13 - stuck

378 59 30
                                    

Kegiatan PAB itu resmi berakhir setelah Jio, selaku komdis, membubarkan barisan di tengah lapangan kampus. Dengan begitu tugas mereka sebagai panitia juga sudah usai meskipun masih harus berhubungan dengan laporan pertanggung jawaban nantinya.

Peter dan teman-temannya berencana merayakan selesainya masa ospek mereka namun bisa dilihat hingga saat ini mereka masih sibuk dengan pikirannya masing-masing, begitu pula Juno, Jeff, Steven dan Didi.

Setelah pertanyaan to the point Juno malam itu, Ucup, Joni dan sisanya ikut bungkam. Baru saja Jessie ingin buka suara, Egi sudah menghampiri mereka karena melihat adiknya masih berkeliaran.

"Kenapa masih disini? denger instruksinya gak?" galak Egi pada Nino yang paling dekat dengannya.

"Kak, baca situasi dong" keluh Mia pelan lebih seperti berbisik, Egi mengedarkan pandangannya dan terkejut melihat ada pengurus sebelumnya berkumpul disini juga.

"Jeff ini kenapa belum dianter ke tenda? Maaf kak, ini segera gue urus" terang Egi pada Jane yang berada di dekat Nina. Egi kemudian pamit dan mengajak peserta PAB kembali ke tenda meninggalkan pengurus dan sisanya disana.

Peter, Ale dan Romeo menatap lekat Joni, Ucup dan Taufik yang sudah membisu sebelum menyusul Egi dan teman-temannya.

"kalian berulah apa?" bisik Egi pada adiknya yang sudah memegang dahi melihat ketidakpekaan kakak satu-satunya ini.

Sampai saat ini mereka belum melihat lagi Joni dan yang lainnya, bahkan Jeff tidak menjawab apapun saat mereka tanya titik terang masalah Sella.

"Jadi gak mood gini euy" celetuk Nana melihat teman-temannya hanya bengong.

"emang kak Sella kemarin siapa sih, yang kating kemarin juga siapanya? duh gue bingung banget" oceh Nana memijat dahinya.

"Sella itu adiknya bang Jo yang kemarin, pacarnya kakak gue. Steven sama Didi temen kampus Sella, kalo Juno sama Jeff roomate" jelas Peter.

"Terus maksud pertanyaan kak Juno kemarin apa?" tanya Mia.

Ale, Peter dan Romeo menggeleng, mereka juga bingung sebenarnya masalahnya ada dimana.

"Rumor kak Sella" jawab Reyna yang diangguki Nina.

"inget gak gue pernah bilang waktu Peter dimarahin si mang preman yang kemarin tuh ada cewe yang diomongin sama panitia dibelakang? yang dibilang pembawa sial? itu kak Sella"

"gue gak tahu ini bener apa engga, tapi waktu minta tanda tangan yang terakhir mereka ngeliat nama kak Sella dibuku gue terus tiba mereka nanya 'ngapain minta sama orang ini?' 'wah kutukan ini mah, mending dihapus sumpah' pokoknya mereka saranin gue buat hapus jejak kak Sella bahkan jangan deket-deket sama dia, apalagi cowo. Gue kepo jadi gue tanya kenapa, terus jawabannya gak jelas banget" Nina menceritakan alasan ia membeberkan ini semalam, ia merasa orang yang katanya kakak dari kak Sella itu harus tahu bagaimana Sella diperlakukan.

"apa jawabannya?" tanya Ale, ia sangat fokus.

"masa katanya bisa ketiban sial? terus mereka jadi cerita korban-korban yang ketiban sial setelah kenalan atau satu kelompok sama kak Sella tapi menurut gue gak masuk akal banget. Masa abis  kenalan sama kak Sella terus tiba-tiba orang itu keserempet di parkiran karena ada yang lewat eh yang disalahin kak Sella, dianggap itu bentuk sialnya!" Nina menceritakan omong kosong itu dengan berapi-api, ia tidak habis pikir di kampus sebagus ini pemikiran mahasiswanya malah konyol.

"HAH SUMPAH? eh tapi kalo dipikir-pikir iya juga tahu, si Nino kan jadi buta abis kenalan" ujar Winni, ia merinding.

"jangan ngaco deh lo, buktinya dibalikin kan kacamatanya? kalo gak urgent juga Nino gak bakal kenapa-napa" balas Romeo tidak santai, bisa-bisanya Winni malah membenarkan rumor itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apartemen 1492Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang