Minggu pagi. Matahari kini sudah terbit di atas sana, dan menyapa seluruh makhluk yang ada di bumi. Pagi ini cukup sejuk dan sekarang waktu menunjukkan pukul 08.21 sudah mau siang juga. Dan di pagi buta ini, gadis yang bernama Nurul itu masih belum terbangun. Ia masih terlelap dengan balutan selimut yang lembut nan hangat.
Tidurnya gadis itu kali ini begitu nyenyak, pikirannya tenang. Tadi malam ia sudah tidak lagi memikirkan tentang Debald, sudah tidak lagi overthingking tentang Debald. Karena ia sekarang sudah bertemu dengan Debald dan tidak begitu khawatir dengan Debald, sehingga ia tidak tidur malam dan memikirkan hal-hal aneh tentang Debald.
Nurul, Mungkin sudah menjadi kebiasaannya tidur sampai siang seperti ini, karena setiap malam ia selalu tidur larut, lalu memikirkan hal-hal aneh yang terjadi dalam hidupnya. Yang membuatnya selalu terus kesiangan seperti ini. Tapi dengan begitu, tidak ada yang peduli dia bangun siang seperti ini, atau tidak ada yang memikirkannya. Bahkan terkadang Mamanya atau orang yang ada di rumah ini, selalu membiarkannya untuk melakukan hal apapun. Jadi, kebiasaan tidur sampai siang tidak menjadi masalah bagi mereka. Yang sebenarnya, Nurul-dia ingin selalu di bangunkan di setiap pagi. Dia juga ingin beraktifitas di pagi hari. Tetapi, tidak ada orang yang mau membangunkannya. Alhasil, dia selalu tertidur sampai akhirnya lupa waktu.
Hingga pada akhirnya alarm handphone Nurul berbunyi dengan nyaring, dan berhasil membuat gadis itu terbangun dengan sadar.
"Gue kesiangan lagi? Aish!"
Nurul mengulet, lalu mengusap wajahnya dengan pelan. Ia mengusap matanya yang terdapat kotoran, lalu ia pun melihat ke arah jam dinding yang kini menunjukkan pukul 08.22 .
Dengan malas, Nurul langsung bangkit dari tidurnya, lalu ia segera memasuki kamar mandi dan akan segera mandi. Ia baru ingat kalau hari ini Yono akan main ke rumahnya.
Setelah selang beberapa menit, Nurul pun akhirnya selesai mandi, dan sekarang ia tengah duduk di meja rias sambil memakai skincarenya.
Nurul melihat pantulan dirinya di kaca, ia kini memakai baju rajut berwarna abu-abu dan jeans berwarna lose light blue.
Setelah merasa penampilannya sudah bagus, Nurul pun segera menuruni anak tangga dan berlari ke dapur alias ke meja makan. Sepi. Yang menggambarkan suasana pagi ini. Entah kemana kedua orangtuanya itu pergi. Dia, lagi-lagi di tinggal.
Dimeja makan hanya terdapat bi Inah-pembantunya yang kini tengah terduduk sambil bermain ponsel, kelihatannya bi Inah sedang menunggu kehadirannya.
"Yang lain pada kemana ya bi?" Tanya Nurul sambil mengalih duduk di depan bi Inah.
Mendengar itu, bi Inah langsung mematikan ponselnya lalu segera menaruhnya.
"Aduh-aduh si geulis baru bangun ya? Jadi Ibu sama Bapa teh kerja non, kalo si Fadil teh main." Ujar Bi Inah.
Nurul hanya mengangguk-angguk saja. Orangtuanya itu selalu sibuk dengan kerjaannya. Setiap hari selalu begini, kedua orangtuanya selalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sampai terkadang Nurul sendiri jarang berkomunikasi dengan orangtuanya itu.
"Oh gitu ya bi."
"Tapi tadi teh sebelum ibu berangkat kerja, ibu sempat membangunkan nona Nurul, tapi teh nona Nurul teh tetep nggak bangun."
"Emang iya bi?" Nurul tidak percaya itu, Mamanya itu kan selalu tidak peduli dengan dirinya yang selalu bangun telat.
"Iya, tadi teh bibi liat, ibu teh bangunin non." Ujar Bi Inah, ia harap Nurul percaya akan perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA INSAN YANG TERPILIH
Romance"Sesungguhnya memiliki mu adalah mimpi yang nyata." *** "Jika Nurul adalah Bayangan, maka Debald adalah Tubuhnya." "Jika Nurul adalah Manusia, maka Debald adalah Oksigen." "Jika Nurul adalah Kegelapan, maka Debald adalah Penerangnya." Dua insan yang...