𝐃𝐀𝐘 𝟖

1.4K 287 20
                                    

Ini adalah hari kedua, namun masih tak ada satupun yang kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah hari kedua, namun masih tak ada satupun yang kembali. Bahkan Arisu. Y/n terbaring di tengah-tengah kekacauan yang dia buat. Menunggu ajal datang menjemputnya. "Masih sisa satu hari." Y/n mengusap air matanya dan berdiri, dia berjalan ke balkon dengan tatapan kosong "... Tidak, aku tidak akan bunuh diri."

Perutnya keroncongan, namun tak ada makanan yang tersisa. Y/n turun dari mall itu dan pergi mencari makanan yang tersisa atau apapun yang bisa ia temukan. "Kau ini ingin mati tapi tetap saja makan." Katanya pada diri sendiri, terkekeh. Sepertinya Y/n mulai gila.

Dia mengambil sekaleng bir dan air, kemudian mengambil ramen instan. Y/n segera kembali, dan mulai memasak. "Setidaknya aku tidak mati dalam keadaan lapar, kan?" Gumamnya, entah pada siapa.

"Itadakimasu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Itadakimasu.." Y/n melepehkan mi nya karena itu terlalu panas, "Ack! Sial.." katanya. Y/n menghela nafas berat mengingat terakhir kali mereka makan ramen bersama dan membuat lidah Y/n terbakar karena panas.

"Kenapa semua yang kulakukan salah?!" Wanita muda itu melempar apapun yang ada di dekatnya, dia sadar ada sesuatu di sana saat benda itu pecah. "Apa ini?" Y/n mengambil sebuah kertas yang ada di vas itu, "hm?"

Yang terhormat, Y/n

Aku menulis ini siang hari sebelum permainan, jika kamu membacanya berarti kemungkinan aku sudah tidak ada. Jujur saja, perasaanku tidak enak sejak terakhir kali kita melakukan permainan. Aku mungkin juga takkan bertahan lama karena luka ku.

Kami sudah tahu tentang obat yang diam-diam kamu konsumsi, kami juga tahu sekarang kamu jarang meminumnya karena merasa kamu bisa mengatasi dirimu sendiri. Kami bangga padamu, Y/n. Tapi tolong, jangan memaksakan dirimu sendiri. Makanlah makanan lain selain ramen dan mie instan. Belajarlah menghargai dirimu sendiri.

Ingatkah nasehatmu padaku? "Perjuangan pun perlu jeda sebagai zona mengumpulkan tenaga, untuk kembali menjadi sosok yang siap menghadapi dunia. Namun, jika kamu menyerah hari ini, maka sambutlah penyesalan dikemudian hari." Sok-sokan menasehati, tapi tidak bisa menasehati diri sendiri.

Tolong tetap hidup. Jaga yang lainnya. Relakan yang sudah tiada.

Xoxo Karube Daikichi

Air matanya jatuh, tangannya mencengkram kertas itu dengan erat "Apasih? kalau tidak bisa menepati janji jangan dibuat dong.." Y/n membiarkan dirinya jatuh, "Ramenku jadi dingin, kan.."

Setelah selesai makan, Y/n membaca surat itu sekali lagi. Kemudian melemparnya ke tong sampah. Dia kembali memeluk dirinya sendiri dan membiarkan air matanya jatuh. Awan menggelap di seluruh Tokyo, sungguh hari yang mendukung untuk berkabung.

Hujan turun dan Y/n membungkus dirinya sendiri dengan beberapa selimut dan tertidur.





"Yuichi! kenapa kamu mengajak Y/n bermain di jam pelajaran pianonya?" Seorang wanita yang menggendong bayi bertanya, "Tapi ibunda, Y/n sudah belajar selama lima jam. Setidaknya biarkan dia beristirahat sebentar." Katanya. Y/n hanya bisa menatap ke tanah dan kembali murung, Yuichi jelas memperhatikan kemurungan adiknya. "Pergilah ke dalam. Kakak akan menyusul, oke?" Y/n mengangguk dan berlari kedalam.

"Apa maksudmu, Yuichi-kun? dia akan masuk babak final. Lima jam itu sebentar. Ingatlah, satu detik dari sekarang berguna untuk nanti di masa depan." Kata ibu mereka, "Ibu bahkan tidak mengucap namanya dengan benar. Itu selalu dia, gadis itu, dan anak itu! Kenapa tidak gunakan detik ini untuk memperhatikan putri kecilmu saja? Itulah kenapa ayah mengajak ibu untuk pisah rumah."

Slap!

"Perhatikan kata-kata mu, anak muda!" Bayi yang ada di gendongannya menangis. Yuichi tetap diam di tempatnya sampai ibunya pergi. "Yu-chan tidak apa-apa?" Y/n bertanya saat menghampirinya, "Iya, kakak tidak apa-apa." Yuichi membungkuk hingga seukuran Y/n dan tersenyum kecil, gadis kecil itu mengelus pipi Yuichi dan menciumnya. "Agar cepat sembuh."

Yuichi terkekeh, "Y/n, bisakah kamu berjanji padaku?"

"Ya! Apapun."







Y/n terbangun dari tidurnya di tengah malam. Besok Visanya akan berakhir begitu pula dengan hidupnya. Dia pergi ke balkon untuk melihat lampu kota yang menyala di tempat tertentu. Y/n terlalu malas untuk itu sekarang. Dia hanya ingin kembali tidur.

Y/n berjalan dan duduk di sofa sendirian memikirkan apapun yang ada di kepalanya, "Janji.."

"Semua selalu berawal dari janji."

Dia terdiam untuk beberapa menit, lalu pikiran acak masuk ke kepalanya "Pasti Shibuki meniduri Chota saat kita pergi." Dia terkekeh "Benar, 'kan Arisu?" Tidak ada yang menanggapi.

"Oh, benar. Aku sendirian."

A/n : 2-3 chapter kedepan mungkin cuma akan nyeritain Y/n, tapi jangan bosen karena bakal ada abang Chishiya juga~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/n : 2-3 chapter kedepan mungkin cuma akan nyeritain Y/n, tapi jangan bosen karena bakal ada abang Chishiya juga~

L a.k.a author mw lanjut turu dlu

𝐀𝐓𝐀𝐑𝐀𝐗𝐈𝐒! alice in borderland x reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang