[4] • Kesayangan

10.6K 862 19
                                    

Hai, met baca hehe

Hai, met baca hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

"Chan, ayo makan dulu, makan malem dah siap nih." Mark memanggil Haechan, Haechan yang mendengarnya pun langsung turun ke bawah dan menghampiri Mark di meja makan.

Saat makan, keadaan hening. Sampai Mark menyadari ada sesuatu yang aneh pada Haechan, Mark membuka suaranya.

"Chan, itu sudut bibir kamu kenapa pake plester gitu?"

Haechan yang baru saja mau menyuapkan makanan ke mulutnya, menghentikan kegiatannya.

"Gapapa kok kak." Jawab Haechan cepat.

"Terus ngapain pake plester?" Tanya Mark lagi.

"Ah.. Tadi tu Echan garukin soalnya tiba-tiba gatel, kayaknya Echan garuknya terlalu keras jadinya perih deh. Yaudah Echan pakein plester aja." Bohong Haechan.

Mark memicingkan matanya, "Bener?" Tanya Mark curiga.

Haechan mencoba untuk terlihat tidak gugup, dia memutar bola matanya malas, "Bener kak.."

Mark menghela napas, "Kalo ada apa-apa bilang ke kakak ya." setelahnya dia tersenyum.

Haechan pun tersenyum, "Iyaa kaak.."

Keduanya sudah selesai makan, mereka membereskan bekas makanan mereka lalu mereka berjalan ke arah ruang keluarga. Menonton TV bersama, sebelum tidur. Dan juga menunggu Kakak pertama mereka pulang.

Ya, sedari tadi di Rumah hanya ada Mark dan Haechan. Taeyong belum pulang dari kampusnya. Tapi mereka memaklumi, mungkin tugas Kakaknya itu banyak sampai lama mengerjakannya.

"Chan kalo udah ngantuk tidur aja, biar kakak yang nunggu Kak Taeyong pulang." Ucap Mark pada Haechan yang duduk di sebelahnya.

"Gak deh kak, aku juga mau nunggu Kak Taeyong pulang aja." Jawab Haechan. Mulutnya memang berbicara seperti itu, tapi matanya mulai mengantuk. Dan akhirnya Haechan pun tertidur, menumpukan kepalanya di pundak Mark.

Mark yang melihatnya hanya tersenyum. Membiarkan sebentar posisi Haechan seperti itu, hingga dia pun memutuskan untuk membangunkan Haechan. Lehernya akan sakit jika tertidur dengan posisi seperti itu.

"Chan.. Bangun Chan, pindah yuk tidurnya di kamar." Ucap Mark pelan sambil menepuk-nepuk pipi Haechan.

"Nghh.." Haechan terbangun dari tidurnya.

"Pindah ya ke kamar." Ucap Mark lembut.

"Pengen tidur sama kakak.." Rayu Haechan pada Mark.

Mark menghela napas pelan, Haechan ini sudah besar tapi manjanya bukannya berkurang malah bertambah.

"Yaudah ayo kakak temenin sampe kamu tidur." Jawab Mark pasrah.

Haechan tersenyum. Mereka pun beranjak dari sofa, tak lupa mematikan TV dan melangkahkan kaki ke kamar Haechan.

Sorry • HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang