Hari sudah pagi, walaupun masih mengantuk dan lelah akibat aktivitas percintaanya semalam. Gerrald tetap memaksa tubuhnya bangun. Dia tidak bisa di tempat ini lebih lama lagi, dirinya harus kekota, bekerja, menemui ibunya dan Laura untuk membicarakan pertunangan mereka. Pria itu kini sudah mandi mengenakan kaus polo hijau berkerah dan jins biru pudar dan sneakers putih. Pakaian santai untuk sebuah perjalanan menju kota, kembali ke Mansion miliknya di kota.
Gerrald masuk ke dalam kamar, melihat gundukkan tubuh polos Aninna di bawah selimut tebal. Cukup lama dia menatap wajah gadis itu yang terlelap damai, pipi gadis itu bersemu merah mungkin kedinginan. Gerrald mendekat, menutupi pundak Aninna yang terbuka dengan selimut, kemudian melangkah pergi dari sana dan menutup pintu.
****
Dua petugas keamanan membuka pintu ganda cokla tebal yang dimasing-masingnya terdapat dua pot besar yang ditanami pakis berdaun lebar. Ralph berjalan masuk dengan langkah cepat dan tegas. Pria itu mengenakan kemeja putih linen tanpa dasi, celana bahan hitam dan sepatu pantofel hitam mengkilat. terkesan rapi dan formal seperti biasa. Menjinjing koper hitam di satu tangan, sementara di satu tangan yang lain tersampir jas hitam. Dua petugas keamanan mengangguk ke arah Ralph yang langsung mengangkat kedua alis untuk membalas sapa, saat pria itu melewati keduanya.
" Hai Ralph ! " sapa suara wanita dari arah samping.
Ralph menoleh sekilas ke sumber suara, Laura tampil cantik dengan tubuh seksinya duduk di sofa empuk di depan pusat informasi di lantai teratas gedung ini. Pria itu menaikkan alis bertanya mengenai keberadaan wanita itu , dia melihat kesekitar yang masih pagi, karyawan mungkin sudah datang karena menuruti aturan kerja. Tapi Ralph memang terlalu rajin dan tidak ada kerjaan. sehingga terbiasa datang ke kantor menyamai jam karyawan. Suasana sepi membuat Ralph canggung, pria itu merasa tidak begitu mengenal Laura, dia mengetahui wanita itu karena Gerrald. Tapi pikiran sudah menduga apa yang terjadi.
" Hai ! kau menunggu Gerrald ? " tanya Ralph mendekat, membuat Laura berdiri, menjinjing tas kulit mahalnya. menyambut tangan Ralph yang mengajaknya berjabat tangan formal.
" Iya, kami akan membicarakan sesuatu yang penting " jawab Laura setelah tangan mereka lepas.
" Baiklah, sebentar lagi dia akan datang ! aku akan menyuruh staff membawakanmu minuman " kata Ralph penuh sopan santun yang ramah, dia terbiasa berbicara hangat dengan siapapun. Berkomunikasi baik mencipatakan ikatan pertemanan yang erat.
" Sudah, mereka sudah menyapaku tadi ! mungkin sebentar lagi staffmu akan datang dengan secangkir teh " sahut Laura cepat. Ralph mengangguk merespon.
" Baiklah, tak apakan kutinggalkan ! " kata Ralph dengan nada menyesal dibuat-buat.
" Oh Ralph tak apa, kau sungguh baik " kata Laura.
Ralph tersenyum singkat membalik badan berjalan meninggalkan Laura yang memperhatikan pria itu berlalu. Menurut Laura, Ralph berbanding terbalik dengan sahabatnya Gerrald yang terkesan dingin, tajam namun menggoda dan memliki aura seksi yang menawan, tubuhnya yang atletis membuat wanita seperti dirinya betekuk lutut dengan penuh puja. Sedangkan Ralph terlihat seperti pria frustasi dan membosankan, dibalik sikapnya yang lurus dan lugu dengan penampilan rapi yang necis dibalik kaca matanya yang formal. Tubuhnya tinggi dan tegap tidak ditemukan otot dimanapun. Akibat lebih banyak duduk membaca buku dibanding berolahraga. Mungkin juga tidak tertarik dengan aktivitas di ranjang dan tidak tergoda dengan belaian wanita. Membosankan, padahal menurut Laura pria itu cukup tampan.
******
Komen dan vote dong cerita ini, biar saya semangat
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNINA
ChickLitCerita 21+ Gerald bertahun-tahun dengan kuasanya menyisiri dunia mencari keturunan Madison. Beribu-ribu bodyguardnya ia kerahkan untuk mencari informasi keberadaan jejak sang penghianat perusahaan. Seperti pepatah. Yang dicari makin bersembunyi. T...