Halo semuanya....
Sebelumnya, Aku mau ngucapin terimakasih banyak, buat yang udah mau mampir dicerita aku. Dan makasih juga, yang udah ngasih aku suport dengan cara vote dan follow akun aku. ❤
Untuk di part ini gak usah banyak cing-cong. Bacanya santai aja, soalnya lumayan panjang.
Sebelumnya aku minta maaf, kalau ceritanya masih belepotan, banyak dialog yang gak jelas atau masih banyak typo. Karena aku masih belajar.
⚠️PERINGATAN!!
- Banyak typo bertebaran
- cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar. Jadilah pembaca yang bijak
- jangan lupa vote dan follow author sebelum membacaTerimakasih atas perhatiannya
SELAMAT MEMBACA
******
Chapther 2
______________Sebelum gue dan Andres duduk, gue menarik ujung kamejanya Andres seraya berbisik.
"Lo bilang, septha gak ikut. Kok, dia udah di sini aja sih?"
"Lha, mana gue tahu. Semalem dia ngechat gue, hari ini gak bisa dateng karena ada acara keluarga, katanya". Jawab Andres berbisik juga.
Gue ngerasa sedikit kecewa campur malu, pasalnya gue sama septha belum ada sebulan putus. Eh, sekarang malah satu panggung lagi, sama diaーmeskipun nanti bakal sering ketemu juga, sih. Tapi kan, sekarang gue belum siap.
"Woy, ra!" suara Andres membuyarkan lamunan gue.
"Ha, iya" jawab gue sedikit terkejut.
"Ngapain masih berdiri di situ. Sini" titahnya yang ternyata sudah duduk di dekat arzan.
Gue pun bergegas menghampiri mereka dan duduk di kursi kosong dekat Galen. Untuk menghilangkan kecanggungan sekaligus kegugupan gue, gue pun membuka percakapan.
"Kalian udah lama, nyampe?" tanya gue seraya menatap ke empat temen gue.
"Enggk, kok. Gak sampe kumis septha beruban". jawab mikko dengan entengnya.
"Euh, gak usah bawa-bawa kumis gue, napa" septha sewot sambil menggeplak kepala Mikko. Sementara yang lainnya malah ketawa melihat tingkah laku dua curut ini.
"Sakit, anjir." Mikko meringis kesakitan sambil mengusap-usap kepalanya.
"Ya, salah lo, juga. Ngapain bawa-bawa gue" septha kesal. Sementara mikko hanya nyengir tanpa merasa berdosa.
"Enggk kok, ra. Ini juga pesanan kita belum datang." kali ini Arzan yang menjawab.
Memang diantar ke empat Cowok ini Arzanlah yang paling waras. Tapi, hanya di waktu-waktu tertentu saja. Diluar daripada itu, ya... Sama aja gilanya.
"Mending, lo berdua pesan aja dulu. Ini kita masih nunggu menejer kafenya " saran Galen dengan nada bicara tanpa ekpresi.
Yups, Galen adalah salah satu cowok yang paling irit bicara, jarang senyum, pastinya yang warasnya paling murni diantar yang lainnya.
"Nah, iya mending pesan dulu. Untuk pelanggan pertama seperti kita ini, layak untuk di kasih gratis. Lumayan" Mikko berujar sambil menaik-turunkan alisnya.
"Ah, lu mah. Kayak yang miskin aja, maunya gratisan mulu". kini giliran Andres yang menimpali.
"Tenang, bro. Untuk sekarang, kita pensiun dulu cari yang gratisan". jawab septha seraya merangkul Mikko.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRESTA
Teen FictionIni adalah cerita seorang cowok periang, aktif dan memiliki segudang bakat akademik maupun non-akademik. ANDRESTA ADZRIEL REIVANSYAH itulah namanya. Andres merupakan seorang vokalis band sekolah bernama D'jazz Band yang namanya cukup populer dikalan...