Sudah 2 minggu sejak orientasi fakultas dimulai, suasana dikampus semakin ramai melihat para mahasiswa baru yang menggunakan dresscode hitam seragam, tidak lupa name tag kardus menggantung di leher yang harus mereka pakai setiap keluar dari kelas. Tiap kamis, jumat dan sabtu diadakan pertemuan orientasi, bentuknya bermacam-macam, dari latihan fisik, tugas kelompok, tugas individu sampai materi terkait sejarah fakultas teknik.
"Lo berapa lagi?" tanya Peter pada teman-temannya yang sudah terkapar di bawah pohon beringin dekat taman sekitaran fakultasnya.
"10" jawab Nana singkat, ia masih terbaring dengan lengan menutupi matanya menghalau silau matahari. Sedangkan Ale, Romeo dan Nina yang juga berbaring, kompak memgangkat jari mereka menunjukkan bilangan dibawah 5, Nino dan Wiwi bersandar di pohon memilih tidak menjawab dan ikut menyimak.
"anjirr minggu ini dikumpul lagi" Peter menggaruk kepalanya, pusing dengan tugas orientasi yang sangat banyak padahal tugas kuliahnya aja tidak sebanyak itu, ya lebih tepatnya belum.
"Reyna sama Mia mana sih, dehidrasi gue" keluh Romeo, akhirnya duduk bersila sambil mengurut kepalanya yang pusing.
"te, lo kan kenal sama banyak kating temennya kakak lo, mintain tolong isiin punya kita dong" melas Wiwi.
"Kalo bisa juga udah beres nih sehari Wi, masalahnya karena gue bikin masalah hari pertama gue dilarang masuk kontrakan sampe orientasi beres. Dimusuhin gue, bahkan kakak gue juga gak ngenalin gue di kampus" keluh Peter, ia masih sangat ingat sepulangnya dari orientasi itu, ia masih ada sesi 'dimarahi' part 2 di apartemennya dengan Joni dan Jane. Jadilah sekarang ia harus berjuang dari 0 meskipun punya kakak di fakultas yang sama, berbeda dengan Mia yang di support abis-abisan oleh Egi, kakaknya, namun mereka yang berkelamin pria harus pasrah soalnya Mas Egi-nya Mia dan teman-temannya hanya memberi tanda tangan pada wanita alias ajang modus.
Wiwi mendengus dan mengerucutkan bibirnya kemudian dia menoleh dan melihat Nino sudah dalam alam mimpi. Mia dan Reyna kembali dengan satu kantong penuh menuman serta muka panik.
"Guysss!!! parah banget, ada hot news!" ucap Reyna excited tapi berbisik takut ada yang mendengar. Mia menggangguk heboh dan membangunkan semua temannya yang berbaring untuk berkumpul.
"Apaan dah" kesal Ale.
"Gue sama Mia mergokin orang lagi dibully! serem banget mana yang dibully diem aja!" heboh Reyna.
"dimana? dimana? gue suka keributan!" seru Ale, padahal sebelumnya ia kesal.
"bangsat! lo tolongin dong bukannya lo tontonin" sebal Nina memukul bahu Ale.
"Nin!" ucap Nana saat ia mendengar kembaran sahabatnya itu mengumpat namun teguran itu hanya dijawab dengan Nina yang menjulurkan lidahnya pada Nana dan kembali fokus pada cerita Mia dan Reyna.
"inget gak, waktu lo disuruh maju kedepan kita denger panitia ngomongin seseorang gitu. Kayaknya yang di bully di kaka itu, karena disitu mereka ngebahas maba yang ketiban sial, dan mabanya itu lo te!" seru Reyna, sebenarnya masih spekulasi mereka saja tapi ia tidak sabar membeberkan berita ini.
"kocak, kok jadi bawa-bawa gue?" mereka semua terdiam saat mendengar suara cewe mendekat dengan penuh ancaman.
Posisi mereka saat ini sudah berkumpul dibalik pohon beringin yang cukup besar, ditambah semak-semak disekitarnya sehingga bisa jadi cewe-cewe dibalik pohon ini tidak sadar ada orang lain di sisi lainnya.
"LO HARUS GUE KASIH PELAJARAN!" teriak salah satu cewe itu.
"Udah 2 minggu ya dan lo masih belum mau ngaku?" lanjut temannya lagi.
Cewe berambut coklat panjang yang dipojokkan ke batang pohon hanya diam saja. Reflek Peter dan teman-temannya berjejer mengintip adegan yang biasanya hanya mereka lihat di sinetron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartemen 1492
RomanceSi ceroboh Sella bertemu dengan 2 sahabat kecil, Jeffiar dan Marjuno, di satu apartemen yang sama. Apa yang akan terjadi pada mereka?