Chapter 2

565 44 17
                                    




Helaan napas terdengar dari seorang pria tampan yang tengah menatap malas pada layar ponselnya. Jujur saja ia merasa sangat bosan tapi tidak tau ingin melakukan apa, bahkan ia juga tidak tau ingin memakan apa. Ini sudah jam makan siang, tapi ia sama sekali tidak bergerak dari tempat duduknya. Tidak biasanya seorang Kim Mingyu yang terkenal suka memasak dan suka makan—juga lumayan hyperaktif—ini malas melakukan apapun, apalagi jika jelas-jelas dirinya tidak sarapan pagi. Bukan karena tidak sempat, tapi karena ia memang sedang tidak berselera untuk makan.

“Kenapa rasanya membosankan sekali?”

Ia kembali menghela napasnya kasar lalu beberapa detik setelahnya ia dikejutkan dengan suara ketukan pada pintu ruangannya. Ia berdehem sebelum mempersilakan seseorang yang ada di balik pintu ruangannya itu masuk.

“Ya. Masuklah”

“Sejak kapan CEO muda kita ini tidak tertarik dengan makanan?”



Mingyu mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya ke seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.

“Aku menyesal sudah berbicara se–formal itu kepadamu, bung”

Bukannya tersinggung, orang ini malah tertawa cukup heboh di depan Mingyu yang menyebabkan Mingyu mendadak badmood.

“Jangan membuat keributan, kuda”

“Jangan sensitif, puppy

Mingyu tidak memberikan respon lagi karena ia kembali menatap layar ponselnya. Ia baru saja mendapat notifikasi dari akun instagram seseorang yang merupakan adik sepupunya. Ia sedikit tertarik dan penasaran karena adik sepupunya sedang melakukan live streaming. Kira–kira tentang apa ya..?

“Gyu”

“Hm?”

“Kau serius tidak ingin makan lagi? Ini sudah 2 hari kau tidak makan nasi. Aku akan dengan senang hati mentraktirmu jika kau mau makan siang bersamaku”

“Terima kasih atas tawaranmu, tapi aku benar–benar tidak ingin makan makanan yang berat. Mungkin besok, lusa atau beberapa hari ke depan selera makanku yang hilang kembali lagi”

“Lalu selama 2 hari ini apa yang kau makan?”

“Yogurt, apel hijau, anggur hijau, lalu–”

“Yogurt dan buah–buahan saja tidak cukup, harus ada makanan yang mengandung karbohidrat juga”



Mingyu kembali fokus ke layar ponselnya bertepatan dengan munculnya live streaming sang adik sepupu setelah ia mengklik notifikasi tersebut. Terlihat dua wajah bulat disana, tapi lebih bulat wajah adik sepupunya sih karena pria yang berbaring di sebelah adik sepupunya itu terlihat bulat karena pipinya yang lumayan berisi. Abaikan tentang bagaimana tampilan wajah dan fisik mereka karena yang Mingyu pikirkan adalah siapa pria yang tengah berbaring bersama adik sepupunya. Apakah kekasih? Atau hanya teman? Jika itu kekasih dari adik sepupunya, berani sekali mereka berbaring di atas ranjang yang sama. Ralat. Lebih tepatnya, berani sekali adik sepupunya membawa seorang pria ke dalam rumah lalu berbaring di atas ranjang yang sama. Lalu bagaimana jika ternyata mereka hanya berteman? Teman, huh? Tapi Mingyu baru pertama kali melihat pria ini, ditambah lagi pria ini dalam keadaan memejamkan matanya, membuat Mingyu sulit untuk mengenali wajahnya. Barangkali Mingyu pernah melihat wajah pria ini sebelumnya, pikirnya.

Lihatlah sleeping beauty kita~”

Apa katanya? Sleeping beauty? Adik sepupunya menyebut pria itu sleeping beauty? Panggilan macam apa itu? Terdengar girly untuk seorang pria yang dari segi wajah dan fisik terlihat sedikit lebih dewasa dan lebih besar dari sang adik sepupu. Apa dalam hubungan kali ini adik sepupunya yang menjadi ‘pihak atas’? Tapi.., bagaimana bisa? Maksud Mingyu, bagaimana bisa ada pria yang dengan senang hati terima saja saat dijadikan sebagai ‘pihak bawah’? Adik sepupunya itu terkenal berisik, cerewet dan usil, ‘sumbu pendek’ pula. Kau tau sumbu pendek? Itu sebutan untuk orang dengan kesabaran setipis kertas, salah satunya adik sepupu Mingyu.



𝙽𝚊𝚞𝚐𝚑𝚝𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang