08. Egois

1.5K 235 6
                                    

Rose memandang langit biru tanpa awan yang begitu cerah hari ini. Setelah menyetujui untuk ikut Eunwoo Rose dibawa ke atap sekolah.

Meletakkan tangannya di besi pembatas rooftop, Rose terlihat begitu menikmati hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya juga sesekali menerbangkan anak rambutnya yang tergerai bebas.

"Lo sering kesini?" Rose bertanya tanpa berbalik badan.

Eunwoo yang duduk dibelakangnya itu tersenyum mendengar pertanyaan yang gadis itu lontarkan. "Nggak terlalu sih, cuma kalau lagi males aja," sautnya.

Rose memutar bola matanya, "Sering itu namanya." Selama mengenal Eunwoo, Rose jadi tau bahwa Eunwoo pemalas tapi anehnya dia lebih pintar dari Rose.

"Hm, iya sih." Eunwoo terkekeh.

"Pulang nanti sama gue ya?"

Rose menggeleng, "gak, gue sama Jihyo aja."

"Kenapa? Kesini kan sama gue pulangnya harus sama gue," dalih Eunwoo.

"Ya suka-suka gue dong."

"Gak pokoknya lo pulang sama gue."

"Kok lo maksa?!" Eunwoo mengedikkan bahunya tidak peduli. Yang ia mau keinginannya harus terpenuhi.

"Taroin tas gue," perintah Eunwoo pada seseorang yang ia telpon.

Tak lama kemudian pintu rooftop terbuka. Di sana ada June, Jungkook, Bambam dan Mingyu.

"Gue kira gak sekolah lo, ternyata bolos disini," ujar Mingyu ia duduk di kursi dekat Eunwoo.

"Lo berdua ngapel ya?" tanya June memandang Eunwoo dan Rose bergantian dengan tatapan menggoda.

"Gak!"

"Iya."

Eunwoo dan Rose menjawab bersamaan tapi dengan jawaban yang berbeda.

"Wah wah wah.... Udah sejauh mana kalian?" Bambam bertanya sambil terkekeh dan senyum menggoda.

"Hampir menghasilkan baby kayaknya," ujar Eunwoo bermaksud menimpali candaan Bambam.

"Mati aja lo sana," kata Rose berang. Ia mengambil tasnya lalu berjalan menjauh, mendekati pintu.

Saat diambang pintu Rose mendengar Eunwoo berteriak kepadanya. "Inget nanti jangan kabur atau pun ngumpet!"

Rose menghiraukan teriakan itu. Ia turun dari rooftop kemudian berbelok menuju toilet. Samar-samar Rose mendengar obrolan para siswi yang sedang bergosip didepan kaca, membuat telinganya panas.

"Kemarin gue liat Eunwoo jalan sama Dahyun," ucap salah satu dari ketiga cewek itu.

"Iya kayaknya mereka lagi deket deh." Balas temannya yang lain.

"Cocok si ganteng sama cantik." Mereka bertiga mengangguk setuju.

"Iya bener, tapi gue gak rela kalau mereka punya hubungan lebih dari temen. Sebagai penggemar setia cowok keren macem Eunwoo hati gue sakit. Akitt bangett."

"Aelah biasa aja kali, kentang kayak kita jangan berharap yang gak mungkin terjadi. Cari yang pasti aja."

"Ya tapi apa salahnya si haluin Eunwoo buat bahan semangat sekolah."

"Hahaha ... kubur aja halu lo. Setau gue Eunwoo gak ada hubungan lebih sama Dahyun," ucapnya sewot. Memang siapa yang rela kalau cogan impian udah punya pacar?!

"Eh, serius lo? Tau dari mana?" Tanya temannya girang. Ia senang Eunwoo masih sendiri itu artinya ia bebas menghalu cowok itu tanpa takut ada pawangnya.

My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang