Perasaan sepi selalu menghantui Jaceline setiap malam, maka dari itu ia lebih memilih untuk tetap berada di luar rumah saat malam. Ia takut dirinya akan menggila jika tetap tinggal di rumah.
Biasanya ia pergi ke studio musik ataupun bar, tapi sekarang ia lebih memilih untuk pergi ke minimarket yang ada di dekat rumah. Ia membeli dua cup ramen, satu kaleng air mineral dan bir kaleng untuk kemudian dinikmati di tempat yang sudah disediakan.
Sambil menunggu ramennya matang, Jaceline membalas pesan masuk dari tunangan brondongnya itu.
*
Jammarion Davish.🤍Ayanggg
You dimana?
Aku ke rumah cuma ada jangkrikKatanya tadi kamu mau pergi????
Lah kan emanggg
Pergi ke rumah kamu😭😭Bloon bgt anjir😭
Ya ngomong kek, aku mana pahammYh mff ay
Share locationDi alfa midi tempat kamu ngamen bulan lalu
Oke meluncur
Banyak orang gak?Orang normal mana yang keluar jam 1 malem?
Iya sih
Padahal kalo rame aku mau ngamen lagiNgeramen aja lah kita beb
Beliin sosiiiiss
Iyaaaa
Terimakasiiiih ayyy
*
Jaceline menghela nafas pelan. Keberadaan Jammarion di hidupnya itu setidaknya membuat rasa sepi yang sering ia rasakan sedikit pudar. Memang tidak sepenuhnya, tapi cukup mengobati.
Ia jadi ingat tentang bagaimana cara mereka berdua sampai sejauh ini. Yang pasti awalnya bukanlah sesuatu yang baik, sebab Jammarion adalah anak tunggal yang sama kerasnya dengan Jaceline.
Dulu mereka bertemu saat di bangku kuliah, keduanya sama-sama dari fakultas ilmu seni musik. Jaceline yang memang sedari dulu genre musiknya itu adalah rock alternative ataupun musik-musik keras itu jelas sangat berbeda dengan Jammarion yang berorientasi pada Jazz dan musik-musik tenang.
Mereka seringkali bertemu di acara festival musik campuran dan benang permusuhan pun dimulai dari sana. Mereka saling sikut untuk mendapatkan tempat pertama. Jammarion mana mau mengalah, Jaceline pun sama.
Meskipun Jaceline lebih tua dua tahun dibandingkan Jammarion, lelaki satu itu tidak pernah sekalipun memberi rasa segan dan hormatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
brothers out of nowhere.
FanfictionAnn Jaceline di umur 25 itu bagaikan sudah jatuhㅡtertimpa tangga pula. Kematian sang Ayah tidak hanya meninggalkan duka untuknya, namun juga meninggalkan fakta bahwa selama ini laki-laki yang ia hormati itu memiliki keluarga lain dan ia terpaksa un...