Andresta he's coming
*****Kembali kelapangan, dimana tiga sekawan dan beberapa siswa lainnya sedang menjalankan hukuman. Keringat mulai bercucuran membasahi kening mereka masing-masing dan kaki mereka pun sudah mulai terasa pegal.
Andres melirik kesebelah kanan dimana ada septha di sebelahnya. Merasa ada yang memperhatikan, septha pun menoleh. Alhasil tatapan keduanya pun bertemu.
"Ngapain lo liatin gue kayak, gitu? " sarkas septha.
"Dih, siapa juga yang liatin lo. Ge-er banget," jawab Andres malas.
Sementara di sebelah Septha, berdiri seorang Mikko dengan tangan kanan masih menghormat bendera sedangkan tangan kirinya asyik menambang upil.
"Hadeuh nikmatnya, " Celetuk Mikko sambil merem-melek merasakan kenikmatan yang hakiki.
"Banyak bener kayaknya, upil lo," ledek Septha.
"Mau bantu? " tawar mikko.
"Idih, ogah," jawab septha cepat sambil bergidik ngeri membayangkan berapa banyak upil si Mikko itu.
"Lo berdua kenapa bisa telat?" Andres bertanya.
"Gak usah nanya" balas septha ketus.
"Lo, kenapa si sep, sensi banget sama gue,"
Andres merasa heran dengan sikap septha sejak dari pagi tadi yang sensian kayak cewek lagi pms.
"Gara-gara lo, gue jadi kena hukum lagi"
"Tau tuh, pake nendang tong sampah segala lagi," mikko menimpali.
"Heh! Cucu Batman. Tanpa gue nendang tong sampah pun. Kita tetep kena hukum. Gak usah salahin gue". Jawab andres tak Terima.
"lagian, lo kenapa bisa telat. Bukannya semalem nginep di rumah Arzan? " tanya Andres lagi.
"Gue pulang subuh-subuh" mikko yang peka dengan pertanyaan Andres pun langsung menjawab.
"Ngapain lo, balik. Kenapa gak berangkat bareng Arzan aja," septha ikut bertanya.
"Ya, kan gue gak bawa baju sekolah, BEGO"
"LU, YANG BEGO!" Ucap mikko dan Andres ngegas
"Wait, santai dong" mikko terlonjak kaget hingga membuat dirinya mundur beberapa langkah.
"Bego kok, di pelihara" Andres memutar bola matanya malas.
"Salah gue, dimana? " tanya mikko polos.
"Hadeuh, begonya murni dari rahim." Septha memijat keningnya yang tak pusing, tak habis pikir dengan kepolosan plus kebegoan yang mikko miliki.
"Lu, kan bisa pinjem bajunya Arzan. MIKKO ZAIDAN PRADITIA. lain kali otak lo pake. jangan cuma jadi hiasan kelapa aja." Tambah Andres dengan nada suara yang penuh penenkan menyebutkan nama lengkap mikko.
"Lah, kenapa gue gak kepikiran ya".
*****
Kring.... Kringg. ...
Bel tanda istirahat pun berbunyi nyaring memenuhi setiap sudut sekolah. Para siswa pun mulai berhamburan keluar kelas, ada yang langsung menuju kantin untuk mengisi perut atau sekedar jajan-jajan ringan, ada yang langsung ke perpustakaan, ada yang langsung nongkrong di taman belakang sekolah sambil mojok sama ayang, ada juga yang langsung lari ke toilet karena kebelet boker.
Tidak terkecuali Andres dan gengnya. Setelah selesai menjalankan hukuman dari pak Haris, Andres, Septha dan Mikko Harus langsung memasuki kelas mereka masing-masing yang memang beda kelas. Andres di kelas 11 IPS 1, satu kelas dengan Galen, Mikko dan septha di kelas 11 MIPA 3, sedangkan Arzan dan Rara di kelas 11 MIPA 1.
Kini Andres dan kawan-kawan sudah berada di kantin sekolah. Duduk di sebuah bangku khusus yang berada dipojokan kantin dengan pemandangan taman belakang sekolah, yang kebetulan kantin tersebut berada di lantai dua.
"Apes banget gue hari ini. udah datang telat, di hukum sama pak kutubーyang dimaksud pak kutub adalah pak haris, memang beliau terkenal dengan karakternya yang dingin sebelas dua belas sama Galen ーmasuk kelas langsung ulangan kimia. Lengkap sudah penderitaan ini," celoteh mikko dengan air muka yang dibuat sesedih mungkin.
"Halah, si paling menderita". Berharap dikasihani, justru malah mendapat komentar pedas dari Arzan.
"semua gara-gara lo, zan"
Ucapan mikko barusan membuat Arzan hampir tersedak baso. "Salah gue?"
"Iya!"
"kenapa lo gak cegah gue buat balik. Kan gue biasa berangkat bareng lo, minjem seragam lo. Alhasil gue gak bakal telat kayak tadi," gerutu mikko panjang lebar.
Diantara anggota GAMAS band, memang Mikko'lah yang paling banyak ngomong. Emak-emak komplek aja kalah sama dia.
"Terima nasib aja, elah. Emang nasib lo aja yang selalu sial," ucap Andres diiringi dengan tawa teman-temannya. Sementara Mikko hanya memanyunkan bibirnya tanda merajuk.
"Perkara gitu doang, harus di perdebatkan. Dasar bocah." Galen ikut berkomentar, seperti biasa dengan wajah lempeng bin datar.
"Teman macam apa kalian, bukannya membela malah menistakan," ujar Mikko ketus.
"Sejak kapan lu, temenan sama kita"
Jlebb
(Ekspresi Mikko setelah Septha mengatakan itu)
Kata-kata Septha berhasil membuat gelak tawa ke ke tiga temannya. Begitulah mereka. meski sering berdebat hal-hal yang tak ada gunanya, tapi suasana seperti ini lah yang selalu membuat seorang Andresta Adziel Reivansyah betah berlama-lama menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya. Bagi Andres, mereka semua bukan hanya sekedar sahabat tetapi juga keluarga yang menjadi rumah tempat dia pulang.
"Gue, Bersyukur punya kalian" bantin Andres kemudian menyeruput minuman soda miliknya.
*****
Oke. tarik nafas dulu, Jangan lupa buang!
Gimana part ini??
Udah siap sama kehidupan Andres yang sebenernya??
Oke, kita lanjut nanti ya....
See you😘
Koreksi typo🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRESTA
Teen FictionIni adalah cerita seorang cowok periang, aktif dan memiliki segudang bakat akademik maupun non-akademik. ANDRESTA ADZRIEL REIVANSYAH itulah namanya. Andres merupakan seorang vokalis band sekolah bernama D'jazz Band yang namanya cukup populer dikalan...