Mentari bersinar cerah dengan hembusan angin lembut yang membuat dedaunan seolah menari di antara suara motor sport berwarna hitam dengan corak berwarna merah milik Ananta. Bisingnya jalanan seolah tidak ia pedulikan, Ananta tetap berkendara dengan perlahan menembus hiruk pikuk jalanan di Kota Solo pagi itu.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama ia menghentikan motornya dan memarkirkannya di pinggir jalan. Ia melangkahkan kakinya menuju ke salah satu kios bunga langganannya di pasar kembang. Setibanya Ananta disana, ia langsung disambut dengan senyuman hangat oleh wanita paru baya pemilik kios.
"Ehh mas ganteng, pasti mau beli bunga gerbera putih kan?" Tanya pemilik toko seolah sudah mengetahui apa yang Ananta pikirkan hingga membuatnya terkekeh pelan.
"Iya bu, bunganya ada?" Jawab Ananta dengan senyuman diwajahnya.
"Ya ada to, sek ya ibu siapin dulu." Ucap ibu pemilik kios dengan aksen jawanya, kemudian pergi meninggalkan Ananta untuk mengambilkan bunga garbera pesanan Ananta.
Masih dengan senyuman diwajahnya Ananta mengambil benda pipih dari kantongnya dan mengetikan sebuah pesan.
:Ananta
Permisi tuan putri, saya sudah menemukan bunga gerbera putih seperti
permintaan AndaPrincess Raya (katanya):
Baik pelayan, segera bawa bunga itu ke hadapan saya:Ananta
Pelayan matayouPrincess Raya (katanya):
Ohh sekarang berani ngatain?:Ananta
Ampun mbak 🙏🏻
Baik tuan putri, segera hamba bawakanPrincess Raya (katanya):
Nghokeyyy 😍😍
Setelah membaca pesan terakhir tersebut Ananta menutup ponselnya dan meletakkan kembali ke dalam kantongnya. Tanpa ia sadari ternyata ibu pemilik kios sudah berdiri di depannya sembari memegang satu buket bunga garbera berwarna putih."Pasti mba Raya ya?" Tanya ibu pemilik toko dengan wajah menyelidik dan dijawab anggukan oleh Ananta.
"Ehh apa kabar dia? Udah lama ga ke sini, Ibu kangen sama dia." Tanya ibu pemilik toko sembari memberikan buket bunga garbera kepada Ananta.
"Alhambulillah bu, nanti kapan-kapan Ananta ajak ke sini." Jawab Ananta.
Setelah memberikan jawaban itu Ananta menerima buket yang berisi 15 tangkai bunga gerbera dan memberikan sejumlah uang kepada ibu pemilik kios. Ananta pun berpamitan, ia takut kekasihnya menunggu terlalu lama. Ia kembali menuju ke tempat di mana ia memarkirkan motor kesayangannya itu. Saat melangkahkan kakinya Ananta kembali mengingat saat ia pertama kali datang ke kios bunga tersebut, dan juga saat pertama kali ia bertemu dengan Raya, gadis cantik berambut coklat gelap dengan alunan melodi indah dari biola yang ia mainkan.
19 September 2021
"Mak Nyak tercinta, mie rebus satu pake telur dua sama sosisnya satu, nanti Dipta yang bayar." Pinta Jaki kepada Mak Darmi atau sering dipanggil dengan Mak Nyak.
Sontak Ananta dengan ketiga temannya menoleh secara bersamaan karena terkejut dengan apa yang dipesan Jaki, menu porsi kuli yang dipesan oleh manusia lidi. Mereka hanya bisa menggelengkan kepala mereka terheran-heran dan melanjutkan menghisap rokok mereka yang sempat tertunda.
"Wah gila juga tuh perut si Jaki udah mirip atm, diisi banyak tapi ga melar-melar." ucap Theo terheran-heran.
"Kayanya diperut dia bukan cacing pita sih, tapi cacing piton." jawab Ananta yang dibalas anggukan oleh Bram dan Rama yang masih asik menyesap rokoknya. Namun tiba-tiba sebuah helm full face melayang dan tepat mengenai punggung Jaki dengan diikuti suara teriakan yang sangat familiar di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
864,3 Tahun Cahaya
Teen FictionDear kamu, Apa kamu pernah mendengar Bintang Rigel? Iya Rigel. Rigel adalah bintang paling terang di rasi Orion. Tenang saja, ini bukan mata pelajaran astronomi dan aku tidak akan menceritakan Rigel maupun Orion. Tapi aku akan menceritakan sebuah c...