"Akhir-akhir ini kau terlihat murung. Apakah kau merasa sedih? Kesepian?" di derasanya suara aliran air, roh hutan itu bertanya lirih kepada Inka. Mereka duduk tepat di seberang sungai, samping sebuah pondok kayu satu-satunya di sana.Kabut yang membawa angin dingin melintas. Inka merapatkan mantel tebalnya lalu berucap," tidak."
Gadis itu menghela napasnya hingga melepaskan sebuah asap dingin,"dan jika kau bertanya apakah aku ingin kembali... jawabannya juga tidak."
Entitas yang melayang itu berputar-putar. Mengitari Inka dengan tubuhnya yang bersinar, "kenapa?"
Termenung sebentar, gadis itu berjongkok lalu tangan kirinya mengambil batu, kemudian melemparkannya ke dalam air.
"Aku berpikir... mungkin... kutukan lupa ini bukanlah sesuatu yang harus di sesali. Keberadaanku membuat mereka sulit, aku selalu membuat mereka dalam keadaan rumit. Aku bersyukur, hilangnya diriku tidak membuat mereka susah. Disini pula aku merasa bahagia. Dunia baruku, utopia yang selalu menjadi mimpi telah kurasakan."
Jeda.
Gadis itu melihat alam yang semakin petang sinarnya. Hari semakin sore. Genggaman pada lampu minyak di tangan kanannya kini mengerat. "Namun... kadang perasaan bersalah tiba-tiba saja muncul. Hal-hal seperti itu tidak bisa di tahan, kau tahu? Aku tidak bisa menahan perasaan tidak berguna itu. Aku merasa kosong."
Roh hutan meredupkan sinarnya, ia masih melayang-layang. Inka berdehem. "Yah... Sebaiknya kita kembali ke pondok. Aku sudah lapar. Besok kita harus berkumpul menemui putri Eva dan lainnya' bukan?"
"Benar. Oh?! Ha! Bolehkah aku membantumu memas-"
"Tidak!" Jawab Inka. Roh itu kemudian murung, ia kini makin meredupkan cahayanya. Gadis itu lalu tertawa dan meniup makhluk itu dengan gemas. "Maaf, aku hanya bercanda. Kau bisa membantuku, Meogi."
Moegi, sang roh lalu berpendar, sangat terang. Ia berputar dan menguncupi kepala Inka yang bertudung. Inka tersenyum dan mereka akhirnya masuk ke dalam pondok. Melewati sore pada langit yang kini semakin menumpahkan kelamnya.
~••~
"Playing hide and seek then people leave, I'm forgotten, alone."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forest Lullaby [Kumpulan Oneshots]
Historia CortaTanah yang menjaga napas kehidupan. Sebuah simbol kasih sang ibu bumi, dari hembusannya yang berdengung layaknya lagu pengantar tidur. Tenang. Penuh kedamaian namun menyimpan berjuta enigma. Cr: edited by canva