Rose membuka pintu kuat-kuat sampai terdengar bunyi yang keras.
Brak!
"Anjing!"
Plak!
"Jangan ngumpat lo sama adek gue." Kris memukul kepala Kai.
Kai terkekeh, "Gak sengaja Baginda ampun," ucapnya sambil mengusap bekas pukulan Kris yang gak main-main kalau mukul.
Kai merentangkan tangannya siap menyambut pelukan Rose. Ia Membuka mulutnya tidak percaya bahwa Rose melewatinya begitu saja dan malah menghambur ke pelukan Kris.
"Aa ... kangen," lirih Rose. Kris tersenyum membalas pelukan adik perempuan yang paling ia sayangi.
"Sama gue gak nih?" sindir Kai yang merasa tidak di anggap. Rose terkekeh geli kemudian berpindah memeluk kakak ke-duanya.
"Kangen banget. Kenapa kalian gak ngasi tau kalau mau pulang? Kan aku mau jemput di bandara."
"Kejutan dong," kata Kai dengan senyum lebarnya.
Sementara Kris memasang wajah lempeng. Rose heran, mereka kembar tapi memiliki sifat yang jauh berbeda bagaikan langit dan bumi. Kai yang konyol sedangkan Kris lebih banyak diam, berbicara seperlunya saja bila mengharuskan membuka mulut. Ekspresi wajahnya tidak berubah saat senang ataupun marah masih tetep tenang. Wajahnya triplek-able.
"Oleh-oleh aku mana?" tanya Rose.
Sudah menjadi kebiasaan jika kakak-kakaknya pulang ia akan menagi hadiah, biar pun tidak dalam rangka apa-apa tetap harus pulang membawa hadiah untuknya. Kata Rose harus itu wajib.
"Ada di kamarmu," beritahu Kris. Maklum cara bicara Kris memang agak kaku dan selalu serius.
Rose bisa tebak hadiah dari Kris adalah barang-barang bermerek seperti tas LV, sepatu Dior, Anting dari toko perhiasan kelas dunia Tiffany & Co dan masih banyak lagi. Intinya Kris itu loyal kepada orang yang disayanginya.
Rose merbalik badan menghadap Kai yang sedang bermain game di ponselnya. Meliriknya sekilas, Kai langsung merogoh saku celana denim miliknya untuk mengambil sesuatu. Rose menunggu dengan sabar melihat Kai yang tampak kesusahan mengambilnya.
"Tara!" Kai mengeluarkan benda kecil berupa gantungan kunci berwarna pink yang lucu.
Rose langsung mengambilnya dengan wajah berbinar, ia suka pernak-pernik lucu seperti ini.
Ini juga perbedaan keduanya. Kris sering memberinya hadiah mahal yang harganya fantastis sedangkan Kai lebih banyak memberikan hal-hal kecil seperti tadi. Lebih sederhana.
Ingin menghabiskan waktu karena sudah lama tidak bertemu Kai dan Rose jalan-jalan keluar. Kris? Kakaknya sudah mulai sibuk membantu mengurusi perusahaan keluarga dan Rose memaklumi itu. Ia tidak masalah, mereka masih punya banyak waktu untuk nanti.
"Mau kemana dulu?" tanya Kai menatap jalanan di depannya, ia fokus menyetir.
Rose berpikir sejenak, kalau ke mall bosan. "ke pasar malem yang baru buka itu. Kesana aja kak." Kai menyetujuinya ia menge-gas mobilnya menuju tempat yang ditentukan Rose.
Sampai di sana, Rose mencoba banyak permainan bersama Kai. Tapi tidak lama Kai memberitahu akan berjumpa dengan teman lamanya. Jadilah Rose berkeliling sendirian.
"Ekhem...."
Rose mendongak mendengar suara yang begitu dekat. Suara yang begitu dia kenali siapa pemiliknya.
"Sendirian?" tanya Eunwoo.
"Sama warga sekampung." Ketus Rose, Eunwoo tersenyum meskipun jawaban Rose ketus setidaknya mau membalas ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy
Fanfiction"Bisa gak si lo berhenti gangguin gue?!" "Gak bisa." Ini tentang Eunwoo yang suka menggoda dan Rose yang emosian, dan juga kisah mantan yang gak bisa move on. Eunrosé story 🧚 Rank🏆 #1 in eunrosé #2 in aroha #2 in eunwooastro #10 in roseannepark