43. Lucas, Tolong Aku!

5.9K 524 8
                                    

"Benar, pangeran Usha akan datang."

Kivandra memeras ujung gaunnya dengan perasaan yang rumit. Apa akhirnya ia akan bertemu pangeran Usha? Kivandra belum siap bertemu sebagai rakyat biasa.

Lucas merapikan poni keriting di sela-sela telinga Kivandra, "Bersembuyi saja jika tidak mau bertemu."

Sentuhan kecil yang membuat perasaan Kivandra kembali tenang, "Bersembunyi? Itu sikap yang pengecut, kan?"

"Tidak apa," ujar Lucas dengan tatapan sayu, "Selama ada bersamaku, kau bisa kabur, sembunyi, mencuri, terserah saja."

"Leluconmu buruk." ketus Kivandra dan membuang pandangannya.

Bolehkah ia bersembunyi?

"Aku tidak bercanda, serius." Lucas menunjukkan dua jarinya, "Dua rius."

Mungkin karena dua rius milik Lucas, jadi ... bersembunyi akan menjadi pilihan yang baik.

***

"Hormat pada pangeran mahkota kekaisaran."

"Berdirilah, duke."

Dengan mata yang tampak sangat lelah, pipi tirus, sungguh penampilan berantakan. Usha tetap memasang wajah tegar walau keadaannya begitu melelahkan.

"Pangeran, apa anda baik-baik saja? Saya bisa menyiapkan tenda untuk istirahat." ujar Lucas dengan sopan.

"Tidak perlu, duke, saya sangat baik." balas Usha dengan melihat sekitar, "Sepertinya keadaan desa lebih baik dari yang dilaporkan. Tidak ada warga yang terjangkit wabah?"

"Oh, itu ... mereka sudah sembuh, pangeran."

"Apa?" Usha terkejut, ia hampir tidak bisa memercayai yang didengar.

Lucas tersenyum kaku, "Dokter dari kami yang menyembuhkannya."

"Apa anda serius? Wabah ini sudah ditangani pihak peneliti istana yang sangat profesional, namun mereka belum menemukan solusi. Dokter dari bangsawan Zephyr yang menyembuhkan warga?"

"Itu benar."

Seorang warga dari jarak yang tak terlalu jauh datang mendekat. Wajahnya tampak berseri-seri, "Salam pada pangeran mahkota kekaisaran dan duke of Zephyr."

"Berdirilah." balas Usha.

Warga itu tersenyum, "Saya tidak menyangka pangeran terhormat datang ke desa ini."

"Oh, kepala desa." Lucas melambaikan tangannya menyapa.

"Kepala desa?" Usha tampak tertarik, "Anda sudah sembuh dari wabah?"

"Oh, tentu saja sudah, pangeran! Seorang dokter dari duke yang mengurusnya. Ia hanya seorang diri namun berhasil menyembuhkan kami semua!" jelas si kepala desa dengan nada yang menggebu-gebu.

Lagi-lagi Usha tersentak kaget, "Dokter itu seorang diri?"

"Benar, pangeran, lebih mengejutkan lagi dia adalah wanita!"

"Wanita?!"

"Rambutnya coklat bergelombang persis seperti putri Dhipa--oh, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa ada orang yang menyamai putri!"

Lucas tersenyum paksa, "Y-yah, tidak ada orang yang bisa menyamai putri. Itu benar."

"Duke, bisa aku melihat dokter itu?" tanya Usha blak-blakan.

"Ya, tidak? Oh, maksud saya kenapa, pangeran?"

"Um ... dokter milik duke ini sangat hebat. Saya ingin bertemu tatap muka dan memberinya apresiasi. Juga karena saya ingin memastikan sesuatu."

"Saya pikir sesuatu yang ingin anda pastikan itu tidak perlu, pangeran." tegas Lucas dengan wajah serius.

"Itu perlu."

"Saya pikir itu tidak--"

"Kapan saya berkata jika saya membutuhkan pendapat anda, duke? Saya adalah pangeran mahkota di sini, Usha Athulya. Apakah anda meremehkan saya?"

Lucas menelan ludahnya pasrah, "Saya kelewatan, maafkan saya."

"Kalau begitu bisa kita bertemu dengan dokter itu?"

"Tentu bisa, pangeran, tapi sedikit--"

Perkataan Lucas terhenti.

Tercekat, matanya membesar karena melihat sesuatu dari kejauhan. Kivandra, yang menggendong seorang bocah, berlari takut dengan gaun penuh darah.

Rasanya Lucas langsung runtuh ke bawah. Perasaan berat yang membuatnya begitu ketakutan.

Gaun Kivandra dengan noda darah tertempel di sana-sini. Wajahnya yang pucat dan gelisah.

Marah, Lucas marah, kenapa bisa Kivandra terluka?

"L-lucas, tolong aku!" teriak Kivandra yang terdengar serak.

Princess SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang