Part 3

375 5 0
                                    

Hari sudah mulai gelap, para mahasiswa berhamburan menuju parkiran kampus, bukan untuk mengambil kendaraan mereka lalu pulang. Melainkan untuk menyaksikan dua mahasiswi yang sedang membuat kegaduhan.

"Lepaskan! Kau gila!"

"Kau yang gila!"

"Kurang ajar!"

"Sialan!"

"Dasar gadis murahan!"

"Kau yang murahan, dasar Jalang!"

Berbagai macam umpatan keluar dari kedua mulut gadis yang masih asik memegangi rambut lawan satu sama lain. Mahasiswa yang lain menyoraki mereka berdua, membuat keadaan semakin kacau.

"Berhenti!" Andreas berteriak. Sontak kedua gadis tadi berhenti saling jambak.

"Kalian tidak malu apa dilihat banyak orang?" Tanya Andreas dengan suara keras.

"Dia yang mulai" Kata Rere, salah satu dari dua gadis tadi. Yang satunya tentu saja Ellea.

"Sialan, kau yang mulai!" Umpat Ellea tidak terima dituduh sebagai orang yang memulai perkelahian.

"Kau"

"Kau"

"STOP!!" Andreas mendekati Ellea, "katakan padaku ada apa sebenarnya?" Lanjutnya bertanya dengan lembut pada Ellea.

"Andreas dia yang-"

"Aku bertanya pada Ellea" Andreas memotong ucapan Rere hingga membuatnya kesal.

Ellea menatap Andreas dengan kabut amarah yang belum redam, "kau!" Tunjuk Ellea pada wajah Andreas. "Berhenti mendekatiku dan terima cinta-" Ellea beralih menatap Rere. "gadis gila itu!"

"Bisa bisanya menuduhku menyukai pria itu, sedangkan priaku sendiri lebih dari segalanya." Kesal Ellea.

Ia langsung meninggalkan area parkir, tidak peduli Andreas memanggilnya berulang kali.

Ellea kesal bukan main, saat ia keluar dari kelas dan hendak pulang. Tidak ada angin tidak ada hujan, Rere datang menariknya menuju parkiran dan mendorongnya hingga jatuh.

Rere menuduh Ellea menggoda Andreas dan mengatainya murahan, padahal Ellea sama sekali tidak tertarik dengan Andreas. Kalaupun ia bersama Andreas itu karena Andreas yang menemuinya.

Rere hendak menampar Ellea namun sebelum telapak tangan Rere mendarat pada pipi Ellea, Ellea lebih dulu menahannya dengan memegang pergelangan tangan Rere.
Rere yang marah sontak menjambak rambut Ellea dan Ellea berusaha membalasnya hingga terjadilah jambak menjambak kedua gadis itu.

Kini Ellea duduk kursi menunggu pesanan makanannya, tenaganya terkuras habis karena gadis gila itu.

"Aku rindu" Ucapnya pada seseorang di balik telepon.

"..."

"Tapi aku rindu sekarang"

"... "

"Berhenti tertawa, ini sama sekali tidak lucu"

"Nona Ellea, pesanan anda" Panggil pelayan.

Ellea mematikan telepon sepihak, ia mengambil pesanan makanannya dan kembali menaiki taksi yang tadi menunggunya.

.

Setelah memakan waktu hampir 4 jam, rapat kerja sama Jonathan dan perusahaan lain akhirnya selesai juga. Namun setelahnya ia langsung kembali ke kantor untuk mengambil berkas yang akan ia selesaikan nanti di rumah. Tubuhnya sudah terasa remuk, ia ingin segera mandi untuk menyegarkan diri.

Kantor sudah sepi karena memang para karyawan sudah pulang, hanya ada beberapa yang masih tinggal karena lembur.

Jonathan duduk sebentar di kursinya, ia sudah menata berkas berkas yang akan dibawanya pulang. Ia memejamkan matanya perlahan, menikmati hembusan angin yang keluar masuk melewati hidungnya.

BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang