18. You're the Best Experience

28 6 0
                                    

Hari ini merupakan hari pertama ujian akir semester, ketegangan dirasakan hampir setiap mahasiswa. Namun dalam perjalan menuju kampus, Anin dibuat heran dengan seseorang yang duduk di sampingnya. Dengan telinga yang disumpal earphone, Sarah terlihat santai menikmati perjalanan, bahkan sesekali menganggukan kepala dan bersenandung kecil mengikuti lagu yang diputar. Tak ada raut tegang dalam wajahnya.

Mungkin ia harus melakukan hal yang sama agar ketegannya menurun sedikit. Dirogohnya tas berwarna hitam, lalu tangan itu keluar dengan benda berwarna putih yang berbelit.

Beberapa lagu sudah terputar, hasilnya rasa tegang mengurang. 

"Oke gue turun duluan." Sarah bersiap untuk turun saat bus berhenti.

"Ngapain turun?" Anin bertanya heran.

Yang ditanya turut kebingungan, "Ini gedung gue."

"Iya, tapi buat ujian kita di gedung sono." Anin menunjuk ke arah depan.

"Oh iya lupa... " Sarah menggaruk kepala kemudian duduk kembali.

Bus kembali melaju, hanya butuh waktu beberapa menit untuk kembali berhenti di halte selanjutnya.

"Tegang banget An." Sarah memperhatikan wajah Anin.

Anin mengangguk, "Gak tau kenapa bisa tegang banget gini."

"Tenang An, gue yakin lo bisa. Kerja keras lo belajar selama ini, pasti dapet hasil yang lo mau, percaya deh!

"Semoga... "

"Iya semoga, dah ayo turun."

Berjalan beriringan dengan yang lain menuju ruangan masing-masing, kekhawatiran muncul kembali. Namun Sarah terus mengoceh membahas segala hal, kekhawatiran sedikit hilang dan materi dalam otak semua hilang. 

Membuka kembali buku sebelum masuk jam ujian, membacanya sekilas, syukurlah langsung kembali ingat materi yang sudah dipelajari.

.

"Gimana? Susah gak?"

"Ga terlalu sih... "

"Kan... lagian apa-apa takut dulu."

Anin terkekeh kecil mendengar kalimat Sarah, ujian pertama memang cukup berhasil namun ada tujuh hari lagi yang belum terlewati. Akankah dia setiap pagi mengalami ketakutan yang sama?

"Hari ini Juna mau jemput gue deh, lo gak papa pulang sendiri?"

Sarah mendapat anggukan dari lawan bicaranya, dia sibuk dengan es krim dimulutnya. "Ya udah gue pergi sekarang."

"Sekarang?"

"Heeum, udah di spam banyak nih."

Ditunjukkannya notifikasi yang muncul dengan cepat dan banyak, Arjuna ini memang tidak sabaran. 

Berakhir Anin sendiri menghabiskan es krim, hanya tinggal beberapa sendok dan selanjutnya dia akan berjalan pulang sendirian.  Namun sepertinya tidak—

"An!" 

Dari belakang suara memanggil, Anin menoleh untuk mengetahui siapa yang memanggilnya. Dia berlari kecil untuk menyusul.

"Kemana?" Mahen bertanya sembari membenarkan tas yang menggantung dipundak kanan miliknya.

"Pulang."

"Ahh iya, aneh banget gue nanya gitu." Dia menggaruk kepala.

"Keliatannya pusing banget, kenapa?" Anin balik bertanya.

"Ujian tadi, agak berat haha... " jenis tertawa yang membingungkan.

BE MY RAIN | SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang