"Mau sampe kapan lo kaya gini?"
"Maksudnya?" Tanya Yono yang tidak mengerti akan pertanyaan Nurul.
"Mau sampe kapan lo nganggep gue cewe lo dan gue pacar lo? Mau sampe kapan?"
Mendengar itu Yono tertawa hambar.
"Ya sampai nantilah."
"Sampe lo cape?"
Yono menggeleng-geleng.
"Sampai kapan pun aku bakal terus kayak gini ke kamu. Aku ga peduli kamu bakal gimana, tapi selagi ini baik, aku bakal terus kayak gini."
Yono mengelus rambut Nurul, lalu tiba-tiba menciumnya.
"Aku gapapa ko ngejalanin cinta ini sendirian, aku juga ga pernah maksa kamu buat nerima cinta aku atau apa pun itu. Ini gapapa dan aku ga keberatan sama sekali."
Jika sedang membahas soal perasaan, dengan sendirinya Yono akan menjadi lembut.
Nurul menatap Yono, menatap terus ke dalam matanya, mencari kebohongan di dalamnya, tetapi tidak ada. Yono sepertinya benar-benar mencintainya dengan tulus.
Sekarang mereka kelas 11, dari awal masuk sampai sekarang, Yono selalu bersikap seperti ini, bersikap seakan bahwa Nurul adalah kekasihnya.
"Tapi yon-"
"Ssssttt... uda lanjut ngeliatin senja gih, tu senjanya bagus banget tuh." Ucap Yono mengalihkan pembicaraan.
Nurul tersenyum tipis. Jujur sebenarnya ia selalu merasa tidak enak hati jika mereka terus seperti ini. Di sisi lain Yono menganggapnya kekasihnya, di sisi lain juga Nurul menganggapnya hanya sebatas teman, benar-benar teman tidak lebih.
Sampai kapanpun Nurul tidak akan pernah bisa menerima Yono atau siapapun orang yang akan masuk kedalam hatinya, kecuali teman kecilnya.
Ya. Teman kecilnya yang sudah berada di dalam hati Nurul dari sejak dulu sampai sekarang, bahkan mungkin sampai nanti.
"Yon pulang yu, uda magrib." Ajak Nurul tiba-tiba.
"Udah liat senjanya?"
Nurul mengangguk-angguk.
"Udah, yu pulang."
"Yauda ayo!"
***
Di tengah perjalanan pulang, Yono selalu mengajak Nurul mengobrol, mengajak gadis itu untuk selalu cerita tentang hari-harinya.
Yono sendiri dia selalu menceritakan apa saja yang di alaminya setiap harinya. Dia selalu cerita apa pun itu pada Nurul, hal kecil dan hal-hal random dia selalu menceritakannya. Menjadikan Nurul rumah kedua setelah ibunya. Menjadikannya tempat untuk pulang dalam keadaan apapun.
"Gimana hari ini?" Tanya Yono yang ingin tahu.
"Nggak gimana-gimana." Jawab Nurul seadanya. Jujur hari ini terasa sangat rumit baginya.
"Oh hari ini ga seru ya?"
Nurul langsung menggeleng-geleng.
"Seru kok seru."
Yono tersenyum mendengarnya. Ya semoga saja apa yang di katakan Nurul itu benar.
"Iyalah seru, orang di temenin sama aku." Ucap Yono dengan tingkat kepedean di atas rata-rata.
Mendengar itu Nurul tersenyum tipis.
"Besok kamu free nggak beib?" Tanya Yono.
"Mmm... kayaknya free deh, kenapa emang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA INSAN YANG TERPILIH
Lãng mạn"Sesungguhnya memiliki mu adalah mimpi yang nyata." *** "Jika Nurul adalah Bayangan, maka Debald adalah Tubuhnya." "Jika Nurul adalah Manusia, maka Debald adalah Oksigen." "Jika Nurul adalah Kegelapan, maka Debald adalah Penerangnya." Dua insan yang...