CHAPTER 6

8 1 0
                                    

"Apa pun masalahnya, jangan lupa untuk tetap bernafas"

Mikko Zaidan Praditia

*
*
*

Waktu paling ditunggu oleh para murid adalah saat bel sekolah tiba. Tepat pukul 2 siang, bel  pun berbunyi menandakan waktunya pulang. Semua murid berhamburan keluar. saking antusiasnya, mereka sampai rela berdesakan demi ingin keluar duluan.

Berbeda dengan Rara, ia lebih memilih untuk keluar kelas lebih akhir. Selain untuk menghindari berdesakan di pintu, pun agar bisa santai dan tidak terburu-buru. Setelah dirasa kelas sudah sepi, Rara pun segera berjalan keluar, menyusuri lorong kelas lantai dua kemudian menuruni anak tangga satu persatu.

Tepat saat kakinya menapaki lantai dasar, tiba-tiba ponsel yang sedari tadi digenggamnya berdering. Rara berhenti sejenak untuk melihat nama siapa yang tertera di layar benda pipih itu. Dengan jelas nama Andres terpampang  disana. Rara pun segera menggeser tombol hijau untuk menyambungkan.

"Lo, dimana ra?" Tanya Andres di seberang sana.

"Di depan kelas sepuluh ips tiga, mau jalan ke parkiran"

"Ke ruang musik dulu, ra," titah Andres.

"Mau ngapain? jadwal latihan kan besok, "

Besok yang di maksud Rara adalah hari selasa, dan jadwal GAMAS band latihan adalah di hari selasa dan sabtu.

"Ke sini doang apa susahnya sih, ra. Kebanyakan nanya lu," seketika suara di seberang sana berbeda dari sebelumnya.

"Iya-iyaa, gue kesana sekarang. Biasa aja kali mikko. "

Yups, suara itu milik mikko yang ternyata saat Andres menelpon Rara, mikko ada di sebelah Andres sedang mendengarkan pembicaraannya. Karena gemas dengan pertanyaan rara, mikko pun merebut paksa ponsel milik Andres kemudian membalas pertanyaan Rara seenak jidatnya.

"Oke, udah dulu ra" kini, ponsel tersebut sudah kembali ke tangan Andres

Tanpa menjawab lagi, Rara memutuskan sambungan telponnya.

"Ra!" Sesaat setelah rara menutup telepon, Tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggilnya.

Dengan cepat Rara menoleh kearah sumber suara dan mendapati seorang cowok berperawakan tinggi, berkulit putih bersih, berambut coklat yang disisir rapi sedang berjalan kearahnya dengan senyuman yang menawan. Tampan, satu kata itulah yang dapat mendeskripsikan rupanya.

"K-kak, jovan" Gumam Rara

Cowok yang memiliki nama lengkap JOVAN EMILIO GIBSON itu, kini sudah berada di hadapan Rara. Masih dengan senyuman sambil menatap kearahnya.

"Hai. Kamu apa kabar? " sapa Jovan.

"Ya, ampun. Demi apa! Gue di samperin kak Jovan" batin Rara.

Matanya hampir tak berkedip, jantungnya berdetak tak karuan. Entah mimpi apa Rara semalam, sampai bisa dihampiri oleh seorang Jovan yang merupakan mantan ketua osis sekaligus mantan ketua pramuka tahun lalu.

Merasa tak di respon oleh lawan bicaranya, Jovan pun menepuk pelan pundak Rara yang berhasil membuatnya terkejut.

"Are you okey? "

"Eh, iya ak-aku baik" jawab Rara gugup.

"Syukurlah, " ujar Jovan sambil menghempuskan napas pelan lalu tersenyumーlagi.

"Kita jarang ketemu ya, padahal satu sekolah" Jovan memulai obrolan. Sambil berjalan santai sesekali melirik kearah Rara.

"Hehe, i-iya ya".

Entah harus bersikap seperti apa saat tiba-tiba bisa berjalan beriringan dengan seseorang yang lebih dulu terkenal disekolah sebelum Andres Dkk. Rasa senang, gugup, deg-degan semua bercampur jadi satu udah kayak adonan bakwan. Dan memang begitu lah yang sedang Rara rasakan saat ini. Namun sebisa mungkin Rara harus bisa mengendalikan dirinya untuk bersikap biasa saja.

"Sibuk ya, di OSIS? "

"Iya, lumayan kak."

Berberapa saat, keheningan menelusup diantar mereka berdua. Yang terdengar hanya derap sepatu yang bersentuhan dengan lantai. Tiba-tiba Jovan menghentikan langkah kakinya. Secara otomatis Rara pun ikut berhenti.

"Emmm. Kamu kok belum pulang, mau ada rapat dulu apa? " Jovan mencoba menebak.

"Eh, gak ada kak. Ini aku mau ke ruang musik dulu. Udah di tungguin temen-temen yang lain, "

"Oh, gitu" Jovan mengangguk

"Kakak sendiri, kok masih di sini?" Kini, gantian  Rara yang bertanya

"Ah, iya tadi habis dari ruang guru dulu. Yaudah kalau gitu kamu duluan aja"

"Oke kalau gitu. Aku permisi dulu ya, kak" baru akan membalikan badan, tiba-tiba Jovan memanggilnya lagi.

"Eh btw, nomor mu masih yang dulu."

Sebelumnya Rara memang pernah berinteraksi baik di WA maupun di instagram. Itu pun hanya untuk membahas tentang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan organisasi, diluar dari pada itu memang tak ada interaksi khusus. Itu sebabnya Rara merasa ketar-ketir saat Jovan tiba-tiba menyapa dirinya sampai bisa mengobrol diluar pembahasan organisasi seperti ini.

"Iya, kak" balas Rara sambil tersenyum kemudian buru-buru pergi.

Tanpa Rara dan Jovan sadari, ada sepasang mata  yang sedang memperhatikan meraka dari arah lorong toilet sedari tadi.

Sampai di persimpangan lorong sebelum menuju ruang musik, Rara sempat lompat-lompat karena kegirangan seperti ikan kekeringan.

"Gue, gak nyangka kalau kak Jovan masih save nomer gue, aaa". ucap Rara kegirangan.

*
*
*

For your information guys!!!

Nama D'jazz Band di ganti dengan GAMAS Band ya. Itu adalah singkatan dari Galen, Andresta, Mikko, Arzan dan Septha. Untuk para penggemarnya sendiri yaitu #GAMASSqued

Oh iya, ANDRESTA juga punya instagram lho!! 🥳

Ini nama ig'nya :

@cerita.andres

JANGAN LUPA DI FOLLOW YA!! 🤗

Untuk upload keseruan Andresta Dkk tentunya.

See you next part gaess👋

*
*

Cast Jovan Emilio Gibson

Cast Jovan Emilio Gibson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Up 01:26

ANDRESTA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang