Chapter 9 [Alexander 0.2]🔞🔞

257 12 0
                                    

ALEXANDER POV


Kringggg


waktu sudah menunjukan pukul 5 sore hari, bunyi bel menandakan akhir dari pembelajaran hari ini. Gua lihat Van yang buru - buru membersihkan mejanya dan membawa tasnya untuk segera pergi dari kelas. sebelum ia bangkit, hal itu terjadi lagi. entah lagi kesambet apa , Gua menahan tangan Van dengan tak rela untuk berpisah.

"Pulang Van?"

Gua melihat ekspresi Van yang tampak datar, yaiyalah, bego banget gua nanya orang. jelas - jelas udah waktu pulang masih di tanya.

"Boleh bareng?" ucap gua yang aslinya sih masih mau berduaan

"Gue mau rapat osis dulu"

"Oh. Yaudah gua ikut nganterin aja deh, kan sekalian tuh deket parkiran" ucap gua yang hanya alasan saja untuk bisa lebih lama dengan Van

kami berjalan keluar kelas dan menyusuri lorong sekolah, tak ada pembicaraan diantara kami membuat angin sore yang berhembusan itu terasa dingin. hingga kami pun berjalan melewati lapangan basket, Gua melihat langkah kaki Van terhenti sejenak. Ia menatap kearah lapangan basket itu, Terlihat seorang lelaki berparas Tampan nan juga manis dengan jersey basket yang masih ia kenakan itu basah kuyup oleh keringat. Di saat bersamaan ia berlari kecil kearah kami. sekilas gua dapat melihat sebuah seringai kecil terukir di mulutnya.

"Vand--ra.." ucap lelaki itu yang sepertinya ingin mengucapkan hal lain namun terhenti setelah melirik kearah Gua.

'vand?'

"Ada apa Van?" lelaki itu lalu mengalihkan pandangannya kearah Van, dan tersenyum seolah - olah tidak terjadi apa - apa

"Tidak, hanya memberitahu ada rapat osis, masalah olimpiade." Gua mendengar ucapan Van yang sedikit dingin itu

'oh ternyata bukan gua aja yang di dinginin' batin gua merasa sedikit lega

"Oke thanks, Yoo Bro!" Ucap lelaki itu lalu menghadapkan pandangannya kearah Gua dan tersenyum manis

deg.

"Alex ya? salken gua nathan... yaudah Van gua ganti dulu ntar nyusul" ucapnya selagi menepuk pundak Gua

'Nathan..?' batin gua sekilas lalu tersenyum dan mengangguk kearahnya yang telah pergi menjauh dari kami

"ayo" suara Van membuyarkan pikiran gua yang kemana - mana itu dan mengangguk untuk kembali ketujuan utama

di sela - sela perjalanan ini tidak ada percakapan diantara kami, entah apa yang di pikirkan Van yang sedari tadi berjalan dengan melamun. Dan lelaki bernama Nathan itu terus mengganjal di pikiran gua selama berjalan ini

"Nathan itu... dia ketos?" ucap gua yang akhirnya tidak dapat menahan rasa ingin tau

"Ketos , dan kapten basket tentunya" Gua sekilas melihat Van memberikan sebuah seringai yang mengejek

Gua hanya mengangguk paham, walau sejujurnya masih banyak lagi hal yang ingin gua tanyakan, tapi toh kan gaenak baru kenalan juga ntar di kira sokab. Jadi gua hanya diam dan menyimak saja, tak terasa selama jalan tersebut kami tiba di depan ruang osis, Van menghadap kearah gua dan menangguk seakan berpamitan, Gua tersenyum dengan senyuman yang tak tertahan dan mengangguk menanggapi. Van masuk keruangan osis itu.

Meninggalkan gua yang berakhir sendirian dan mau tak mau Gua harus berjalan sendirian untuk pergi keparkiran.

"Nathan ya?" gumam gua yang entah mengapa tersenyum tipis

My Stupid LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang