Saking sibuknya keadaan karena insiden penembakan Jean, orang-orang seisi rumah bahkan sampai melupakan perihal olimpiade yang Jake ikuti. Anak itu juga total bungkam dan tidak membahasnya sedikitpun.
Sampai satu minggu kemudian Jaceline mendapati sebuah piala ada di atas meja belajar anak itu disaat ia hendak menyimpan snack mingguan ke dalam kamar adik-adiknya.
"Ya Tuhan gimana bisa gua lupa? Padahal Jake minta buat gua dateng..." Jaceline merutuki dirinya sendiri.
Padahal baru saja perasaan kecewa karena ia tidak memperhatikan Papanya sedikit demi sedikit menghilang, kini ia malah dihadapi pada kenyataan bahwa ia lagi-lagi lalai memperhatikan orang sekitarnya.
Pintu kamar Jake terbuka dan menampilkan si pemilik yang baru pulang sekolah.
"Sissy ngapain?" Tanya anak itu, "Oh, snackk?? Thankyou sissy." Jake tercengir dan Jaceline hanya menatapnya.
"Sissy kenapa?"
"Sorry, kayanya sissy gagal ya jadi kakak?"
"Eh?"
"Sissy lupa soal olimpiade kamu, Jake."
Jake malah tertawa, "Bener kata Ian, sissy lagi mellow banget yaa."
"Kok gituu?"
"Kemana jiwa kapten bajak lautnya sissy itu pergi??" Ledek Jake dengan cengirannya.
"Jakee?? Kamu kok mulai menyerupai mahkluk bernama Jericho itu sih?"
Jericho yang kebetulan lewat depan kamar Jake itu menoleh, "Woi apa maksudnya itu mahkluk bernama Jericho???!"
"Diem. Lo itu gak diajak!" Ketus Jaceline, dan Jericho memasang wajah menyebalkan lalu berlalu begitu saja.
"Jake. Gini deh, sebagai gantinya kamu mau apa? kamu udah keren banget bisa dapetin juara 1 meskipun kondisinya waktu itu lagi kacau banget."
"Nooo, sissy. Abang waktu itu datang dan kasih aku support, dan menurut aku itu udah cukup kok."
Jaceline tertegun mendengarnya. Abang yang Jake maksud itu adalah Jammarion. Lelaki itu bahkan tidak mengatakan hal apapun padanya, tapi tau-tau hadir dalam hari penting adiknya yang ia lupakan.
"Jadi bales chatnya Abang aja ya? Dia bilang katanya sissy cuek banget, jarang bales chat. Sama satu lagi! Temuin abang."
Benar. Setelah mendengar banyak hal dari Jean dan menelusuri satu demi persatu kejanggalan yang ada, Jaceline memilih untuk sedikit memberi jarak pada Jammarion. Ia seringkali tidak membalas pesannya atau bahkan menolak ajakan kencan.
"Yang lain aja gimana?"
Jake menggelengkan kepalanya, "Itu aja."
Haruskah Jaceline menurutinya? Tapi tatapan yang Jake berikan itu sangat bersungguh-sungguh. Ah, sejak kapan pula Jake menjadi berada di kubu Jammarion?!!
"Oke."
"Sissy jangan bohong yaa!"
"Hiss, iya gabakall. Udah ya sissy mau ngasih snack ke Jean dulu, kamu jangan lupa ganti baju sama bersih-bersih terus makan. Sissy masakin makanan yang kamu request semalem."
Sepertinya Jaceline tidak sadar dirinya sekarang ini jauh berbeda dengan Jaceline yang dulu. Sebab ia yang dulu mana mau repot-repot membelikan atau bahkan memasak makanan untuk orang lain, memasak mie instan untuk dirinya sendiri saja sudah syukur.
"Ay ay captainn!" Balas Jake.
Jaceline mengusak gemas rambut adik bungsunya itu lalu keluar dari kamarnya dan beralih ke kamar Jean. Sebelum masuk, ia mengetuknya terlebih dahulu dan tidak lama kemudian dibuka oleh Jean yang nampaknya sedang mengerjakan tugasnya, karena anak itu sekarang memakai kacamata dan juga di tangannya membawa pensil.
KAMU SEDANG MEMBACA
brothers out of nowhere.
FanfictionAnn Jaceline di umur 25 itu bagaikan sudah jatuhㅡtertimpa tangga pula. Kematian sang Ayah tidak hanya meninggalkan duka untuknya, namun juga meninggalkan fakta bahwa selama ini laki-laki yang ia hormati itu memiliki keluarga lain dan ia terpaksa un...