Tidak ada siapapun disini, hanya ada dirinya. Jonathan juga belum pulang, dari kabar terakhir yang ia terima kemungkinan besok Jonathan baru pulang.
Ellea kembali memandang lututnya yang kemarin terluka kini sudah terlapisi plester, 'siapa yang menempelkan nya? Apa aku sendiri? Tapi seingatku kemarin belum. Apa karena sangking lelahnya aku jadi tidak sadar sudah menempel plester? Berarti semalam hanya mimpi?' Batin Ellea bertanya tanya.
Karena setelah pertengkaran di parkiran kampus, Ellea langsung kembali ke apartemen nya dan mengurung diri di kamar dan tidur.
'Ah masa bodoh dengan plester' Ellea berusaha acuh. Ia bangun dan mulai bersiap pergi ke kampus.
Siang ini Ellea sebenernya tidak ada jadwal kuliah, tapi di kampusnya akan kedatangan salah satu donatur universitas, karena Ellea adalah salah satu dari penerima beasiswa jadi mau tidak mau ia harus datang. Ya sebagai ucapan terimakasih secara tidak langsung.
Ellea lebih dulu menerima beasiswa itu sebelum ia mendapatkan banyak uang dari Jonathan. Lagi pula Jonathan tidak pernah bertanya mengenai kuliah Ellea. Mereka bersama tapi hidup masing masing, karena dari awal memang itu kesepakatan mereka.
Sesampainya di kampus Ellea segera duduk di ruangan bersama teman temannya, banyak sekali yang datang. Ellea kira hanya penerima beasiswa saja, tapi ternyata hampir semua mahasiswa di kampus ini.
Bahkan panitia harus menyiapkan kursi tambahan bagi mahasiswa yang tidak dapat tempat duduk. Ellea sempat heran, orang seperti apa sampai mereka segini hebohnya.
Dari pintu masuk Ellea melihat Rere dan Andreas, mereka berjalan bersama. Tapi tunggu, tangan Rere melingkar pada tangan Andreas. Apa ini? Apa mereka pacaran? Bagaimana bisa? Andreas bilang dia tidak suka Rere, dasar laki laki.
Berbagai pertanyaan muncul di pikiran Ellea. Rere sengaja duduk tepat di samping Ellea dengan Andreas yang duduk di samping Rere.
"Dasar tidak tahu malu!" Ucap Rere.
Ellea acuh dan lebih memilih mendengarkan dosen yang menyampaikan sambutannya di atas podium.
"Hey sialan"
"... "
"Aku berbicara padamu gadis yang tidak diinginkan orang tuanya." Ucap Rere sumbang yang langsung disambut tatapan tajam dari Ellea.
"Apa maksudmu?" Tanya Ellea masih dengan nada tenang.
"Tidak ada, ku rasa orang tuamu telah melakukan sesuatu yang benar." Jawab Rere, ia membalas tatapan Ellea dengan senyum mengejek. "Mereka memang harus meninggalkan orang yang tidak berguna, agar tidak merusak hidup mereka." Lanjutnya sembari memeluk lengan Andreas.
"Apa sebenarnya yang kau bicarakan?" Hati Ellea mendadak sesak namun ia mencoba tegar, ia tahu kemana arah pembicaraan Rere, tapi dari mana gadis gila itu tahu tentang orang tuanya? Tidak ada yang tahu tentang orang tua Ellea kecuali Jonathan dan..
Kurang ajar! Rere pasti tahu dari dosen yang mengatur tentang data penerima beasiswa.
Beberapa hari yang lalu ia dipanggil ke ruang dosen guna mengisi data mahasiswa yang menerima beasiswa, dosen itu juga bertanya mengenai keluarga Ellea. Ellea sempat ragu untuk menjawabnya, tapi dosen itu menegaskan jika semua itu berpengaruh pada beasiswa Ellea.
"Kau tidak bodoh untuk tidak mengerti apa maksudku Ellea." Rere tertawa congkak, "dan aku ingin memberitahu mu. Jika mulai saat ini Andreas menjadi kekasihku, jadi berhenti menjadi wanita murahan."
Mata Ellea beralih pada Andreas, pria itu hanya diam. Tidak ada bantahan sama sekali yang keluar dari mulutnya. Jadi itu benar.
'Jadi ini benar, mengapa tiba tiba? Apa Andreas sudah tidur dengan Rere? Jadinya dia tidak bisa berkutik.' batin Ellea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound
NouvellesDia satu satunya orang yang ada untukku disaat semua orang menghindar. Dia memberiku kenyamanan, dia membuatku merasa dibutuhkan. Kepeduliannya membuatku terbuai, namun sebenarnya diantara kita tidak boleh ada kata cinta. -Ellea Margareth Melihatny...