Chapter 8 [Alexander]

219 14 0
                                    

Happy Reading~~

-----


"APA - APAAN SURAT WASIAT ITU?!" 

"MENIKAH? OH AYOLAH UMURKU BUKAN LAGI SEPERTI SEORANG ANAK SMA!"

Ucap seorang lelaki yang menggunakan setelan jaz hitam itu lalu membuang beberapa lembar kertas kearah meja kerjanya , ia tampak sangat marah setelah membaca sebuah surat yang tergeletak diatas meja kerjanya itu.

"Sudahlah Leo! Turuti saja permohonan ayahmu itu!" ucap seorang wanita paruh baya yang menggunakan setelan dress  plain putih yang tampak polos itu tetapi ketika ia gunakan, nampak sangat apik dan juga elegan. wanita yang berparas cantik  dengan rambut coklat lurus yang terurai  di bahunya itu terlihat sangat amat elegan dan berwibawa walau ujung rambutnya tampak sedikit pudar menjadi putih karena faktor usianya.

"Tetap saja Mom! pria tua itu kenapa walau saat mati saja dia sangat menyusahkan!" ucap pria itu mendecak kesal selagi mengacak - acak rambutnya

"Jaga perkataanmu Leo." ucap dingin wanita itu dengan tatapan yang sangat tajam kepada anaknya

"Biar bagaimana pun, dia itu ayahmu! Turuti saja surat wasiatnya, Mommy akan bantu menyiapkan segala keperluanmu."

"Tapi mom.."

"Mommy tidak masalah kamu menyukai seorang pria, hanya saja coba pikirkanlah sekali lagi untuk mencari orang lain, selain menunggu dirinya.." ucap wanita itu lalu pergi meninggalkan ruangan yang mereka tempati itu.

"SIALAN!" sebuah vas bunga terlempar kearah pintu wanita itu keluar

"Dimana dirimu sayang?..."  ucap lelaki itu lirih dengan nada yang frustasi 


POV ALEXANDER

Gua berjalan keluar setelah menyerahkan formulir siswa pindahan dari ruangan yang bertulisan kepala sekolah itu. gua berjalan menyusuri lorong yang sedikit sepi, mungkin karena sekarang sudah lewat waktu pulang. 

'kapan terakhir kali gua menginjakkan kaki di gedung sekolah?'

Gua yang sedari kecil selalu mengikuti ajaran private atau homeschooling tidak pernah terbayangkan untuk masuk sekolah umum. gua berjalan selagi berfikir - fikir

BRAKKK

gua melihat kebawah gua setelah menabrak seseorang, tampak seorang siswa lelaki yang membawa beberapa lembar kertas itu terjatuh dan berserakan , ia menunduk dan mengambil  satu persatu kertas itu selagi mengutarakan kata maaf. Gua menunduk untuk membantu mengambil kertas yang berserakan itu lalu memberikan kembali kepadanya.

ia terus meminta maaf dan berkata sedang terburu - buru, gua mengangguk dan menjawab tak apa, lalu ia pergi berlari kearah asal gua jalan, gua melirik sekilas almamater yang terdapat logo Osis tersebut dan tersenyum tipis

"Osis ya? menarik" 

gua berjalan menyusuri sekolah ini hingga menemukan ruangan guru, lalu gua masuk dan memperkenalkan diri, gua disini hanya untuk memperkenalkan diri dan mendapatkan seragam serta jadwal pelajaran , gua juga bertanya akan kelas mana yang akan gua tepati.

gua menunduk hormat lalu gua berjalan pergi dari ruangan yang berisi para guru - guru itu. gua menghela nafas gua yang terasa berat, setelah berbincang - bincang manis pada guru - guru itu yang menghabiskan banyak tenaga, gua sekarang sedang berjalan kearah parkiran sekolah

walau belum memulai hari pertama, rasanya gua sudah enggan pergi ke sekolah ini. tetapi tiba - tiba wajah seseorang yang gua tabrak tadi terlintas di benak . seketika gua tersenyum lalu mengambil ponsel gua yang sedari tadi gua letakkan pada kantung celana, gua mengetik nomor seseorang disana 

My Stupid LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang