🦋
Seperti yang Mark ucapkan kemarin, hari ini kelas 1 dan 2 dipulangkan lebih awal karena kelas 3 akan melakukan simulasi Ujian Sekolah. Haechan dan Renjun pun terpikirkan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mereka. Tugas yang mereka dapatkan memerlukan buku tertentu untuk mengerjakannya. Jadi disinilah mereka sekarang, berkunjung ke salah satu toko buku di pinggiran kota untuk mencari buku yang mereka perlukan.
Setelah hampir satu jam berkeliling, buku yang mereka cari akhirnya ketemu. Haechan dan Renjun pun berjalan beriringan menuju kasir. Saat tiba giliran mereka, Renjun teringat kalau ibunya meminta ia membelikan buku resep kue. Sebelum ke toko buku, Renjun memang sempat memberitahu sang Ibu bahwa ia akan mencari buku. Sebenarnya Renjun sudah menemukan buku resepnya tadi, tapi sepertinya ia lupa mengambilnya.
"Eh, Chan tunggu bentar ya. Ada yang ketinggalan." Ucapnya pada Haechan.
"Hah? Yaudah, gue tunggu di depan ya nanti." Jawab Haechan, Renjun memberikan simbol 'OK' dengan tangannya dan langsung melesat ke rak buku khusus resep makanan.
"Ada-ada aja deh." Gumam Haechan pelan seraya menggelengkan kepalanya.
"Eh iya, totalnya jadi berapa, kak?"
"Semuanya jadi 175.000 ya." Haechan pun mengeluarkan uang dari dompetnya dan langsung memberikannya pada orang dihadapannya. Setelah selesai, ia mengambil kantong berisi buku tersebut dan berjalan keluar toko.
Haechan memutuskan untuk menunggu Renjun di luar toko. Rencananya setelah ini mereka akan ke rumah Haechan dan mulai mengerjakan tugas mereka disana. Deadlinenya memang masih lama, tapi keduanya memutuskan untuk mengerjakannya sedikit demi sedikit, agar tidak keteteran nantinya.
Haechan memusatkan pandangan ke arah toko buku, pintu dan jendela kaca besar itu memudahkannya untuk melihat ke dalam toko. Mencari-cari sosok sahabatnya yang tak kunjung menampakkan diri.
"Mana deh si Renjun, lama banget perasaan." Gumam Haechan pelan, entah kenapa sedari tadi ia merasa gelisah. Dan lagi semenjak ia keluar dari toko, Haechan merasa seperti ada yang sedang mengawasinya. Langit terlihat mulai gelap, awan hitam perlahan menghampiri tanda sebentar lagi hujan akan turun. Tak seperti biasanya, jalanan pun tidak begitu ramai dan hanya ada dirinya yang sedang berdiri di trotoar tersebut, padahal waktu masih menunjukkan pukul 2 siang hari.
Sementara itu, seseorang berbaju hitam yang berdiri tak jauh dari Haechan terlihat terus memperhatikan Haechan. Orang tersebut kemudian mulai berjalan mendekat setelah memastikan keadaan di sekitar aman untuknya beraksi. Melihat Haechan yang lengah, ia pun langsung menarik Haechan mundur menjauh dari jangkauan pandang banyak orang dan membekap sebagian wajah Haechan dengan kain.
Haechan yang terkejut menjatuhkan kantong belanjanya dan mulai memberontak mencoba melepaskan diri. Gerakannya terlalu tiba-tiba, bahkan teknik dasar bela diri yang sudah dipelajarinya dari Serim sulit untuk ia terapkan di saat-saat seperti ini. Usahanya sepertinya sia-sia saja, tenaga orang yang membekapnya ini tak bisa ia lawan dengan mudah. Tubuhnya mulai melemah, napasnya tak teratur dan kesadarannya perlahan-lahan mulai menghilang. Hingga tak butuh waktu lama kegelapan pun menghampirinya, Haechan pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry • Haechan
Fanfiction"Gue benci sama lo! Berhenti bersikap sok baik sama gue!" "Kak, please! Sampai kapan kakak mau benci sama adik kakak sendiri?!" "Dia bukan adik gue!" "Maaf.." ______________________________________ Cast : • Lee Donghyuck (Haechan) • Lee...