E

31 9 1
                                    

BRAKK...

"bu laksmi datang, bu laksmi datang...." teriak agung, sang ketua kelas memperingatkan.

 bu laksmi adalah guru matematika di kelas 12 ipa 1 yang tak lain dan tak bukan adalah kelasnya jejen. guru janda tersebut mempunyai trauma yang membuatnya selalu ingin marah-marah. guru manis tapi killer, itu sudah sampai di ambang pintu, bersiap masuk.

"urusan lo sama gue belum selesai." lintang berkata sebelum mereka kembali duduk. terdengar seperti ancaman bagi jejen, tapi tak sedikitpun rasa takut menghampirinya. begitupun dengan ernie, vira, dan ira. mereka santai-santai saja, menganggap lintang burung beo yang baru saja di ajari satu kata.

semua mendadak senyap ketika bu laksmi masuk dan duduk di meja guru. sebelum membuka buku, pelajaran, dia membetulkan kacamatanya yang merosot.

"saya mau absen dulu. yang namanya di sebut angkat tangan." bu laksmi membuka buku absen dan menyebutkan urutan pertama.

"ajril." siswa laki-laki di belakang jejen angkat tangan.

"cantika" si ranking satu angkat tangan.

"ana." 

"hadir bu." bu laksmi menyipitkan mata. "saya bilang angkat tangan aja, bukan ngomong hadir."

"tapikan saya udah gak ada tangan bu." ucap ana sedih. "eh-oh,,,so-sorry ana, ibu lupa. ok lanjut," ucap bu laksmi cepat-cepat. merasa tak enak hati kepada ana.

"lintang, 'beberapa detik' lintang!." tak ada yang mengangkat tangan. "LINTANG!." dira cewek yang duduk bersebelahan dengan lintang buru-buru menyenggol lengan cewek itu. "lo di absen tuh, angkat tangan." lintang hanya diam, tetap mendengarkan musik yang berputar di ponselnya melalui earphone.

"tang, lo di panggil sama guru killer. angkat tangan cepetan." tari mencubit sikut lintang, lintang mengaduh.

"aw, sakit GOB..." ucapanya tertahan ketika lintang melihat di hadapanya se-ekor harimau betina, membawa pengaris kayu panjang. "ehhh, ibu. sehat bu?" lintang tersenyum kikuk. menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya yang tak gatal.

"sekarang juga, kamu berdiri di lapangan sampai jam istirahat." sentak bu laksmi sambil berkacak pinggang.

"aha, ha. mam-tu-de-pus. LEBOK."  ucap jejen keras-keras.

"kamu!" bu laksmi berganti menatap jejen. "beraninya teriak-teriak di kelas saya. berdiri di lapangan sampai jam istirahat." sentak bu laksmi kepada jejen. tidak ada yang berani menatap mata killer itu. bahkan lintang yang berstatus kakel labrakers dan ketua geng cancer pun tunduk, jika di hadapkan dengan harimau betina ini.

"TUNGGU APA LAGI? KALIAN BERDUA CEPAT KELUAR." teriak bu laksmi kepada lintang dan jejen.

keduanya bangkit, perlahan berjalan keluar. "eh--kamu. jejen. kemari." titah bu laksmi sebelum jejen keluar. dengan sedikit cemas, jejen menghampiri bu laksmi. masih dengan kepala menunduk. 

"angkat kepala kamu." titah nya.

jejen mengangkat pelan kepalanya, batinya mengutuk 'mampus gue, mampus.'

"alis kamu bagus. nanti ajarin ibu ya." katanya berbisik, namum masih bisa di dengar oleh seluruh siswa.

"ya sudah, cepet berdiri di lapangan. kamu jejen sampe jam pertama aja, abis itu balik ke kelas." katanya sambil mengedipkan mata kepada jejen. 'sory, btw ada guru kayak gini di sekolah kalian?' (autor)

"gila tuh janda. udah tua masih aja eksis." ernie berguman pelan.

"SIAPA YANG NGOMONG TADI." bu laksmi mengedarkan pandangan.

'anjing...gue kena bangsat...' 

batin ernie mengumpat.

****

tiga cewek tengah berdiri sambil memegang kedua telinga mereka bersilangan. eh sorry. dua cewek dan seorang cowok maksudnya. xixixi....

mereka jejen, ernie dan lintang, lapangan outdoor sma erlangga, sangat luas. ketiganya berdiri di tengah-tengah lingkaran lapangan.

"gara-gara lo. dasar jamet." celetuk ernie.

"kok gue, salah lo sendiri, ngapain maki-maki dia." bantah lintang tak terima.

"kalo bukan karna lo ngedemus di kelas tadi, gue sama jejen gak mungkin berdiri panas-panasan di sini." ucap ernie ringan.

"nyolot lu ya...berani sama gue lo." tantang lintang. "gue gak takut ngelawan lo, bahkan dua cewek sekaligus.

"sorry, maksud lo apa ya, dua cewek?" ucap jejen tak terima.  "bukanya seharusnya, dua cewek ngelawan satu cowok." kata jejen dengan nada mengejek.

"brengsek lo, "

TRING...TRING...

suara nada dering posel salah satu dari mereka berbunyi. mereka bertiga merogoh saku masing-masing. ternyata suara itu berasal dari ponsel jejen. ketika membaca namanya spontan jejen mengangkat teleponya.

"iya pa..." suara jejen dibuat besar, seolah-olah ada benjolan jakun di tengah lehernya. faktanya memang ada, tapi jejen lebih suka menggunakan suara kecil miliknya.

"apa, mama kena musibah. oke jejen pulang sekarang juga. sampai di rumah pah."

jejen menutup pangilan sepihak.

"ibu gue kena musibah, berantemnya kita pending ntar tang. nie gue duluan."

jejen langsung melesat pergi meninggalkan lapangan, berpamitan kepada bu laksmi dan langsung memesan ojol untuk pulang.

tinggal ernie dan lintang di lapangan, keduanya saling tatap menatap.

"apa lo liat-liat. jamet."

"lo dari tadi nyolot, gue gibas lo."

"nih, dipilih yang empuk silahkan." kata ernie menunjukan bagian-bagian badanya yang tersembunyi.

"jijik." lintang bergidik.

"lo hina gue? gue santet juga lo."

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN SHARE YA, THANKYOU.... 

kalo ada typo koment ya...ntar aku benerin


JEJEN OR JENIE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang