chapter 6

796 114 17
                                    

.DISCLAIMER]

TYPO IS BONUS

HARGAI KARYA SESEORANG..

HOPE YOU LIKE IT AND ENJOY IT

HAPPY READING!!!

No edit... Typo bertebaran

.

.

.

.

Lucas mengepalkan jemarinya setelah mendengar cerita Renjun ...
Kekasihnya itu masih menangis dan terlihat ketakutan
Pada awalnya Lucas sangat terkejut ketika mendapati Renjun yg mendatanginya di kantor dengan air mata yg berlinangan
Pria itu akhirnya membawa Renjun ke rumahnya
Dan barulah,Renjun bercerita tentang apa yg terjadi sebelumnya
Renjun sendiri pada awalnya tidak tahu harus pergi kemana,ia sudah tak memiliki rumah lagi,terlebih ia begitu takut dengan Jeno yg akan mencarinya..
Pilihan terakhir adalah Lucas,gadis itu hanya bisa meminta perlindungan dari kekasihnya
"Tenangkan dirimu sayang.." Lucas menarik tubuh Renjun kedalam pelukannya
"Tidak apa-apa..kau aman bersamaku..
Aku akan membebaskan ayahku,Jeno memang benar-benar penjahat gila..
Desas desus yg mengatakan bahwa dia adalah seorang bos Mafia ternyata bukan isapan jempol semata,lebih dari itu.. dia juga seorang psycopath gila"

Renjun hanya bisa memeluk Lucas dengan erat,ia benar-benar takut
Ia masih tidak percaya Jeno melakukan hal-hal semacam itu,dan itu benar-benar di luar perkiraan Renjun
Lucas menghela nafasnya kemudian semakin mengeratkan pelukannya,sesekali pria itu menciumi pucuk kepala kekasihnya.

.

.

.

Beberapa hari sudah berlalu semenjak kepergian Renjun,
Jeno duduk di kursi besarnya di sebuah ruangan yg sedikit menerima pencahayaan itu..
Pria itu sesekali menyesap Wine favoritnya,dengan pandangan yg tidak tahu berfokus kemana

Kemudian sebuah ketukan di pintu terdengar,Jeno masih terdiam ketika Mark memasuki ruangan itu
Mark menundukan kepalanya menunggu perintah sang majikan
Jeno sama sekali tidak meliriknya,pria itu menaruh gelas Wine nya di atas meja kemudian berdiri dari duduknya
Sebelah tangannya dimasukan kedalam saku celananya,terlihat begitu berwibawa,dan memberikan kesan arogan khas miliknya
"Berikan dia apa yg dimintanya...
Kita akan pergi sekarang,namun sebelum itu..." Jeno menghentikan ucapannya kemudian menoleh pada Mark
"Bawakan 'hadiah' yg tak bisa di lupakan"
Ucapnya menekankan kata hadiah pada kalimatnya
Mark membungkuk dan mengangguk seakan sudah mengerti
"Ya Tuan.." ucap Mark patuh..

Jeno hanya menyungingkan sebuah senyum,kemudian pria itu berjalan pergi meninggalkan Mark..

.

.

.

.

Renjun sedang berkutat di dapur milik Lucas,gadis itu sedang menyiapkan menu makan siang untuk di santapnya dan sang kekasih..
Sudah beberapa hari berlalu,dan Renjun mulai terbiasa dengan rumah milik Lucas,meskipun tidak sebesar rumah Milik Jeno tentu saja,namun bedanya rumah ini terasa lebih nyaman dan aman

Renjun menaruh hidangan terakhirnya di meja,kemudian melepaskan apronnya
Sujujurnya ia masih tidak bisa melupakan kejadian beberapa hari lalu,ia akan selalu mengingatnya dan tak akan pernah lupa
Jeno.. pria itu...
Apakah dia benar-benar telah membunuh ibu dan ayahnya?
Renjun mendudukan dirinya di kursi meja makan itu dengan pikiran berkecamuk
Jika memang iya,berarti pria itu benar-benar sudah gila dan sakit
Renjun juga kembali teringat akan rekaman cctv di kamarnya dulu
Ia kemudian mendesah lelah dan memejamkan matanya, ia tidak bisa menerimanya
Jeno benar-benar memantau dirinya selama ini..
Ia tidak tahu apa saja yg telah di lihat Jeno tentang dirinya, bukankah ini juga termasuk pelecehan?

Mysterious,Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang