Aninna

2K 119 12
                                    

Setelah berganti baju khusus pelayan dengan baju yang ia pakai sebelum memasuki restoran tempatnya bekerja. Aninna membuka loker,memasukkan apa saja yang seharusnya dia bawa pulang ke dalam ransel kecil miliknya.

" Kau langsung pulang ...?" suara Joe memecah keheningan. Temannya itu sedang berganti pakaian, di dalam sebuah bilik yang tersedia di dalam ruang ganti.

" Memangnya kenapa... ? kalau kau mau menggajakku ke Club seperti kemarin aku tidak mau " Annina memberi peringatan dengan wajah tanpa minat.

" Memangnya muka kita bisa di ganti untuk datang kesana..." decak Joe, kemudian berubah tawa mengisi ruangan mengenang kejadian memalukan semalam.

Ingatannya memutar kejadian semalam di sebuah Club ibu kota yang ramai dengan anak-anak muda melarikan waktu bermanfaatnya untuk bersenang-senang dan mengambur-hamburkan uang. Bagi Annina kehidupan seperti itu dapat membuatnya sesak napas dan dijatuhi kesialan dalam waktu semalam. Belum lagi ia dibuat terperangah tidak percaya pada pemandangan menjijikan yang mudah sekali ia temukan. Tanpa sadar pundaknya terangkat, bibirnya meringis. Bergidik ngeri.

Ada kejadian tak mengenakan yang menimpanya semalam, padahal untuk pertama kalinya Annina menginjakkan kaki di tepat hingar-bingar itu. Saat ia dan Joe memilih untuk duduk saja di sofa melingkar dihadapannya ada meja dengan berbagai macam minuman dengan rasa dan warna yang berbeda. Anina dan Joe sepakat untuk saling menjaga satu sama lain tidak boleh ada yang tinggal atau meninggalkan dengan begitu mereka dalam posisi aman. Tiba-tiba ada pria tabun dengan otot kekar mencetak tubuhnya yang besar dan wajahnya sangat tidak ramah bagi Anina dan Joe yang seketika waspada di tempatnya.

" Hai nona muda apa yang kalian lakukan di tempat yang berbahaya ini ...? " Pria asing itu sudah berdiri dihadapan meraka dipisahkan sebuah meja.

Anina dan Joe saling lirik, rasa takut sempat merundungi keduanya menguar begitu saja. saat Pria asing bertubuh besar dengan wajah menakutkan ternyata memiliki suara yang cempreng tidak selaras dengan penampilannya seperti Bodygard Kim Kadarsian.

Apa katanya tadi ? jadi orang asing ini mempersoalkan keberadaanya di tempat berbahaya atau peduli pada Annina dan Joe yang terlihat polos dan sangat muda.

" Hanya mengisi waktu kami untuk bersenang-senang selagi kami bisa...iya kan " Joe menyenggol lengan Anina yang langsung menganguk-angguk sambil menatap pria asing yang menatap lekat keduanya.

" Bersenang-senang dengan menonton orang berbuat mesum " kata sinis yang keluar dari bibir pria asing itu seharusnya mampu menghidupkan emosi bagi siapapun yang mendengarnya. Namun terdengar sangat khas di telinga Annina dan Joe. Keduanya kembali melirik satu sama lain.

" Sebenarnya apa maumu Sir ? " tanya Joe menggunkan kata tuan untuk menjaga kesopanan dan sadar dimana mereka berada untuk tidak menimbulkan apapun yang tidak diinginkan.

" Bosku ingin kalian menemuinya ? " si pria asing kini secara terang-terangan menatap Anina. Membuat Anina mengeryit binggung. Ia menolah pada Joe yang juga melarikan tatapan padanya seperti bertanya.

" Untuk apa ? " kini Anina bertanya dengan raut wajah bingung dan waspada yang kentara.

" Untuk berkenalan dengan kalian " kata pria asing yang masih menatap Annina.

Anina dan Joe menelan ludah bersamaan. Keduanya dilingkupi rasa takut. Kalau pria asing ini diperkirakan usianya hampir setengah abad. Lalu bagaimana dengan Bos yang dikatakannya tadi. untuk apa Bosnya itu menemui mereka.

Bayang-bayang menakutkan kini berputar di pikiran Anina dan Joe dengan berbagai pola kotor dan menjijikan. Jika beberapa menit yang lalu adalah peringatan, maka keduanya akan lari saat ini juga sebelum imajinasi ancaman di pikiran keduanya menjadi kenyataan. Lebih baik memilih mengenakan kostum pemandu sorak berwujud gorilla yang sangat panas dan pengap di setiap pertandingan bisbol dikampusnya pikir Annina.

ANNINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang