[3] • Sial (2)

11.5K 949 66
                                    

Vomment yuk gais hehe :)
Jangan bosen bacanya ya hehe~

Vomment yuk gais hehe :)Jangan bosen bacanya ya hehe~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🦋

"Mau kemana Lo? Lo yang tadi nabrak Serim kan?" Wonjin menarik tangan Haechan, dan membalikkan badannya hingga mereka berhadapan sekarang.

'Sial'

"Kenapa lo diem aja? Jawab!" Bentak Wonjin.

Haechan tersentak dan menjawab dengan terbata-bata, "I-iya kak" pandangannya masih kebawah.

"Kalo orang ngomong tuh liat mukanya! Bukan liat lantai!" Sentak Allen, membuat Haechan mau tidak mau harus mengangkat kepalanya dan melihat wajah kakak kelasnya itu.

Haechan melihat Wonjin yang melirik sekilas ke arah Serim, dan Serim menganggukkan kepalanya. Lalu beberapa detik setelahnya..

BUGH

Itu Wonjin. Dia baru saja meninju wajah Haechan. Haechan terkejut, dan meringis. Sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah. Serim, Wonjin dan Allen yang melihatnya tersenyum miring.

Belum puas dengan apa yang dilakukan Wonjin, Serim melangkah dan..

BUGH

"Akh!" Pukulan itu mendarat tepat di perut Haechan membuatnya jatuh terduduk sambil memegang perutnya dan terbatuk-batuk.

Serim tersenyum miring, "Segitu doang tenaga lo? Lemah lo jadi cowok." Ucapnya dengan nada meremehkan.

Haechan tidak berniat sedikitpun untuk membalas perlakuan kakak kelasnya itu, dia tidak bisa berkelahi. Kemudian setelahnya ketiga kakak kelasnya itu pergi begitu saja. Haechan masih dalam posisinya, perutnya benar-benar sakit. Dia tidak pernah berkelahi, ini pertama kalinya dia mendapatkan pukulan seperti tadi.

Sementara di kelas..

'Si Echan mana sih, ke toilet doang lama amat.' Batin Renjun.

Sedari tadi dia sudah menunggu sahabatnya yang pamit ke toilet itu. Karena Haechan tak menunjukkan batang hidungnya, Renjun memutuskan untuk menyusulnya. Entah kenapa perasaannya tidak enak sejak dia meninggalkan Haechan di kantin tadi.

Setelah sampai di depan pintu toilet Renjun malah berhenti, entah kenapa jantungnya jadi berdetak lebih kencang. Jujur, dia takut sesuatu terjadi pada Haechan. Setelah menarik napas, perlahan Renjun membuka pintu toilet, lalu dia pun mulai mengedarkan pandangannya.

Deg

Pandangannya terpaku dengan seseorang yang ada di depannya. Jantungnya seakan berhenti berdetak, seseorang itu adalah Haechan. Haechan masih dengan posisinya tadi, terduduk di lantai tangannya memegang dadanya, Haechan mulai kesulitan bernapas.

"ASTAGA! CHAN KAMU KENAPA?!" Panik Renjun, dia berjongkok dan kedua tangannya memegang bahu Haechan yang naik turun.

"Hahhh... Re-renjunhh.. Se-sesakhh.." Lirih Haechan, napasnya memburu.

Sorry • HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang