Setelah kembali segar, Jeff menemukan Juno sedang rebahan di kasurnya."Menurut lo si Sella beneran bisa ngeruhubin tenda kating tanpa sebab gak?" Tanya Jeff tiba-tiba.
"Hm? Bisa aja kesandung, lo tau sendiri dia ceroboh" jawab Juno acuh.
"Tapi masa sampe mau ditampar?"
"Je, udah main detektif-detektifnya. Lo arsitek bukan polisi"
"Gue kepo Ju, gue ngarasa ada yang gak beres" Jeff kembali meyakinkan Juno tentang keanehan yang ia rasakan.
"Kebiasaan, jangan ikut campur urusan orang deh" Jeff ikut berbaring di kasurnya.
"Lo bantu gue cari tahu juga dong, lo gak kasihan sama Sella?"
"Engga" Juno mengambil kesempatan memeluk sahabatnya itu.
"Dih gak punya hati lo, sana jangan deket-deket gue" hardik Jeff, ia melepaskan diri dari Juno.
"Ck bentaran doang elah" keluh Juno namun apa daya, ia sudah duluan tersungkur ke lantai sedang si pemilik kasur sudah menarik selimut bersiap tidur.
Juno menyandarkan kepalanya diatas kasur, diam-diam ikut memikirkan omongan Jeff tentang kejadian setahun lalu di masa orientasi fakultasnya. Nama Sella cukup terkenal karena selalu menjadi biang masalah, dari telat mengikuti rangkaian orientasi, masalah atribut yang tidak pernah lengkap, teman-teman sekelompoknya membencinya karena mau tidak mau mereka ikut terkena hukuman sampai puncaknya di malpun.
Juno ingat malam itu mereka dikumpulkan di api unggun, para alumni juga ikut datang memeriahkan malam terakhir mereka di masa orientasi yang mengerikan ini. Malam yang meriah itu gagal total, ya penyebabnya adalah Sella, entah apa yang terjadi. Sehari semalam itu Sella si biang masalah secara ajaib tidak membuat masalah apapun bahkan kelompok memenangkan games kekompakan, kejadian itu tentu menjadi buah bibir yang sampai di telinga Juno namun seolah menyiapkan 'gong'nya diakhir, Sella lagi-lagi membuat kesahalan fatal bahkan berimbas sangat buruk bagi panitia karena adanya alumni yang menyaksikan. Sella yang hilang, tenda yang robek serta bang Ucup yang terlihat ingin memakan orang itu menjadi sorotan.
"Njir, kedoktrin gue" keluh Juno saat tak sadar ia ikut penasaran tentang rumor Sella.
_______
Sepulang kampus Jeff dan Juno sudah berencana main ke kontrakan Joni ingin membahas rekrutan baru untuk tongkrongan gak jelas mereka berhubung sudah ada mahasiswa baru yang akan masuk. Namun rencana tersebut hanya dapat dipenuhi oleh Jeff karena Juno harus kerja kelompok untuk matkul Visualisasi Pemodelan Mesin bersama Jio, Wawan dan Priti.
Kontrakan Joni ini selalu ramai, rumah 2 tingkat yang berisi hampir sepuluh kamar ini didominasi anak dari fakultas teknik. Anggota dari tongkrongan ini juga sangat beragam dari mahasiswa abadi sampai yang budak organisasi juga ada. Setiap tahunnya mereka merekrut anggota baru, selain untuk menjalin solidaritas alasan lainnya adalah agar kontrakan ini tetap terisi full karena mereka tidak ada yang mau membayar lebih jika ada salah satu dari yang tertua yang lulus dan meninggalkan kontrakan. Simbiosis mutualisme katanya mah.
Jeff dan Juno saat masih menjadi maba juga dipaksa untuk mengontrak disana dengan alasan solidaritas, namun untungnya mahasiswa baru yang direkrut tidak hanya mereka, keduanya perantau jadi dua kamar yang kosong diisi oleh Steven dan Didi. Kamar lainnya masih diisi mahasiswa tertua yang belum kian lulus sehingga mereka selamat dari palakkan Joni dan Ucup tapi sebagai gantinya mereka harus sering bermain ke kontrakan karena sudah jadi bagian dari tongkrongan.
"Oi Jeff! Gak ada kelas lagi lo?" sapa Dyo, satu-satunya mahasiswa Kedokteran di tongkrongan.
"Engga bang, gabut gue makanya kesini" Jeff membalas tosan Dyo, alasan ia dan Juno bisa join disini adalah Dyo, sepupu Jeff. Dari kecil Jeff lebih sering menghabiskan waktunya di rumah Tante Shilla, mama Dyo, dan di rumah Juno karena ibunya yang sangat sibuk bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartemen 1492
RomanceSi ceroboh Sella bertemu dengan 2 sahabat kecil, Jeffiar dan Marjuno, di satu apartemen yang sama. Apa yang akan terjadi pada mereka?