, "Selamat kepada semua pemain." Kata wanita yang ada di layar. "Oh?" Chishiya mendekat, disusul yang lainnya. "Mira." Kata Arisu.

"Kecuali permainan wajah. Kalian sudah menyelesaikan semua permainan sejauh ini dan menjadi pemenang." Katanya, "Kemenangan manis yang telah kalian raih dengan mengorbankan banyak nyawa." Mereka semua memperhatikan dalam diam. "Aku penasaran berapa banyak rekan kalian yang sudah mati? Cobalah mengingatnya, mereka yang ditembak mati dnegan pistol.." rekaman mulai muncul satu persatu, "Gadis yang kalian bakar hidup-hidup. Mereka yang ditembak laser dan mereka yang tenggelam. Mereka yang kepalanya meledak."

Satu persatu rekaman diputar kembali dalam layar tersebut, Y/n memperhatikan dengan seksama. Bahkan rekaman permainan tujuh hati yang dimainkan Arisu.

"Aku.. sangat terharu! Hah.. untuk kalian, para pemain. Kami ingin memberi kalian hadiah."

"Kau akan memulangkan kami?" Kuina bertanya, namun Y/n ragu apakah Mira bisa mendengarnya. "Akan ada permainan baru! Mari bermain bersama dengan taruhan kartu wajah!" Katanya. "Permainan baru?" Tanya Kuina, "Aku bukannya tak suka ide itu." Balas Chishiya.

"Game lagi." Y/n mendesah frustasi.

"Kami masih punya banyak permainan bagus untuk kalian. Jadi nantikan lah!"

"Wanita ini.. apa dia master permainan?" Usagi bertanya, "aku lebih suka melihat alien muncul di layar." Kata Kuina. "Aku tidak suka keduanya." Y/n membalas dengan jujur. "Level selanjutnya akan di mulai besok siang. Mari bersenang-senang bersama!"

"Jadi kita harus bertarung lagi." Usagi bergumam, "Ya. Tapi ada hal yang berbeda." Balas Arisu, "Akhirnya kita melihat target kita."

Mereka naik ke atas, kembali ke jalanan. Kembang api di lepaskan, mengisi kekosongan langit yang cerah. Papan reklame menyala, itu bertuliskan

「 RONDE BERIKUTNYA 」

Lalu tiba-tiba, kapal udara besar datang. Dengan kartu wajah yang bergantung di bawahnya "Kita akan menemukan Jawaban di sana."







Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐀𝐓𝐀𝐑𝐀𝐗𝐈𝐒! alice in borderland x reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang