Halo semuanya..
apa kabar?terimakasih buat yang udah support aku dengan vote, komen, & follow
semoga kalian terhibur dengan cerita ini♡
˗ˏˋ ꒰ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ꒱ ˎˊ˗
Raya memasuki gerbang sekolah dengan nafas terengah-engah, ia harus berlari dari halteyang cukup jauh karena bus yang ia naiki tidak melewati sekolahnya dan melewati jalur lain. Raya harus naik bus karena Aca; kakaknya telah berangkat menuju kampusnya, lagi pula kampus Aca dengan sekolah Raya berlawanan arah dan Selena hanya meninggalkan selembar uang 50 ribu dengan sebuah catatan di atasnya "Nanti kamu berangkat sekolah naik bus aja, ini uang jajannya aku tambahin" begitulah isi pesan yang dtempelkan Selena dikotak bekalnya, padahal Raya saja tidak tau bus mana yang harus ia naiki, hingga akhirnya ia menaiki bus yang salah dan harus berjalan lagi untuk sampai ke sekolahnya.
Wajahnya merah padam dengan keringat yang bercucuran serta nafasnya yang tidak beraturan. Raya pun melihat jam tangannya, jam itu menunjukkan pukul 7.11 Raya dapat bernafas lega karena masih tersisa waktu 4 menit sebelum bel berbunyi.
"Huft, untung masih sempet" ucapnya lega sambil mengusap peluh di keningnya dan sedikit membungkukkan badannya mengatur nafasnya yang masih tak beraturan. Ketika Raya menegakkan kembali badannya dan baru saja ia melangkah satu kali tiba-tiba...
"ASTAGA ALLAHUAKBAR!!?!"
Raya nggeblak* karena terkejut, tiba-tiba saja segerombolan motor melintas di depannya dengan kecepatan tinggi.
"Aduh.. pantat semok gue!" rintih Raya sambil menahan rasa sakit dipantatnya itu. Sebenarnya sakit dipantatnya tidak seberapa dibandingkan dengan rasa malunya, seakan ingin tenggelam ke inti bumi karena kini semua mata tertuju padanya yang masih duduk di tanah terutama ke-enam laki-laki yang tengah berdiri di sebelah motor ala japstyle mereka sembari tertawa cekikikan.
"Ehh.. lo ga-papa" tanya seorang perempuan berseragam putih abu-abu dengan balutan jilbab berwarna putih seraya membantu Raya untuk berdiri.
"Iya gue ga-papa kok, cuma malu aja" jawab Raya sambil memberikan roknya yang kotor.
"Biarin aja ya, mereka emang brandal" ucap perempuan itu dengan nada yang keras ketika mengucapkan kata 'brandal'. Tatapan matanya tajam dan dingin menatap kearah enam orang yang masih setia menyaksikan Raya yang terjatuh sambil tertawa cekikikan. "Ga-usah ketawa!" teriaknya dengan suara yang lantang.
"TBL TBL TBL" jawab Jaki.
"Gimana sih Kinan, lucu masa ga boleh di ketawain" balas Rama dengan wajah tak berdosanya dan dibalas anggukan oleh Bram, "Betul betul betul." Sahut Bram.
"Ananta! Bisa ga sih, lo sama geng ga jelas lo itu ga buat ulah sehari aja?!" bentak Kinan. Ananta yang baru saja meletakan helmnya langsung menoleh ke arah Kinan dan Raya "Bukan urusan lo" jawab Ananta datar.
Kinan yang sudah emosi semakin membara langsung berjalan menuju ke arah ke-enam inti Resphara tersebut namun Raya dengan sigap menahan lengan Kinan, "Udah biarin aja gue ga-papa kok" Raya pun menuntun Kinan meninggalkan tempat parkir dengan wajah yang khawatir.
Kinan yang tadinya sudah ingin melahap mereka bak singa yang bangun setelah hibernasi pun langsung pasrah dan mengikuti langkah Raya untuk pergi meninggalkan tempat parkir, walaupun sebenarnya ia masih ingin menampar mulut Ananta dan teman-temannya.
Seketika wajah Rama berubah menjadi kecewa ketika melihat keduanya pergi."Yahh Kinan kok pergi sih, Mas Dipta kangen nih" teriak Rama yang langsung dibalas dengan pukulan keras oleh Dipta."Apaan sih lu!?" balas Dipta.
"Lo masih suka sama mak lampir Dip?" tanya Jaki dengan menyebut Kinan 'Mak Lampir'.
"Ngga!!" jawab Dipta singkat.
"Ehh.. gue kok belum pernah liat cewe tadi ya, dia anak baru?" tanya Bram sambil melepaskan hoodie putih yang ia kenakan.
"Mungkin, gue juga ga pernah liat" jawab Theo dan dibalas anggukan oleh yang lainnya.
"Wah bapak Ananta sudah membuat first impression buruk ke anak baru ya gess" teriak Jaki sambil bertepuk tangan dan menggelengkan kepalanya terheran-heran dengan apa yang Ananta perbuat. Ananta hanya menatap Jaki dengan senyuman dengan seribu makna.
"Ga ada jatah mie rebus Mak Nyak" balas Ananta seraya merangkul Theo dan pergi dari parkiran diikuti dengan yang lainnya. "Mampus" bisik Dipta sambal berjalan melewati Jaki. Jaki terkejut mendengar jawaban singkat langsung menyamai langkahnya dengan Ananta dan memohon-mohon agar mendapatkan jatah mie rebus kembali.
𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊
"Kenalin gue Raya" Raya mulai membuka suara sambil mengulurkan tangannya mengisyaratkan untuk berkenalan, agar dapat meredakan suasana setelah pertengkaran mereka tadi, karena setelah meninggalkan tempat parkir Kinan hanya diam dan wajahnya pun masih memerah karena menahan amarahnya. Kinan yang mendengar ajakan Raya tersebut, langsung menatap kearah Raya dan memberikan senyuman yang sedikit masam.
"Gue Kinan, salam kenal" balas Kinan seraya menjabat tangan milik Raya.
"Thanks ya, tadi lo udah nolongin gue" jawab Raya dengan bulan sabit yang terukir di wajahnya.
"Santai aja" jawab Kinan dan membalas senyuman Raya.
"Lo jauh-jauh aja deh dari mereka, ya emang mereka ganteng cuma kelakuannya ga bener balapan lah tawuran lah ga jelas banget" timpal Kinan menjelek-jelekkan Ananta dengan gengnya. Tak bisa dipungkiri lagi kalau memang Ananta dengan teman-temannya sering kali membuat onar, entah itu bolos ataupun berkelahi.
Namun tetap saja banyak siswi dari SMA Bhakti Mandala yang tergila-gila dengan ketampanan mereka, bahkan dari sekolah lain pun banyak yang mengidolakan mereka, ironi bukan? Raya yang mendengarkan perkataan Kinan pun hanya mengangguk paham dengan wajah seriusnya, seolah sedang mendengarkan nasehat dari seorang guru.
"By the way, lo anak baru ya?" tanya Kinan memastikan, karena ia sebelumnya tidak pernah melihat Raya selama di sekolah.
"Iya gue baru aja masuk hari ini" jawab Raya sembari mengukirkan sebuah bulan sabit di wajahnya hingga terlihat giginya yang berjajar rapi. Kinan yang mendengar itu langsung mengangguk paham.
"Udah tau ruang guru dimana?" tanya Kinan memastikan.
Wajah Raya yang tadinya ceria pun seketika berubah memucat, Raya belum bisa menghafal letak ruangan-ruangan di sekolah barunya itu karena ini kali pertama ia datang ke SMA Bhakti Mandala.
"Gue ga tau" jawab Raya dengan wajah yang masam.
"Ya udah ayo gue anter" ucap Kinan sembari menggandeng tangan perempuan yang lebih tinggi darinya itu dan menuntunnya menuju ruang guru.
"Ehh.. ini ga ngerepotin?" tanya Raya memastikan.
"Santai aja kali, kan sekarang kita temenan" ucap Kinan dengan senyuman yang merekah di wajahnya.
Raya dan Kinan jalan berdampingan melewati koridor kelas. Raya melihat ke sekeliling koridor yang ia lewati, suasana sekolah barunya sangatlah ramai. Masih banyak siswa yang berlalu lalang ataupun hanya duduk-duduk santai sambil bergosip di koridor walaupun bel masuk sudah berbunyi. Suasana sekolah yang begitu berbeda dari sekolah Raya sebelumnya. Raya begitu senang, kini ia kembali bersekolah di kota kelahirannya.
Translate:
*) nggeblak: terjatuh kebelakang karena syok atau terkejut.𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊
GIMANA CHAPTER KALI INI, SERU GA NIH?
Apa yang mau disampein ke Raya ?
Apa yang mau disampein ke Ananta ?
Apa yang mau disampein ke Ranu?
JANGAN LUPA VOTE, SPAM KOMEN & FOLLOW!
BIAR AKU UPDATE LEBIH CEPETSEE U ON THE NEXT CHAPTER ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
864,3 Tahun Cahaya
Teen FictionDear kamu, Apa kamu pernah mendengar Bintang Rigel? Iya Rigel. Rigel adalah bintang paling terang di rasi Orion. Tenang saja, ini bukan mata pelajaran astronomi dan aku tidak akan menceritakan Rigel maupun Orion. Tapi aku akan menceritakan sebuah c...