[6] • Aneh

8.7K 782 43
                                    

🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

Seminggu berlalu, tidak ada kejadian spesial dalam seminggu terakhir. Hari ini seperti biasa Lee bersaudara melakukan aktivitas mereka, masih sama—sarapan pagi yang sepi. Lalu melanjutkan kegiatan masing-masing. Taeyong yang kuliah, sedangkan Mark dan Haechan bersekolah.

Karena hari ini hari Senin, sama seperti sekolah-sekolah lain, akan diadakan upacara bendera yang berlangsung kurang-lebih 30 menit sebelum memulai pembelajaran.

Setelah upacara selesai, semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing. Begitupun Haechan, dia berjalan ke kelas beriringan dengan Renjun.

"Chan, kita kapan mau kerja kelompok?" Tanya Renjun.

"Hah? Oh.. Pelajaran sejarah itu ya? Kapan sih dikumpulinnya?" Tanya Haechan balik.

"Hm, Kamis kalo ga salah."

"Kalo gitu pulang sekolah aja gimana?" Tawar Haechan, takutnya kelamaan malah lupa.

"Boleh aja sih, ga ada ekskul juga kan hari ini?"

"He-em" Haechan mengiyakan. Mereka pun melanjutkan perjalanan ke kelas.

Pembelajaran hari ini berjalan lancar. Tak terasa sudah waktunya pulang. Haechan dan Renjun pun bersiap untuk kerja kelompok. Mereka akan menyelesaikan tugas mereka di Kafe dekat sekolah. Haechan meminta izin pada Mark lebih dulu tentu saja.

Haechanlee
Kak, aku mau kerkom dulu sama Renjun.

Kak Mark
Dimana? Jangan lama-lama.

Echan
Di kafe depan sekolah ituloh.

Kak Mark
Ooh, oke. Kalau mau dijemput kabarin ya.


Setelah mendapat izin, keduanya pun segera pergi ke Kafe. Tugas yang diberikan memang lumayan sulit, begitu sampai di Kafe, keduanya langsung mengerjakan tugas yang diberikan. Tak mau ditunda-tunda. Sebelum mengerjakan, mereka memesan makanan dan minum terlebih dahulu.

Dan akhirnya setelah berkutat dengan alat tulis dan laptop tentunya, mereka pun selesai dengan tugasnya. Saatnya untuk pulang, karena waktu sudah menunjukkan pukul 7.30.

"Dijemput?" Tanya Renjun pada Haechan.

"Ngga deh, gue naik bus aja." Jawab Haechan.

"Yakin lo?" Renjun mengangkat sebelah alisnya. Haechan mengangguk sebagai jawaban.

"Yaudah kalo gitu gue duluan ya, gue pake ojol. Tiati lu Chan." Pamit Renjun.

"Iyee."

Setelah Renjun pulang lebih dulu, Haechan pun mulai berjalan menuju halte terdekat. Bus datang tepat setelah Haechan menunggu selama kurang-lebih 10 menit.

🦋🦋🦋

Haechan sampai di halte terdekat rumahnya. Dia perlu berjalan sedikit lagi agar sampai di rumahnya yang berada di salah satu komplek perumahan daerah sana.

Haechan berjalan dengan santai, kedua tangannya dia masukkan ke kantong jaketnya, angin malam itu lumayan dingin. Langkahnya terhenti ketika matanya melihat sesuatu. Disana, tak jauh di depannya ada tiga orang yang terlihat sedang mengobrol, tepat di bawah cahaya lampu jalan.

Setelah melihatnya lebih teliti, matanya membulat terkejut. Tiga orang itu. Mereka adalah Serim, Allen, dan Wonjin.

'Astaga, ngapain mereka disini?' Batin Haechan bertanya-tanya.

Haechan segera menundukkan pandangannya, jujur saja ia takut mereka akan menghajarnya lagi. Apalagi jalanan sudah sepi sekarang, karena jalanan menuju rumah Haechan memang sepi di jam seperti ini. Haechan melangkah untuk pergi dari sana, namun langkahnya terhenti saat melihat ketiga kakak kelasnya itu kini sudah ada di hadapannya.

"Lo yang waktu itu kan?" Tanya Allen sambil menelisik wajah Haechan.

Haechan menelan ludahnya. Dia tahu apa maksud kakak kelasnya itu, dan tak berniat mengelak. Lalu dia mengangguk ragu. Serim dari tadi hanya diam menampakkan wajah datar, ada sorot kemarahan di matanya.

Serim melangkah mendekati Haechan, Haechan otomatis berjalan mundur perlahan. Serim mempercepat langkahnya, lalu

BUGH - BRUKK

Serim memukul Haechan tepat di pipi kiri nya. Pukulannya tak main-main, buktinya Haechan langsung tersungkur ke tanah begitu saja. Darah mengalir di sudut bibirnya, sepertinya emosi Serim sedang tidak baik.

BUGH

BUGH

BUGH

Belum puas dengan pukulan tadi, Serim melayangkan lagi pukulannya bertubi-tubi pada Haechan, Haechan berusaha menghindar namun percuma saja. Kini wajahnya terlihat babak belur.

"Wonjin, Allen, lo berdua jangan diem aja dong!" Ucap Serim pada kedua temannya meminta keduanya untuk ikut menghajar Haechan.

Keduanya pun menurut saja dan langsung ikut menghajar Haechan yang sudah meringkuk di tanah menahan sakit. Mereka menendang Haechan terus-terusan.

"K-kak.. Tolong berhenti.. Uhuk!" Haechan memohon sambil menahan sakit dan terbatuk saat dirasa perutnya mendapat tendangan yang sangat keras.

Mereka tak menghiraukan itu, sampai salah satu dari mereka berhenti karena merasa sedikit khawatir pada Haechan dan menghentikan kegiatan itu.

"Rim, cukup! Lo gamau dia mati gara-gara kita kan?" Itu Wonjin, jujur saja menurutnya ini terlalu kelewatan.

Serim dan Allen berhenti, Serim memandang Wonjin sedikit kesal, menghembuskan napas kasar dan langsung berjalan meninggalkan Haechan.

Allen langsung menyusul Serim, Wonjin pun sama. Namun Wonjin berbalik sejenak dan menatap Haechan dengan tatapan yang sulit di artikan.

Haechan bersyukur mereka sudah berhenti, namun tubuhnya sakit semua sekarang. Tangannya memegang dadanya yang mulai terasa sesak, dan tangan yang satunya memegang perutnya yang terasa sangat sakit karena tendangan tadi.

Haechan mencoba untuk tenang dan mulai mengatur napasnya, dia tak mungkin mengambil inhaler di kantongnya yang sudah terlempar agak jauh dari tempatnya.

Setelah berhasil mengatur napasnya, Haechan pun berusaha berdiri. Dia berjalan dengan sedikit tertatih-tatih, tubuhnya terasa lemas.

Haechan menyeimbangkan langkahnya kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya. Syukurlah hanya tinggal beberapa blok lagi, dia benar-benar ingin cepat sampai di rumah.

To be Continued

Serim marah-marah aja ih ಥ ‿ ಥ
Wonjin juga kenapa ya? Mmm ͡° ͜ʖ ͡°
Allen apa kabar ˵ ° ~ ° ˵

Menurut kliaan apa yang aneh? ¯\_ʘ‿ʘ_/¯

Sorry • HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang