J

42 11 2
                                    

Seorang laki-laki tengah berjalan santai di sebuah lorong, menenteng tas hitam berseragam semi rapih. baju putih yang seharusnya dimasukan kedalam celana, sengaja dia  biarkan keluar. rambutnya yang digolep ke belakang serta tatapan yang tajam membuatnya sekilas terlihat garang. dia terus berjalan hingga sampai tepat di depan sebuah pintu. ketika hendak membukanya,

DAR...

"EH-DAR-DAR-EH-EH, AWAS ADA BOMMM.....DUAR MEM...."  jejen langsung tersadar, 

"ih koplok kamu mah, ngagetin ajahh,,," jejen menepuk pundak erni pelan.

"abis lo, jalan kelem-kalem bae, sok cool...." sahut cewek sebelahnya  bernama ira.

"OMAYGAT. seorang jejen berjalan sok cool kayak cowok manly. itu jadi sejarah, woii."  sahut cewek satunya lagi, si cantik tapi blo-on. vira.

jejen meneruskan membuka pintu, masuk kedalam kelas, kemudian duduk di salah satu bangku kedua dari depan. di ikuti oleh ketiga cewek tadi yang langsung menarik bangku berputar mengelilingi jejen.

"udah gue bilang berapa kali, nama gue jenie. bukan jejen ieww, jejen. gak banget." katanya memutar bola mata kesal.

"iya sorry, jenie blackpink."

"gooood..." sahut jejen mengangkat kedua jempolnya. "BTW ada gosip apa nih,,, gue lagi haus julid." lanjutnya membuat topik. jejen membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa benda. ada lipstic, bedak, soflens, dan banyak lagi...

"pas banget, gue ada gosip, yang lagi panas banget. " ira membuka ruang ghibah. 

"kalian pada tau si riska, kelas 11 c." semuanya mengagguk kecuali jejen, dia sedang sibuk memakai soflens.

"gue baru denger dari temen sekelasnya, dia hamil tiga bulan." ira melanjutkan ceritanya. 

mendengar hal itu semuanya berjengit kaget, termasuk jejen, soflens yang sedang dia pakai terjatuh ke pipi yang sudah diolesi bedak.

"DEMI APA lo! si riska anak bu kantin yang jualan siomay?" tanya ernie memastikan. kedua alisnya berkerut.

"ini gila sih, dia itu kan tukang ngaji, yaaa termasuk sholehah gak sih, gue gak tahu juga, yang jelas anaknya itu religius banget. masa dia gituan terus hamil." jejen berkata dengan tanganya yang masih sibuk memasang soflens.

"orang mah gak bisa dinilai dari luarnya aja sih, kata gue mah. contohnya si malik. setelanya udah kaya jamet kuproy, tapi gue liat, kemarin dia shodaqoh, mana gede banget lagi." vira bersuara.

"emang, berapa dia shodaqoh?" tanya ira penasaran.

"lima puluh ribu." jawab vira ringan."

"seriusan lo?" kata ernie tak percaya. ernie adalah bendahara kelas, dia lumayan kaget ketika mendengar cerita ira tentang si malik. pasalnya, hampir ketika ernie akan menagih uang kas kepada si malik, selalu saja harus di barengi dengan penggaris besi.

"kemarin gue liat pas di kantin, dia kasih uang ke si bapak tukang mie ayam, dia bilang 'sisanya besok ya pak' gue kaget dong di situ. ini kali pertamanya gue liat orang shodaqoh sebesar ini. hebat ya si malik, kayaknya bakal ganti profesi dia. dari penjaga pintu neraka, jadi penjaga pintu surga." lanjut vira panjang lebar, mata nya sedikit berkaca, efek terharu.

plak..

"TOLOL. itu mah dia bayar utang boloho...." ernie menampar pelan pipi vira.

"tapi kan sama-sama ngasih. bisa di sebut shodaqoh dong." sanggah vira tak terima.

"ya gak bisa gitu konsepnya, shodaqoh tu kita ngasih ikhlas bukan karena sesuatu. lah ini, ngasih karena ngutang bego." ernie menjelaskan dengan sedikit kesal.

"gila belajar ngaji di mana lo nie, sok-sok an tahu tentang shodakoh." ucap ira meledek.

"gini-gini juga, gue tamatan iqro empat, jangan salah lohh..." balas ernie sambil menyombongkan diri.

jejen yang sedari tadi ber make up, sudah kembali mengantongi semua peralatanya. soflens sudah terpasang, bedak sudah teroles, dan bibir sudah merona. jejen mengeluarkan kaca, melihat kecantikan dan keindahan wajahnya.

"guys, salon yuk. pingin creambath gue." ucap jejen menyentuh rambutnya lembut. 

"hayuu,,, gue juga mau sekalian tambal alis, liat nih, alis gue kebakar." ira menunjukan sebelah matanya.

"kok bisa?" tanya jejen menatap intens, kedua mata ira. "kemarin pas nolingin emak nyalain kompor, apinya nyambar muka gue. jadi gini deh." kata ira cemberut.

"lagian, sok-sok an nyalain kompor. nayalain bensin rokok aja, lo masih minta tolong orang." ejek ernie, dengan mata juling.

"kan gue mau belajar jadi istri yang multitalent. gue udah  bisa masak mie loh. gak percaya? datang kerumah gue. gue masakin lo semua mie ayam bawang." 

jeblag....

suara pintu didorong keras, semua warga kelas termasuk jejen DKK langsung mencari sumber suara tersebut. diambang pintu, segerombolan cewek-cewek dengan bibir hitamnya berdiri melipat lengan. ada sekitar 5 cewek, dan satu yang paling mencolok diantara mereka. dia Lintang levronka besari. ketua geng motor cewek terkenal di bandung. semua siswa baik cewek, maupun cowok menyegani nya. tetapi tidak dengan circle jejen. mereka malah suka mencari gara-gara dengan cancer. itu sebutan untuk geng Lintang.

"si ratu sejagad datang..." ucap ernie memalingkan wajah rujit.

"bibir item-item gitu, kebakar?" ira ikut meledek.

"yang begituan bisa di sebut jamet gak sih?" jejen bersuara sedikit kencang.

"MEMANG DIA JAMET. LO BARUUU...UPSS" vira nyeletuk tarik. membuat mata tajam lintang langsung  menatap lingkarang jejen DKK, intens.

lintang berjalan ke meja mereka di ikuti empat cewek lainya dengan masing-masing tangan terlipat di dada. tatapannya sinis.

BRAKKK...

****

BARU SAMPE BAGIAN 'J' NIH, GIMANA PANDANGAN KALIAN TERHADAP JEJEN/JENIE. TULIS DI KOMENTAR YA, JANGAN LUPA JUGA FOLLOW DAN VOTE CERITA JEJEN OR JENIE BIAR GAK KETINGGALAN BAGIAN-BAGIAN SERU LAINYA.

SE UUU...

INI BARU BAGIAN SATU LOH, BAGIAN-BAGIAN SELANJUTNYA LEBIH RAME LAGI. INSYALLOH.

SATU LAGI, KALO ADA TYPO MINTA KASIH TAU DI KOMENT YA, THANK YOUU...MUAHH

JEJEN OR JENIE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang