Part 1

518 11 4
                                    

Setelan kemeja berwarna biru tua sudah melekat di tubuh Jonathan, pria itu membuka gorden yang menjadi penghalang sinar matahari untuk masuk.

Cahaya matahari perlahan memenuhi ruangan dengan sinar cerahnya. "Bangun sayang" Jonathan mengusap pelan rambut Ellea yang masih bergelung manja dengan selimut hangatnya. Gadis itu hanya melenguh enggan membuka mata.

"Kau tidak kuliah hm?" Tanya Jonathan. Karena Ellea seperti tidak ada niatan untuk bangun.

Dengan senyum hangatnya, Jonathan memandangi wajah cantik di depannya. Mungkin tanpa disadari, hal ini sudah menjadi salah satu kegiatan favoritnya.

"Mmmhh" Mata yang asik terpejam itu kini dipaksa terbuka. "Kau sudah rapi?" Tanyanya, dibalas dengan anggukan kepala sang pria.

"Bangun dan mandilah, aku akan siapkan sarapan." Ucap Jonathan lembut, ia bangkit namun Ellea dengan cepat menarik tangan Jonathan hingga pria itu tersentak dan menabrak tubuh Ellea. Segera Ellea memeluk tubuh Jonathan yang saat ini berada di atasnya. "Hey apa maksudmu?"

"Tidak ada, aku hanya ingin peluk." Ucap Ellea dengan suara pelan karena wajahnya berada di depan dada Jonathan.

"Daddy berhenti bergerak!" Geram Ellea kala Jonathan terus saja bergerak dalam pelukannya.

"Ini tidak nyaman sayang, lihatlah tanganku berada di atas kepalamu dan satu kakiku berada di lantai. Tapi kau memelukku seperti lem." Jelas Jonathan.

Ellea merenggangkan pelukannya guna melihat posisi Jonathan. 'Benar saja, ini pasti tidak nyaman' batinnya kala melihat posisi Jonathan.

"Lepas dulu, kita bisa mencari posisi yang nyaman untuk pelukan." Dengan setengah hati Ellea melepas pelukannya. Jonathan berdiri di samping ranjang.

"Aku tidak akan kemana mana." Jonathan berucap lagi, kala jari jari cantik Ellea memegang ujung jasnya.

Ellea duduk dan membuat selimut itu jatuh kepangkuan nya, sehingga tubuh polos bagian atasnya terlihat.

Wajah cantik khas bangun tidur itu membuat Jonathan enggan mengalihkan pandangannya dari sosok manja yang sudah hampir dua tahun itu menemani hidupnya. Rambut yang sedikit acak acakan, wajah polos tanpa riasan dan bibir pink alami tanpa pewarna.

"Aku minta peluk, bukan hanya tatap tatapan tidak jelas seperti ini." Gerutu Ellea membuat Jonathan tertawa renyah, ia duduk di sisi ranjang dan menarik Ellea ke dalam pelukannya.

Ellea membalas pelukan Jonathan, menghirup aroma parfum yang menempel pada tubuh pria itu. "Harum sekali." Gumamnya.

"Hm dan kau masih bau." Goda Jonathan.

Sontak Ellea melepas pelukan Jonathan dan menatapnya tajam.

Jonathan tertawa dan kembali menarik Ellea dalam pelukannya, "aku hanya becanda, kau sensitif sekali."

"Apa milikmu masih sakit?" Ellea menggeleng.

"Hanya masih malas"

Jonathan melepas pelukan guna mengecup bibir Ellea sebentar, "mandi dan aku akan siapkan sarapan." Ucapnya menatap mata Ellea.

"Ok sayang.." Lanjutnya seakan menyemangati Ellea yang masih malas bangun, Jonathan menggesekkan ujung hidungnya pada ujung hidung Ellea. Lalu pria itu keluar dari kamar.

Pandangan Ellea sama sekali tidak teralihkan dari punggung tegap yang baru saja menutup pintu kamarnya. Ia segera bergegas untuk ke kamar mandi. Berjalan dengan tubuh polosnya.

Ya, setelah Jonathan mengangkat telpon dari istrinya semalam. Mereka masak bersama untuk makan malam. Nonton film, cerita cerita dan melakukan adegan dewasa hingga larut malam.

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang