⁰²𓋼 𝐑𝐢𝐠𝐞𝐥‧𖤣𖥧

131 80 59
                                    

"RAYA!"

Panggilan dari suara lembut yang sedikit samar-samar sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Raya, yang membuat tidurnya menjadi terusik. Namun Raya hanya mengubah posisi tidurnya yang tadinya telentang menjadi tengkurap dan menyembunyikan kepalanya di bawah boneka gurita kesayangannya, berharap agar suara ketukan itu teredam.
Di sisi lain, Selena; tante Raya mulai geram karena Raya tak kunjung menyahut, tangannya pun mulai kebas karena terus mengetuk pintu kamar keponakannya yang masih terkunci rapat.

"Dasar kebo" gumam Selena.

Kesebaran Selena semakin menipis karena Raya masih saja belum membuka pintunya. Selena menggebrak pintu kamar keponakannya itu sekuat tenaga dan berteriak. "Aqilla Soraya! Kalau aku hitung sampe 3 pintunya masih belum dibuka aku buang semua photo card korea-koreamu itu!" teriakan Selena yang berhasil menusuk gendang telinga Raya, dan langsung membuatnya terbangun dari tidurnya tanpa harus mengumpulkan nyawanya maupun menarik urat terlebih dahulu.

"Satu.." Selena mulai menghitung, membuat Raya berlari kalang kabut menuju ke pintu kamarnya.

"Dua.." Raya semakin dibuat panik karena sekarang photo cardnya lah yang menjadi taruhannya, saking paniknya membuat Raya kesulitan untuk membuka kunci pintu kamarnya. "Iya tante, ini Raya udah bangun!" teriak Raya dari balik pintu sambil membuka kunci.

"Tiga!" hitungan terakhir dari Selena yang bersamaan dengan Raya membuka pintu, wajahnya pucat pasi. Raya pun bernafas lega, photo card boyband koreanya tidak akan dibuang oleh tantenya itu. Raya menyenderkan kepalanya ke daun pintu karena lemas, bagaimana bisa ia dibuat panik di pagi hari seperti ini. Sedangkan Selena, sorot matanya tajam menatap ke keponakannya itu sembari berkaca pinggang di depannya.

"Bandel banget sih, udah dibilangin dari semalem kalo hari ini kamu masuk sekolah!" bentak Selena.

"Iya tante aku inget" jawab Raya sembari berjalan masuk ke dalam kamarnya, dan kembali merebahkan badannya di atas kasurnya yang empuk. Selena semakin di buat geram oleh keponakannya itu, ia langsung saja ia menepak pantat Raya.

"BANGUN!" bentak Selena.

"Ihhh tante, kasian pantat mahal ini" jawab Raya sembari bangun dari tidurnya. "Ya makanya jangan tidur lagi, mandi gih nanti kesiangan" titah Selena sambal mengusap-usap rambut Raya yang masih berantakan. Namun Raya masih saja duduk di kasurnya dengan wajah yang murung. Selena yang tadinya sudah ingin berdiri pun mengurungkan niatnya, dan menatap kearah keponakannya itu.

"Ihh pagi-pagi jangan cemberut!" ucap Selena sembari menaikan ujung bibir Raya menguggunakan jarinya agar membentuk senyuman, namun setelah itu tetap saja Raya kembali murung seperti sebelumnya.

"Sui-sui raimu koyo jaran*" ucap Selena dengan wajah gelinya.

"Ihh tante, masa Raya cantik gini dibilang kaya kuda!" jawab Raya kesal sembari memukul tantenya menggunakan boneka gurita kesayangannya. Sedangkan Selena tertawa terbahak-bahak ketika melihat wajah Raya yang sudah memerah seperti tomat.

"Ya kamu sih, ngapain pagi-pagi malah cemberut gitu" jawab Selena.

"Kalau Raya ga dapet temen gimana?" ucap Raya dengan wajah yang murung, menunduk menatap bonekanya.

"Tadi katanya Raya cantik, masa cantik gini ga dapet temen" bujuk Selena.

Namun Raya masih tidak bergeming dengan perasaan gelisah mendominasi hatinya. Sudah hampir 4 tahun Raya tinggal bersama nenek dan kakeknya di Bandung setelah kepergian ibunya karena kecelakaan. Sejak itu Raya selalu menyalahkan dirinya karena itu, mengapa harus ibunya yang mengalami semua itu.

"Mama kamu pasti seneng sekarang kamu pulang ke Solo lagi, Papa kamu, Aca, Tante juga" ucap Selena sembari mengusap-usap rambut Raya yang masih berantakan. Raya yang tadinya menunduk pun mengangkat kepalanya, menatap ke arah tantenya dengan wajahnya yang masih dipenuhi dengan kesedihan.

"Tante jadi inget waktu kamu habis lahir, Mama sama Papa kamu berantem cuma gara-gara Papa kamu mau kamu dikasih nama Kamila, tapi Mama kamu maunya Lintang-" cerita Selena menggantung karena langsung dipotong oleh Raya.

"Tapi akhirnya dikasih nama Raya, biar Aca bisa manggil aku Aya" ucap Raya menyambung cerita dari tantenya itu dengan senyuman di wajahnya begitupun dengan Selena. Lega rasanya ketika ia bisa mengalihkan semua pikiran negatif yang mengganggu Raya.

"Dulu Aca sampe nangis kejer di koridor rumah sakit cuma gara-gara mau kasih nama kamu Aya" sambung Selena dengan tertawa terbahak-bahak. Raya langsung memeluk tantenya itu dengan erat, ia merasa sangat beruntung Selena berada disisinya. Seperti namanya yang berarti bulan yang selalu menghiasi gelapnya malam, Selena selalu menyinari Raya, selalu menghibur Raya ketika ia merasa terpuruk setelah ibunya tiada.

"Tante sayang banget sama kamu" ucap Selena sambal membalas pelukan Raya. Namun pelukan Raya semakin merenggang dan kini ia menatap Selena dengan tatapan bingung, begitupun dengan Selena.

"Tante ga lesbi kan?"pertanyaan sembrono dari Raya yang membuat Selena ingin menghajarnya.

"RAYAA!!" bentak Selena sembari menjewer telinga Raya.

Tentu saja Raya ikut berteriak karena kesakitan sembari memohon-mohon agar Selena melepaskan telinganya. Ketika tautan Selena terlepas, Raya langsung berlari menuju kamar mandi yang ada di kamarnya dan mengunci pintunya agar Selena tidak dapat menangkapnya. Sedangkan Selena, ia langsung mengejar Raya, namun sayangnya ia tidak dapat menangkapnya karena pintunya sudah terkunci dari dalam, Selena terus menerus mengetuk pintu kamar mandi agar Raya mau keluar dan dia dapat memberikan pelajaran yang setimpal.

"Raya! Keluar kamu!" teriak Selena.

"Maaf tante, habisnya tante udah tua masih jomblo" jawab Raya sambal memegangi puntu.

"Awas aja kamu ya!" bentak Selena yang semakin membuat suasana dipagi hari yang cerah seperti di dalam sebuah film horror, bahkan lebih menyeramkan daripada film horror Suzanna.

Translate:
*) Lama-lama muka kamu kaya kuda.

GIMANA CHAPTER INI, SERU GA NIH?

Apa yang mau disampein ke Raya & Tante Selena ?

Apa yang mau disampein ke Ranu?

JANGAN LUPA VOTE, SPAM KOMEN & FOLLOW!
BIAR AKU UPDATE LEBIH CEPET

SEE U ON THE NEXT CHAPTER ♡

SPOILER NEXT CHAPTER:
"Iya ga-papa kok, cuma malu aja" jawab Raya sambil membersihkan roknya yang kotor.

864,3 Tahun Cahaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang