Dokyeom

16 1 0
                                    



"Aera"

"Bang dikey?"

"loe cewe apa robot sih ra? cepet bener jalannya" dokyeom mengatur nafasnya yg tak beraturan

"bukan gw kali yg cepet, tp loe bang yg lama"

"hehe...loe mau kemana sih cepet cepet?"

"mau nyari buku bang buat ujian minggu depan"

"naik bus?" aera mengangguk, dokyeom langsung menarik tangan aera hingga mereka menjauh dari halte.

"kenapa loe gak bilang sih ke gw klo mau nyari buku? kan gw gak perlu lari larian ngejar loe ra"

"lah siapa juga yg nyuruh abang lari larian"

"iya sih, seatbelt loe jan lupa" aera mengangguk.

Hampir 30 menit kami berkendara, kini kami sudah sampai di salah satu mall. Aku membuka seatbelt dan keluar dari mobil.

"makasih ya bang udah di anterin, ati ati baliknya"

"heh?" dokyeom mengerutkan keningnya dan ikut turun dari mobil

"lah, loe ngapain turun bang?"

"nemenin loe nyari buku, takut loe ilang"

"dih? gw bukan anak kecil kali bang"

"ya loe bukan anak kecil....." dokyeom menjeda ucapannya

"tapi loe berharga ra, jadi harus ditemenin" dokyeom mendekat ke arahku sambil mengenggam jemariku

"maksudnya?" aku menahan lengan dokyeom, namun dokyeom hanya tersenyum tanpa menjawab dan menarik kembali tanganku untuk masuk ke dalam mall.


*******

"yang ini bukan bang?"

"bukan"

"yang ini?" Dokyeom menggeleng

"ah, pasti yang ini kan?"

"bukan yg itu ra"

"iihh,,,,ngeselin !!" aku melempar buku itu ke dokyeom dengan raut wajah masam.

"ra, mau kemana?"

"mau pulang"

"gak jadi nyari bukunya?" aku terdiam sambil terus berlalu dari hadapan dokyeom

"jangan ngambek dong, ntr cantiknya luntur"

"bodo amat" ketus aera. Dengan cepat dokyeom menarik tanganku

"maafin gw ra, yuk kita cari lagi" 

'...'

 "abis cari buku, kita makan sushi. gimana?"

"bayarin" 

"iya gw bayarin, sebagai permintaan maaf"

"oke" aku kembali tersenyum dan kembali melanjutkan mencari buku


*******

"pelan pelan ra"

"hmm"

"segitu sukanya ya?"

"hmm"

"mau di bungkus gak?"

"gak muwsah bang, dirumwah cuman adwa dinwosaurus doang"

Bang Dokyeom tertawa mendengar ucapanku, tangannya terulur mengelap sisa makanan di ujung bibirku hingga membuatku diam membisu.

Falling for My Mice (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang