.DISCLAIMER]
TYPO IS BONUS
HARGAI KARYA SESEORANG..
HOPE YOU LIKE IT AND ENJOY IT
HAPPY READING!!!
No edit... Typo bertebaran
.
.
.
.
.
Beberapa hari telah berlalu,tangan Renjun juga sudah mulai membaik..
Gadis itu terdiam di sebuah kursi di kamarnya,ia menatap ke arah luar jendela dengan tatapannya yg kosong..Pada akhirnya ia terjebak di rumah mengerikan ini lagi..
Ia di bebaskan namun merasa tidak bebas..
Ia di biarkan namun masih terasa terbelenggu
Bak putri dari dunia dongeng,ia di kurung di rumah besar ini ,ia bisa melakukan apapun namun ia tak bisa pergi dari sana..Air mata tiba-tiba menetes membasahi pipinya,Renjun ketakutan ia kesepian
Dan tak ada satu orangpun yg bisa membawanya pergi dari ketakutannya itu..
"Ayahhh .."
Tiba-tiba Renjun bergumam dengan lirih
Hatinya begitu sakit,kesedihan kembali memenuhi jiwanya
Semua orang yg ia sayang seakan menghilang satu-persatu dari kehidupannya
Dan di renggut secara paksa oleh Kakaknya sendiri
Mengingat hal itu seakan membuat Renjun semakin muak,ia membenci Kakaknya..
Namun ia juga sangat takut padanya,
Renjun tidak mengerti,ia tidak tahu apa tujuan Jeno sebenarnya
Dan yg lebih parahnya Renjun tidak tahu Jeno itu orang seperti apa,siapa pria itu sebenarnya,ia bahkan tak bisa membayangkan semengerikan apa pria itu..'hahhhhh'
Renjun menghela nafasnya dengan panjang,ia kemudian beranjak dari tempat duduknya tadi dan berjalan perlahan menuju balkon,ia sedikit menajamkan penglihatannya ketika menatap ke arah bawah,halaman rumahnya
Beberapa orang berpakaian hitam terlihat sedang membopong tubuh kaku berlumuran darah menuju mobil yg sepertinya sengaja di siapkan
Jantung Renjun berdebar kencang,
Rasa takut kembali menyeruak memenuhi dirinya,ia ingin melihat siapa orang yg tidak beruntung itu,namun Renjun tidak bisa melihatnyaIa kemudian teringat akan perkataan Jeno beberapa hari yg lalu,bahwa pria itu tak akan segan menghilangkan nyawa seseorang jika orang itu menyinggung dirinya
Debaran jantungnya semakin menggila,Renjun tiba-tiba berlari dan segera keluar dari kamarnya
Dalam pikirannya hanya ada satu orang sekarang,dan Renjun sangat takut
Ia takut dan khawatir ,gadis itu berlarian menuruni tangga dengan air mata yg sudah hampir keluar dari pelupuk matanya
Gadis itu bahkan hampir terjatuh ketika ia melewatkan satu anak tangga saking terburu-burunya ia berlari
Syukurlah seseorang dengan sigap menangkap tubuhnya hingga ia tak terjatuh membentur lantai
"Nona kau baik-baik saja?..ada apa?"
Tanya orang itu dengan wajah khawatirnya
Renjun mendongakan kepalanya menatap orang yg ia khawatirkan ternyata ada di depan matanya..
Air matanya keluar begitu saja,menetes membasahi pipinya
"Jisung...hiks.. syukurlah,aku pikir itu kau...hiks"
Renjun memeluk tubuh jangkung itu
"Aku takut itu kau ... Hiks ....
Syukurlah..."
Isak Renjun masih memeluk Jisung
Pria muda itu berdiri dengan kaku,pelukan tiba-tiba itu membuatnya membatu ia seakan kehilangan pikirannya untuk beberapa saat
Jisung mengangkat tangannya hendak mengelus punggung sempit milik Renjun
Namun,tangan itu hanya menggantung di udara untuk beberapa detik,Jisung mengurungkan niatnya ia menarik kembali tangannya dan hanya membiarkan Renjun memeluknya tanpa bereaksi apapun
"Aku sudah kehilangan semuanya ..hiks...
Hanya tersisa kau..
Dan aku tidak ingin kehilanganmu" ucap Renjun sambil menangis
"Kau sudah seperti adik bagiku Jisung-ah...hiks ..."
Jisung terdiam,perasaan aneh mulai merasuki hatinya,perkataan Renjun yg semula membuat dada Jisung berdebar kini sirna dalam hitungan detik,hanya dengan kalimat terakhir yg di ucapkan oleh gadis itu..
Jisung memundurkan tubuhnya,membuat Renjun melepaskan pelukannya
Jisung membungkukkan tubuhnya memberi hormat pada Renjun
"Terimakasih banyak atas kemurahan hati Nona,saya akan menjaga Nona dengan lebih baik lagi kedepannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious,Brother!
Gizem / Gerilimkehidupan Renjun tiba-tiba berubah dalam satu hari,tatkala ia harus menjadi bagian sebuah kluarga yg teramat kaya dan begitu asing baginya.. namun inti dari permasalahannya sekarang bukanlah kluarga barunya melainkan kaka barunya! Renjun selalu mera...