A

10 3 0
                                    

"JEJEN"

"INI BH SIAPA...BUEKKK... BAU BANGET." 

jejen melotot di ujung pintu toilet, bibir merahnya tertarik malu. jejen membekat mulutnya dengan tangan. merasa seperti terpergok, jejen sedikit terkikik. matanya mengerejap beberapa kali. lintang yang masih syok menemukan sesuatu yang dirasa bukan miliknya, dan pastinya juga bukan milik sang suami. jejen. mengangkat naik BH ukuran setengah jumbo itu ke hadapan wajah jejen, berisyarat kepada jejen untuk mencium bau barang tersebut.

"ini bukan punya gue. dan gue yakin lo gak pernah pake yang beginiaan." jejen berusaha berekspresi senormal mungkin. dengan gayanya yang angkuh. jejen berdeham pelan kemudian mengambil BH dari tangan lintang mencapinya dengan telunjuk dan jempol, oleh tangan kiri, dan tangan sebelah menutup hidung.

"ih, ini pasti kejaan si bibi tukang beres-beres kemarin deh. kok bisa lupa ya dia. mana bau kayak gini. udah biar aku aja yang buang." jejen keluar menuju halaman belakang dan membuang barang tersebut ke pembuangan sampah.

"lo serius. itu bukan barang milik lo kan?" lintang berusaha meminta keterangan.

"ya kali. gue lakik, ngapain pake yang begituan." sargah jejen cepat-cepat.

"bisa aja, kan gak sepenuhnya jiwa lo lakik. yeeyyy... cinnn." lintang membuat suara aneh pada bagian akhir kalimatnya, seolah ingin mengejek jejen, tetapi yang di ejek malah memasang senyum yang merekah. 

"udah jadi cewek lo sekarang?" jejen tertawa terbahak, bangkit dari sofa tempatnya duduk, lintang masih mencerna perkataan jejen. shitt... dia baru mengerti. tadi barusan itu jejen mengejeknya. niat ingin mengejek, malah dia yang balas di ejek. bangsul...

jejen dan lintang baru akan masuk sekolah besok. setelah absen libur selama seminggu dari mulai mempersiapkan pernikahan, akad, resepsi, dan berakhir di rumah besar ini. keduanya sudah ingin bercakap ria dengan teman-teman di sekolah. ini malam pertama pernikahan mereka, tetapi keduanya malah memilih berpisah tempat tidur. berbeda dengan pasangan suami-isteri lainya, jejen dan lintang sepakat untuk sementara, atau mungkin selamanya mereka harus tidur berbeda tempat dengan alasan. 'kita nikah karena dipaksa, otomatis, gak ada kewajiban yang mengikat diantara kita berdua.' kata keduanya saat sore tadi berunding di ruang tengah. 'kasih gue waktu seminggu, abis itu lo bebas. gue mau susun rencana biar kita bisa cepet-cepet cerai.'

kring...kring...

suara alarm dari jam berdering di kamar lintang, jam weker menunjukan pukul 05.30 lintang bangun kemudian beranjak pergi ke toliet untuk mandi. lintang sudah terbiasa bagun pagi, kebiasaan tersebut sudah di tanamkan sejak dini oleh orang tuanya. terlebih keluarga levronka terkenal dengan kedisiplinannya yang kuat. membuat lintang tumbuh menjadi sosok yang mandiri. lintang keluar kamar sudah dengan setelan rapi berseragam. melihat ruang tengah yang masih kosong, lintang mengira jejen masih terlelap tidur, dengan sedikit enggan lintang berjalan ke kamar jejen berniat membangunkanya. benar saja, saat linta sampai di depan pintu kamar, pintu tersebut masih tertutup rapi. 

"jen...jejen...bangun. lo mau kita telat?" 

lama, lintang memaksakan diri menerobos masuk 

krek... pintu terbuka menujukan isi kamar yang di dominasi oleh warna biru laut dengan hiasan stiker doraemon di dinding sana sini. mulut lintang menganga, seolah takjub, baru kali ini lintang melihat hal yang menurutnya tak wajar.

"ini kamar terlalu bersih, anjir..."

lintang masuk lebih dalam, duduk sebentar diatas kasur, kamudian beralih ke lemari besar bercermin yang menarik perhatianya. tanganya menggeser pintu lemari tersebut. lemari tersebut terbuka. terlihat susunan baju yang terlipat rapi. menengadah, lintang menemukan sesuatu yang tak aneh di lihat. matanya melotot. dia mengambil barang tersebut.

"lo lagi apa? mending turun kebawah, gue udah bikin nasgor." suara jejen membekukan lintang.

"jejen...gue mau lo jujur...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JEJEN OR JENIE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang