"Jer urgent jer, tolong ambilin laptop gua dong di kamar."
Jericho melongo keheranan. Kembarannya itu sinting kah? Kenapa sewaktu keluar dari recovery room dia langsung meminta laptopnya?
"Tugas gua deadlinenya besok Jer..."
"Lo abis ketembak ya Jeaaaan, kenapa sempet-sempetnya mikirin tugas??"
"Gua bakal mati kalo kalo gak ngumpulin."
"Lo bakal mati kalo itu peluru nyasar ke kepala lo anjengg."
Si kembar itu malah adu mulut sementara Jake yang ada di tengah-tengah mereka hanya diam sambil menggigiti sedotan susu kotaknya, anak itu acuh saja pada pertengkaran kakak kembarnya karena sudah biasa.
"Jer pleasee, ini cuma tangan gua doang yang kena tembak. Otak sama badan gua yang lain masih berfungsi dengan normal..." Jean memohon, karena ia tau betul dosen yang memberinya tugas itu bukan seorang malaikat baik hati yang mau tau kondisi mahasiswanya.
Sekalipun mahasiswanya jatuh dari tebing juga sepertinya ia akan tetap menagih tugas tersebut.
"Emang masih banyak?"
"Dikit lagi sumpah."
Jericho mendengus keras. Emang deh Jean si mahasiswa arsitektur ini menjunjung tinggi tugas dulu baru nyawa.
"Ada apa sih? Kenapa belum ke ruang inap juga?" Jaceline datang bersama Jammarion itu heran karena melihat ketiga anak bebek bukannya pergi ke ruang inap malah berkumpul di depan recovery room.
Jake menjawab, "Ian belom ngerjain tugasnya Sissy, terus minta Eric bawain laptopnya."
"Sini gua minta nomor dosen lo."
Mampus.
Jericho rasanya puas sekali melihat wajah pucat Jean. Ia baru ingat sekarang punya kakak modelan Ann Jaceline.
*
Jean, Jericho, dan Jake sukses menganga disaat mendengar kabar bahwa Jaceline betulan menggulingkan babi mati di halaman rumah Frans dari Nenek mereka yang datang-datang mengomel itu.
"Wah gila emang..." Desis Jericho.
"Dan kalian!" Nenek tua itu kelihatannya marah sekali, ia hendak memulai kembali sesi omelannya.
"Mereka kenapa?" Sahut Jaceline yang baru saja memasuki ruang inap Jean.
Gadis itu memasang wajah datar dan ketara sekali bahwa ia tidak suka terhadap keberadaan Neneknya.
"Jaceline. Kamu ini dari dulu memang tidak tau adab ya?"
"Ya ajaran Nenek sih."
Jericho berani sumpah dia sesak nafas menahan tawanya disaat melihat raut wajah Nenek yang kelihatan hendak meledakan emosinya.
"Lagian Nenek juga ngapain sih disini? Mau ngomelin adik-adik aku lagi? Emang gak puas ya udah bebasin anak gatau dirinya itu setelah nembak adik aku?" Jaceline kini berdiri di hadapan sang Nenek dan ia pun mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya, "Dan ini bills hadiah babi yang aku kasih ke Frans, tolong bayarin ya Nek."
"Kㅡ
"Oh ya gapapa sih kalau gamau, tinggal aku sebar aja berita Nenek yang udah nyuap pihak kepolisian buat bebasin Frans."
Nenek selalu kehabisan kata-kata bila berhadapan dengan Jaceline. Sungguh. Alhasil ia kini mengambil bills yang disodorkan Jaceline yang gilanya total tagihannya adalah sebesar 25 Juta rupiah.
KAMU SEDANG MEMBACA
brothers out of nowhere.
FanfictionAnn Jaceline di umur 25 itu bagaikan sudah jatuhㅡtertimpa tangga pula. Kematian sang Ayah tidak hanya meninggalkan duka untuknya, namun juga meninggalkan fakta bahwa selama ini laki-laki yang ia hormati itu memiliki keluarga lain dan ia terpaksa un...