bab 9

794 51 24
                                    

. [DISCLAIMER]

TYPO IS BONUS

HARGAI KARYA SESEORANG..

HOPE YOU LIKE IT AND ENJOY IT

HAPPY READING!!!

No edit... Typo bertebaran

.

Jeno menjauhkan tubuhnya, dan melepas ciuman sepihaknya itu
Ia memandangi Renjun beberapa saat
Kemudian melepaskan pakaian yg di pakainya dengan tergesa, menampakan dada bidang dan perut berotot yg ia miliki..

"Kau harus di hukum Renjun... "

.

.

.

Jeno menulusuri tubuh telanjang Renjun dengan jarinya..
Pria itu selalu mengagumi keindahan yg di miliki oleh adiknya..
Selalu, setiap waktu, setiap saat dan untuk selamanya
"Aku selalu bersabar dengan tidak memaksakan kehendaku padamu.. " ucap Jeno menatap Renjun yg sudah berlinangan air mata
"Hiks... Hikss.. " Renjun hanya bisa terisak  ia memejamkan matanya tidak ingin melihat orang yg begitu mengerikan baginya itu

Jeno merunduk untuk mencium bibir Renjun sesaat, kemudia bibir itu turun ke dagu dan leher, memberikan tanda kepemilikan di sekelilingnya
Pria itu menjilati setiap inch dari kulit putih milik Renjun..
Menyedot payudara gadis itu bergantian
Kemudian turun ke perut dan bagian favoritnya..
Menghirup vagina gadis itu dengan tenang.. Kemudian menjulurkan lidahnya mencicipi rasa yg selalu ia rindukan itu..

Tubuh Renjun menegang, namun ia hanya bisa semakin mengeratkan pejaman matanya dan semakin menangis
Ia sudah melawannya namun hanya sia-sia.. Ia tidak punya cukup tenaga maupun kekuatan lagi sekarang... Ia hanya bisa pasrah di bawah kendali pria itu..

Sensasi aneh itu memenuhi dirinya
Renjun tak bisa mengatasinya, Jeno begitu ahli mempermainkan dirinya
Lidah itu bergerak-gerak mengacaukan lubang kemaluan miliknya..
Renjun tidak tau harus menjerit karna marah atau karna sensasi baru itu
Ia benar-benar kehilangan akal sehatnya

Pria itu kemudian menghentikan aksinya ketika tubuh Renjun sudah menggelinjang begitu hebatnya.. Gadis itu sudah cum

Jeno menyungingkan seringaiannya, ia kemudian melepas smua pakaiannya yg tersisa, dan mulai mengarahkan penisnya ke vagina Renjun..
Menggesek-gesekannya secara perlahan
"Kau ingat ini Renjun.... Ahhh"
Pria itu mendesah merasakan nikmat pada pangkal pahanya itu
"Aku selalu melakukan ini saat kau tidur.. Ahh,...
Kau mungkin tidak akan ingat karna kau tertidur begitu pulas" ucap Jeno sambil terkekeh geli

Renjun mengerang pelan, mengatupkan giginya karna marah
"Kau memang bajingan brengsek! " Renjun mengumpat pria itu
Ia membuka matanya dan menatap Jeno marah..

Sedetik kemudian Renjun memalingkan wajahnya yg memerah , campuran dari rasa marah dan malu, bingung dan ketakutan
'Bagaimana mungkin bisa sebesar itu'
Pemikiran itu tiba-tiba menyeruak di kepalanya
Ia yg panik tanpa sadar menggerakan pinggulnya mencoba lepas dan menjauhkannya dari benda tumpul besar  yang mencoba masuk kedalam dirinya

Jeno terkekeh sekali lagi, kemudian menarik pinggul gadis itu menahannya dengan kedua tangannya
"Diamlah Renjun.. Aghh..hmm" pria itu menggeram pelan, mencoba untuk fokus agar tidak memasukan miliknya dengan kasar
"Kau tidak boleh memasukannya... Hiks... Kumohon... Itu tidak akan bisa" Renjun mencoba memohon

Jeno tidak mau mendengarkan rengekan adiknya itu...
Ia malah semakin gencar meraksak masuk dan menerobos pertahanan terakhir Renjun

"Ahhhh Renjun... " Jeno mendesah pelan
Dia munundukan kepalanya melihat penis besar miliknya sudah bersarang di lubang sempit itu

Mysterious,Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang