Siksaan Gerrald (21+)

1.1K 34 3
                                    


Perlahan Aninna mulai sadarkan diri,  membuka kelopak matanya perlahan. Matanya memicing karena cahaya lampu yang bergitu terang. Membuatnya meringis dan merasakan kepalanya terasa berat dan pusing. Tidak tahan, matanya kembali terpejam. Butuh beberapa detik untuk Aninna menenangkan diri, dan mengembalikan kesadaran sepenuhnya. Dia bisa merasakan aura lembut wangi ruangan yang sangat asing di penciuman dan halusnya sprey di bawah tubuhnya, terasa dingin dan membuat nyaman. Tapi Aninna tahu ini bukanlah kamarnya. 

 " Sudah sadar ? " Suara baritone dengan tegas terdengar ditelinga Aninna. Membuat gadis itu membuka mata semakin lebar dan melototkan matanya untuk mengembalikan kesadaran. Dia terkejut,   bingung dan juga takut saat dirinya sendiri tidak mengenali tempat dirinya berada. Dengan tumpuan kedua sikunya Niara bangun terduduk dan bersandar pada bantal di belakangnya.  Matanya mengitari seluruh ruangan untuk mencari pemilik suara. Ketakutannya kian menjadi dengan dada berdebar, jantungna berdegu kencang. bukan hanya tempat ini tidak dia kenali, Pria yang berdiri menjulang menutupi cahaya lampu di hadapannya juga sama sekali tidak dia ketahui siapa dan kenapa pria itu disana. Terutama dengan keberadaanya di tempat ini, di ranjang ini. Aninna melihat tubuhnya, dia tidak merasakan apapun. pakaiannya tetap utuh. 

" Kau !  " teriak Aninna. " Siapa kau ?" Aninna menuntut marah dengan wajah menekuk, pundaknya naik turun. Matanya menangkap pemilik suara. Bukannya menjawab, Pria itu hanya menyeringai di wajahnya yang tampan, Aninna tahu pria itu sangat menawan dibalik wajahnya yang dingin dan tatapan mata elangnya yang berwarna biru terang, namun memancarkan bahaya yang sangat mematikan disana. Dengan rahang mengetat keras, ekspresi wajahnya datar dan terkesan dingin. Membuat Aninna bergidik  ngeri. dia mengingat tatapan pemilik mata hijau pria berkaca mata yang ditemuinya di sebuah club kemarin malam. Aninna curiga apa ada hubungannya dengan keberadaanya saat ini dan pria menakutkan di hadapannya.Mengendus bahaya lebih cepat, Aninna bangun duduk hendak berdiri, namun tubuhnya kembali terhempas di pinggiran ranjang, karena pria itu semakin mendekat ke arahnya. Aninna memeluk tubuhnya sendiri sebagai perlindungan. Rasa takut meneyergapnya, dia tak bisa kabur dari orang yang tak dikenalnya ini.  Aninna menelan ludah, mencoba mengingatt  kembali pada saat dia berjalan melewati jalanan sepi dan gelap, lalu lelaki berbadan besar dan otot menonjol mengikutinya. Mata Aninna semakin membesar, saat ingatannya begitu jelas dengan detik-detik dirinya tak sadarkan diri dan tidak mengingat apapapun setelah itu  hingga dirinya berada disini. Di sebuah kamar luas penuh yang didesain minimalis dengan perpaduan warna yang lembut dan elegan. Ruangan ini tidak didominasi banyak interior namun koleksi-keleksi barang mahal seperti lampu tidur dan beberapa barang antik dipajang di sketsel yang menyatu pada dinding kamar.  Ini penculikkan pikirnya. 

" Aku Gerrald Antonyo Bingham, putra kandung Jeffrey Julius Bingham ! " jawab Gerrald dingin, ada kilatan  emosi di matanya yang menatap tajam Aninna. 

" Heh...aku tidak peduli siapa orang tuamu yang sialan itu ! , kamu siapa sehingga aku berada disini ? Mana tasku ? " umpat Aninnah kasar, dia kesal dan  marah karena pria itu menculiknya, dia juga tidak peduli siapa pria itu dan berasal dari mana. Tapi tunggu nama akhir pria itu, membuat Aninna mengingat sesuatu. tapi dia tidak peduli. Yang membuat Aninna marah dan  bingung kenapa pria itu membawa orang tuanya, apa hubungannya semua ini dengan ayah dan ibunya. Ini tindakan diluar batas pikirnya. dan sangat kurang ajar. 

Mendengar umpatan kasar Aninna kepada orang tuanya, membuat amarah Gerrald meradang. Dia murka, melihat Aninna mengingatnya akn perakuan Madison kepada ayahnya dulu. dihadapannya sekarang terdapat daging segar keturunan Madison yang tidak berdaya, umpan bagus untuk membuat Madison membayar perbuataanya dulu. Lihatlah putrinya saja bahkan tidak tahu caranya bersikap. Gadis ini pasti sering mengandalkan wajah cantiknya untuk menjual tubuh dan kepuasan di luar sana demi uang dan bersenang-senang. seperti wanita licik Anne Garner. Gerrald menahan napas, dia tetap akan tenang mengadapi gadis muda dihadapannya. 

ANNINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang