"Nih minum, lo pasti aus banget kan?" Ucap seseorang sambil menyodorkan air mineral kepada Nurul.
"Eh ketos lo ngapain disini?"
Si ketua osis pun langsung beralih duduk di samping Nurul, dan ia masih menyodorkan air mineral itu.
"Ckk, ini minumnya." Ucap ketos, lalu Nurul pun menerima air mineral itu.
"Btw makasih..." Ujar Nurul membuat ketos tersenyum.
"Sama-sama cantik."
Nurul langsung membuka tutup botol itu lalu langsung meminumnya sampai tersisa setengah. Ia benar-benar sangat dehidrasi. Untung saja ada ketos yang membawakannya air minum. Kalau tidak, mungkin sekarang ia sudah pingsan.
Nurul menengok ke sampingnya, ia melihat ketos yang terus menatapnya sambil tersenyum. Aneh, Nurul pun langsung mengerutkan keningnya.
"Kenapa si ngeliatin mulu?" Cibir Nurul yang mulai risih oleh tatapan ketos kepadanya.
Si ketos itu malah menggaruk-garukkan kepalanya, lalu tersenyum kembali.
"Ya, gue suka aja ngeliatnya." Ujar ketos membuat Nurul semakin heran.
"Ngeliat apa maksud lo?"
"Ya ngeliat muka lo lah, soalnya cantik." Ungkap ketos.
"Oh makasih." Nurul pun tersenyum kecil.
"Iya sama-sama cantik."
Nurul memutar bola matanya, ia pun mendecak kesal. Jujur saja jika ada yang memanggil namanya tapi bukan nama aslinya, ia merasa risih.
"Berhenti manggil gue dengan kata 'cantik', nama gue Nurul bukan cantik!"
"Terserah gue dong mau manggil lo apa."
"Iya si, ya udah." lalu Nurul pun kembali menghabiskan minuman yang di berikan ketos untuknya.
"Eh btw, lo di hukum sama siapa?" tanya ketos yang ingin tahu.
"Sama ibu Nani." jawab Nurul.
"Mamih gue dong." ungkap ketos membuat Nurul menganga.
"Hah mamih lo?" tanya Nurul yang tak percaya.
"Iya itu emang mamih kandung gue, lo serius ga tau?"
Nurul langsung menggeleng-geleng, ia benar-benar tidak tahu soal ini.
"Sumpah gue ga tau, eh tapi kok ga mirip si anjir,"
"But, gue emang ga mirip sama mamih, tapi gue lebih mirip sama papih."
"Oh..." Nurul hanya ber-oh ria.
Ketos menggaruk-garukkan kepalanya, sekarang ia bingung ingin berbicara apa lagi.
"Em... lo di hukum lari berapa putaran?" Tanya ketos lagi.
"5 putaran, tapi gue baru lari 3 putaran, gue capek." Ungkap Nurul.
"Udah ga usah di lanjutin, lo langsung ke kelas aja, bilang sama mamih gue kalo lo udah selesai larinya." Ucap ketos dengan seenak jidat.
"Ya kali ah."
"Gue serius, kalo lo capek, lo langsung ke kelas aja, gapapa. " Ucap ketos yang serius.
Nurul menggeleng-geleng, ia tidak mungkin meninggalkan hukumannya begitu saja, ia harus bertanggung jawab akan kesalahannya.
"Nggak, gue ga begitu cape, habis ini juga gue mau lari lagi." Ucap Nurul meyakinkan.
"Udah ga usah plis, lo ke kelas aja." Lirih ketos.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA INSAN YANG TERPILIH
Romance"Sesungguhnya memiliki mu adalah mimpi yang nyata." *** "Jika Nurul adalah Bayangan, maka Debald adalah Tubuhnya." "Jika Nurul adalah Manusia, maka Debald adalah Oksigen." "Jika Nurul adalah Kegelapan, maka Debald adalah Penerangnya." Dua insan yang...