Jake membawa semua bahan-bahan prakaryanya ke dalam kamar dengan perasaan sedih. Ia padahal ingin mengerjakan tugas ditemani kakak-kakaknya sambil bercerita banyak hal.
Tapi nampaknya itu merepotkan mereka, ya?
Mau tidak mau ia pun mengerjakannya seorang diri sampai-sampai dirinya tertidur diantara potongan karton dan styrofoam yang berserakan karena kelelahan mengerjakan tugas sambil menangis.
Ia memang jadi lebih sensitif setelah kepergian sang Papa.
Karena asal kalian tau, sejak kecil Jake memang sangat dimanjakan ketimbang si kembar yang seringkali di didik lebih keras. Dirinya tidak pernah dibiarkan melakukan apapun seorang diri, apa-apanya harus ada Jean atupun Jericho yang terlibat.
Cklek
Pintu kamar Jake yang semula tertutup rapat itu kini terbuka menampilkan Jaceline yang baru pulang dari studionya. Kakak tiri perempuan Jake itu melangkah masuk dan duduk di samping Jake yang tertidur di lantai.
"Jake habis nangis ya?" Lirihnya, ia pun mengusap pelan rambut anak itu.
Jaceline lantas merapihkan potongan-potongan karton yang berserakan itu dan ia ingin sekali mengangkat Jake ke atas tempat tidur tapi ya jelas saja tidak bisa, yang ada ia yang terbanting duluan.
"Jean sama Jericho pada kemana lagi?"
Baru saja ingin menelpon dua adiknya yang lain, Jake sudah lebih dulu bangun.
"Sissy Ann udah pulang?"
"Baru aja sissy mau nelpon Jean buat pindahin kamu ke tempat tidur, eh udah bangun."
Jake hanya tersenyum lalu ia mengucek matanya yang sembab itu sebelum bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk.
"Ini belum selesai?"
"Belum, aku ketiduran."
"Mau dibantu gak?"
"Gak usah sissy, aku bisa sendiri."
Jake lantas kembali mengerjakan tugasnya dengan fokus, ia memang serius tentang dirinya yang bisa mengerjakan sendiri.
"Jakeu, kamu itu emang biasa apa-apanya ditemenin ya?"
"Hmm..."
Jaceline saat ini sedang tahap perkenalan dengan mereka, kan? Maka dari itu ia pun jadi lebih mengamati tingkah mereka satu persatu.
Jean itu tegas, mungkin dulu Papanya selalu menekannya sebagai anak pertama untuk menjaga adik-adiknya dan diharapkan bisa lebih dewasa ketimbang mereka.
Jericho? Ia anak yang cukup terus terang dalam mengutarakan perasaannya dan posisinya sebagai anak tengah mungkin banyak membuatnya merasa dirinya harus mengalahㅡhal itu juga berpengaruh pada emosinya yang mudah sekali tersulut.
Jake si anak bungsu. Apa lagi? Ia di didik dengan penuh kelembutan, seolah dunia akan selalu baik padanya. Ia akan selalu punya Jean ataupun Jericho sebagai penjaga ataupun pelindungnya seperti yang Mama dan Papa mereka minta.
Maka dari itu saat ini Jake mungkin kaget atas respon kakak-kakaknya yang menolak permintaannya.
"Kamu udah makan belum?"
"Aku pusing ngerjain ini jadi perutnya juga ikut kenyang.."
"Yee emang ada hubungannya apa??" Jaceline tertawa kecil lalu ia pun ikut membantu adik bungsunya itu untuk menempelkan origami ke atas styrofoam.
"Lusa kamu olimpiade kan?"
"Iya, Sissy nanti datang gak?"
"Diusahain ya, takutnya ada jadwal mendadak."
Jake mengangguk, ia kembali fokus mengerjakan tugasnya sambil sesekali menguap. Masih mengantuk rupanya.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu itu membuat Jaceline dan Jake menoleh dan bisa mereka lihat di ambang pintu sana ada Jammarion yang nyengir sambil membawa dua tentengan berisi makanan.
"Lahh ngapain? Katanya mau pergi main sama Aming?"
"Gak jadi ah, dia ngajaknya ke HW. Laknat banget aku males ay." Jammarion melangkahkan kakinya mendekati kakak beradik itu lalu berkata, "Rajin bener lu dek ngerjain tugas beginian, mending juga ngejoki ke orang."
Jake mendelik sebal, "Emangnya aku abang apaa?!"
"Udahan dulu nugasnya, makan dulu makan." Jammarion iseng sekali mengangkat tubuh Jake agar bergeser dan ia duduk di dekat Jaceline.
"Abang-abang iseng!" Hardik Jake.
Jaceline yang sudah selesai membuka bungkusan makanan yang Jammarion bawa itu lantas meletakkannya ke hadapan Jammarion dan Jake, lalu side dish-nya ia simpan di tengah mereka.
Perihal tugas Jake, itu sudah disingkirkan oleh Jammarion sewaktu Jaceline menata makanan mereka.
"Ini pemaksaan bangett! Tugas aku belum selesai tau.."
"Ntar dibantuin." Jammarion dengan santainya menyuapi Jake sampai mulut anak itu penuh.
Jaceline cukup tau kalau Jammarion itu memang menginginkan seorang adik, makanya disaat ia tau bahwa Jaceline punya adik terlebih yang paling kecil bentukannya seperti bola ubi seperti Jakeㅡia berkata pada Jaceline kalau dirinya akan sering-sering mengisengi adiknya itu.
Agak lain memang.
"Selamat makannnn!" Seru Jammarion.
Mereka pun makan sambil bercerita banyak hal, yang paling vokal adalah Jammarion dan Jake sementara Jaceline lebih banyak menyimak.
***
Jean mengusap wajahnya kasar, ia menatap ke arah kembarannya yang sedang berjongkok memegangi kepalanya frustasi.
Kelihatan sekali bila Jericho sedang mati-matian menahan amarahnya yang hendak meledak.
"Jer, udah kali ya?"
"Gak bisa gitu yan! Ini anjing banget, gimana bisa pelakunya itu keluarga dari orang terdekat Ann?!"
***
BROTHERS OUT OF NOWHERE
9 April 2023
14:20
***
KAMU SEDANG MEMBACA
brothers out of nowhere.
FanfictionAnn Jaceline di umur 25 itu bagaikan sudah jatuhㅡtertimpa tangga pula. Kematian sang Ayah tidak hanya meninggalkan duka untuknya, namun juga meninggalkan fakta bahwa selama ini laki-laki yang ia hormati itu memiliki keluarga lain dan ia terpaksa un...